C

22 3 0
                                    

Mama Nana sedang memasak didapur untuk makan malamnya bersama Nana, dan mungkin untuk curut yang sedang didepan rumah juga. Curut berkepala bulat.


"Tante" panggil Glen yang tengah duduk di ruang makan yang letaknya tak jauh dari dapur.

"Monyong lu" kaget mama Nana terkejut akan suara Glen.

Bayangkan saja, disaat jemari dengan kehati-hatian segenap jiwa dan raga menaruh kismis di cupcake untuk dessert makan malam. Menahan nafas, tanpa berkedip.
Tiba-tiba datang makhluk yang sayangnya tampan, namun dengan tidak tau dirinya mengejutkan si tuan rumah. Edan

"Kaget yah tan?" Tanya Glen polos

"Menurut ngana!" Sahut Mama Nana

"Dih, bahasanya" umpat Glen


"Udah ngga pingin ketemu anak tante sayang?" Bukan Mama Nana namanya kalau tidak mengancam.

Glen terhenyak "Eh engga tan.. ini Glen lagi baca wattpad, bahasanya susah banget tan. Serius. Sungguh"

"Ha? Kampret?" Bingung Mama Nana

Kampret? Kapan gue
ngomong kampret? Batin Glen

Ah!

"Wattpad tan, wattpad" Glen tersadar akan ucapan sebelumnya.


"Oh karpet.." ucap Mama Nana yang berhasil membuat Glen menjedotkan kepalanya ke meja makan.

Untung sayang. Sama anaknya. Batin Glen untuk kesekian kalinya.

.


Setelah mengantar putri cantiknya ke depan pintu, papa Nana segera masuk rumah kemudian menghapus air matanya yang ia tahan sedari tadi.
Ia tak dapat memungkiri bahwa dirinya masih mencintai dan menyayangi istri juga anaknya, sangat.

.



Nana melajukan mobilnya di jalan raya yang sedikit lengang, mungkin karena hari sudah petang.

Semesta pun perlu istirahat.


Rumah Nana

"Nana cantik pulaaang" teriak Nana tak menyadari ada sepasang mata yang mengamatinya sambil menahan tawa.


Nana tersentak kaget, dan detik itu juga Glen terbahak bahak. Yah, Glen mah.

"Eh Glen? Udah lama ya?" Tanya Nana menghampiri Glen. Glen tak menjawab malah tawanya tak kunjung berhenti.

"Mamaaaaa Glen rese ni maaaaa" teriak Nana yang mulai kesal.

"Tuh dimeja ada kemoceng, sumpelin aja sayang." Sahut Mama Nana yang entah dimana wujudnya.

"Oke oke sorry" tawa Glenn pun mereda, namun tidak dengan kekesalan Nana

"Bodo, Nana bete sama Glen. Glen pulang aja sana." Usir Nana, namun tidak sepenuh hati.


"Oke gue balik ya" pancing Glen



1


2



"Gleeennnnnn, nakaaaalll. Nana kan bercanda." ujar Nana emosi.

"Masa?" jawab Glen sok polos, dan lagi lagi berhasil membuat Nana emosi tingkat dewa.


"BODO! Hus! Pergi!" Ketus Nana dan memilih pergi kekamar.

Saat Nana membuka pintu dan hendak masuk, tiba tiba Glen nylonong masuk sambil berkata

"Terimakasih bi"

Detik itu juga Nana langsung menjambak rambut cokelat Glen.

Tak bisa dipungkiri, karena darah Itali yang mengalir di tubuh pria itu membuat rambut Glen berwarna hitam kecokelatan, dengan mata cokelat yang membuat siapapun yang ditatapnya hilang kesadaran. Berlebihan ya?

Glen meringis kesakitan dengan wajah merah karena jambakan Nana yang begitu kuat dirambutnya.

"Nana ampun Na, elah gue belum mau gundul. Entar aja pas naik haji gundulnya, lepas dong Na." Pinta Glen

"Sekali lagi manggil Nana bi, Nana bikin gundul semua rambut yang Glen punya. Semuanya" Ancam Nana, sambil melepas jambakannya. Lantas bersidekap. Menatap nyalang. Seram

Reflek. Glen menutup celananya menggunakan tangan, menatap Nana horor. Sambil melotot

"Ternyata bakat ngancam bisa nurun juga ya." Ucap Glen

"Glen ngomong apa barusan? Apanya yang nurun? Hah?! Apa? Ayo ngomong!" Emosi Nana kembali memuncak

"Engga Nana sayang.. Tadi itu Glen ngomong, ternyata cantiknya Tante Mona nurun ke anaknya." Ngeles Glen.

Mona? Siapa Mona?
Mama Nana by the way. Namanya Mona.

"Udah tau Nana mah!" Sombong Nana sambil melenggang masuk kamar, mengibaskan rambut ke wajah si lelaki. Meninggalkan Glen dipintu.

Dibelakang Nana tanpa sepengetahuannya, Glen langsung mengekspresikan wajahnya seolah olah ingin muntah.


"Nana liat lho" ucap Nana yang ternyata melihat aksi Glen melalui cermin meja rias miliknya.
Saat itu juga Glen langsung nyengir dan membuntuti Nana masuk ke kamar.

"Nana mau mandi dulu, bau tau badan Nana gara gara ngadepin Glen!" Ucap Nana tak nyambung

"Apasi, Na. Ngga jelas" sahut Glen acuh

Ia memilih diam dan merebahkan dirinya di ranjang empuk Nana. Kebiasaan



Lain sisi..

Caca yang tak lain adalah sahabat Nana. Sedari tadi ia mencoba menghubungi Nana namun ponsel anak itu tidak aktif, ia benar benar frustasi. Bingung sekali

Bagaimana tidak, saat ini dirinya sedang di dalam kamar lebih tepatnya dikurung oleh kakak tirinya..

.


Kakaknya Caca kenapa?
Entahlah, mau dibawa kemana ni cerita.
-Tbc-

Nothing, Nana My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang