H

8 3 2
                                    

Masih telfonan ya?

Glen bisa kerumah Nana?" Tanya Nana mengabaikan emosinya tadi

"Kapan? Sekarang?" Balik tanya

"Ngga Glen, kemarin." Jawab Nana

"Oh, kemarin" dengan enteng Glen menyahut

Nana benar benar geram. Kecil kemungkinan ia bisa menahan emosi ketika berbicara dengan Glen, ia setengah mati menahan amarah. Shit

Tenang Nana, tarik nafas, sabar Nana cantik, ini ujian..


"Nana? Nana masih hidup kan?" Tanya Glen menirukan Nana

"Mati." pun Nana menirukan ucapan Glen

"Ha?" Yah sama lagi

"Kalo Nana kelamaan ngobrol sama Glen. Nana bisa mati. Bye!"

Eh endingnya beda ternyata. Poor Glen.

Tut tuttt. Sambungan terputus

Ngambek si Nana. Kekeh Glen

Satu jam kemudian..

From: Glendotan
Na, lo nggak ngga ada niatan bukain gue pintu?

From: Lunakutin
Maksudnya?

From: Glendotan
Gue didepan, buruan keluar.

Read.

Nana keluar..

"Ngapain Glen kesini? Ngga tau apa Nana masih ngambek." Ketus Nana

"Yaudah gue pulang" jawab Glen

"GLEN FERDINANNNN! Kapan sih Glen mau ngalah!" Ucap Nana semakin kesal. Menghentakan kaki, bahkan hampir terpleset

"Lha ini gue ngalah. Katanya lo lagi ngambek, yaudah mending gue balik. Salah?"

"Iyasih. iiiih tapi kan Nana maunya Glen disini nemenin Nana, Nana takut dirumah sendirian. Caca lagi pergi sama kakaknya, jadi ngga bisa nemenin Nana" oceh Nana

"Tadi yang nyuruh gue balik siapa ya?" Pancing Glen, entah kenapa ia senang melihat Nana yang mengomel seperti sekarang ini.

"Nana bercanda Glen, Nana berharapnya kan Glen bujuk Nana biar Nana ngga ngambek lagi"

"Ciye berharap ya sama abang Glen?" Usil Glen sambil menaik turunkan alisnya

"Apaansih Glen, ngga jelas banget. Yaudah ayo masuk." Ucap Nana ketus.

"Gendooong.." ucap Glen dengan nada yaaaaa, menjijikan

"Najis." Jawab Nana dan memilih masuk rumah, mengabaikan makhluk aneh yang entah dimana ia menemukannya. Dekil

Bukannya marah atau apa, Glen malah cekikikan dan membuntuti Nana.

Ting!

P: Na, lusa Papa mau bawa Nana ke cafe yang papa bilang

N: Siap pa:)

Setelah membalas pesan dari sang ayah, Nana duduk disofa, ditemani Glen.

"Siapa Na?" Tanya Glen memandang Nana yang sedang mengetikkan sesuatu. Entah apa itu

"Ini papa sms, katanya mau ngajak Nana ke cafe yang papa bilang kemarin" pekik Nana kelewat senang

"Lo masih pake sms? Bokap lo kan konglomerat, masa iya ngga punya id sosmed?" Tanya Glen bingung, karena menurutnya menggunakan sms adalah sesuatu yang sudah ngga jaman. Lebih tepatnya, kuno.

"Punya sih. Tapi Nana pingin siaga aja, kalo wa kan bisa aja Nana lagi off atau ngga ada kuota. Kalo sms kan stand by 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Siapa tau ada kabar penting jadi ngga buang buang waktu. Hehe"

Glen tercengang, ia tak menyangka gadis yang terkesan manja ini bisa berfikir jauh kedepan. Bukan selangkah malah, tapi beberapa langkah jauh kedepan. Salut. Jadi sayang, eh.




"Glen terpesona ya sama ucapan Nana? Hm?" Goda Nana, menaik tutunkan alis.

"Serah lu Na." "Oh ya btw, tadi lo bilang cafe-cafe gitu, gue ngga paham. Serius." Ucap Glen yang memang belum tau menau tentang cerita serah terima cafe.

"Nana belum cerita yah ke Glen?" "Eh tapi ngapain juga yah Nana nyeritain ke Glen, nanti yang ada Glen ngutang mulu" ucap Nana dengan nada bercanda.

"Elah. Sombong ya." "Gue dong, udah dibeliin apartment di New York" balas Glen tak mau kalah

Sedangkan Nana hanya bisa mematung mendengar ucapan Glen yang membuat hatinya sedikit mencelos.


"Glen mau ke New York? Ngapain?" Tanya Nana mulai merasa takut

"Gue mau ketemu mas Bruno, mau minta kalung rante nya sebiji. Lumayan kan kalo dijual bisa buat buka kedai es kepal atau seblak. Menurut lo gue cocoknya bisnis es kepal atau seblak Na, apa dua duanya aja? Hm boleh juga" Jawab Glen. Nyleneh

"Glen kan tajir, ngapain minta ke mas Bruno segala. New York kan jauh Glen, nanti Nana sama siapa kalo mama keluar kota?!"

"Lo percaya?" Heran Glen

"Jadi.. Glen ngga beneran ke New York? Glen tetep disini sama Nana?" Tanya Nana antusias

"Kalo yang itusih---Gue serius Na, gue bakalan ke Now York buat nerusin sekolah. Papa udah ngurus semua, tinggal nunggu jadwalnya aja"

"Kenapa Glen ngga pernah cerita?"

"Yaa gue pikir kan karena keberangkatan gue masih lama, beda sama jadwal kampus kampus yang ada disini"

Nana masih termenung, ia belum sepenuhnya percaya atas apa yang baru saja ia dengar.


Tak lama kemudian mama Nana datang, dan saat itu juga Glen pamit pulang.
Glen merasa sikap Nana aneh setelah ia menyinggung keberangkatannya ke New York.

Entahlah, pingin ikut mungkin.

Glen!

.


Setelah menyambut mama nya, Nana masuk ke kamar dan membuka ponselnya. Dan mendapati ada chat masuk, ia pikir itu dari orang yang baru saja ke rumahnya. Ternyata..

From: K Aldo
Na, besok jogging yuk. Gue jemput

From: Luna
Ok.

Buset dah, panjang amat tu balesan. Gerutu Aldo

Nana masih belum bisa tidur, ia terus memikirkan Glen.
Apakah Glen akan benar benar meninggalkan nya, apakah ia bisa jauh dari Glen? Apakah..

Ah udahlah, emangnya Nana siapanya Glen. Kan cuma temen, inget Na cuma temen. Batin Nana

.




Belum official lho, Na. Kok udah galau?
-Tbc-

Nothing, Nana My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang