Nana sampai di mansion papa nya.
Seperti biasa, para pelayan menyambutnya hormat.
Nana menanyakan keberadaan papa nya karena tumben sekali papa tak ada disofa seperti biasa.
Kepala pelayan pun mengantarkan Nana ke kamar Tuan Besar nya, Nana berjalan menghampiri sang papa yang sedang terbaring lemah.
Mata Nana berkaca kaca.Nana duduk di tepi ranjang, memandang ayah nya yang semakin menua.
Papa terbangun kemudian tersenyum. Tampan sekali"Papa sakit?" Tanya Nana setelah melihat papa nya berusaha bangun namun kembali ambruk.
"Engga sayang, papa cuma tidur" jawab Roy tak ingin membuat putri cantiknya khawatir
"Papa bohong, kenapa papa ngga angkat telefon Nana. Papa sakit kan? Papa nggak bisa ngambil hp kan? Papa nggak bisa bangun kan?" Cecar Nana
Ayahnya hanya terkekeh pelan lalu menyuruh Nana tidur disampingnya, Nana pun patuh namun dengan raut wajah yang masih kesal.
"Kenapa papa nggak bilang kalo papa sakit? Papa udah ngga anggap Nana sebagai anak? Papa lupa papa masih punya anak?"
"Engga sayang, papa cuma kecapean" ucap Roy sambil membelai punggung Nana yang tengah memeluknya.
"Tuhkan papa bohong lagiiii, kalo gitu Nana telfonin om Anton deh biar papa di periksa"
Om Anton, ayah Glen yang kebetulan seorang dokter sekaligus dokter keluarga Nana. Kebetulan hm?
"Om Anton lagi di luar negeri, sayang. Tapi papa udah telfon temen papa yang dokter kok, katanya papa cuma kelelahan. Itu obatnya" sambung papa Nana
"Syukur deh.. " "mmm.. pa?"ucap Nana
"Hm?" Sahut papa, terlampau lembut. Nana kan jadi tambah sayang.
"Nana udah ngomong ke mama dan mama ngizinin Nana" Jelas Nana
"Ngizinin? Kamu mau nikah muda?" Tanya papa Nana tanpa dosa
"Papa. Nana seriussss" kesal Nana
"Terus pihak lelakinya juga serius?" Pancing papa Nana
"Tau ah. Nana pulang niiih" Nana semakin emosi
"Pintunya ada disana Na" jawab papa Nana sambil menunjuk letak pintu
Astaga, papa!
Nana diam, memandang ayah nya tajam. Namun malah terlihat menggemaskan. Papa gemas
"Papa bercanda sayaaang, sini tidur lagi. Papa rindu" rengek papa
Nana hanya patuh, sedikit menyentak tubuh. Duh
"Papa bercanda Luna Hazelia, anak papa yang paling cantik. Cantik sekaliii"
"Iya iya. Nana tau." ketus Nana. Masih kesel
Roy terkekeh
"Iya sayang, duh gemesnya." "Jadi--Gimana?""Ha? Gimana apanya, pa?" Kan, Nana malah bingung
"Kamu mau mengurus cafe yang papa tawarkan kemarin kan?"
"Ehhh----engga ah pah"
"Lho tadi katanya mama setuju? Dan kamu juga tertarik kan?" Papa Nana mulai bingung
"Eee---engga bisa nolak maksudnyaaaaa" cengir Nana.
Roy pun tersenyum gemas dan mengeratkan pelukannya.
Ia sangat rindu masa masa seperti ini, bergurau bersama putri nya dan... Mona. Eh.
"Mamaaaa..." sapa Nana sambil memeluk mama nya yang sedang memasak
"Eh baru pulang? Mandi sana, bau" ucap Mona
"Mama mah, bukannya nanyain keadaan papa." "Asal mama tau ya, papa sakit. Tadi pas Nana kesana papa lagi menggigil, badannya panas banget" cecar Nana melebih-lebihkan
Mama nya membeku, jadi olav.
Heh?
"Papa sakit? Bukannya papa itu tipe orang yang---ngga gampang sakit ya?" Jawab mama Nana heran
"Masa sih ma? Hafal bener" celetuk Nana dan seketika mendapat toyoran di pipinya
"Dasar, hobi banget bikin orang kesel"
"Mama ngga mau jengukin papa?" Tanya Nana tiba tiba
"Kenapa harus mama?" Mama Nana malah balik bertanya
"Yaudah besok Nana nyuruh mba Jamilah buat jenguk papa deh"
"Mba Jamilah siapa?" Mama Nana bingung
"Itu lho penjual gado-gado samping pos satpam"
"Namanya mba Mila sayaaang, kenapa jadi Jamilah sih?"
"Suka suka Nana lah, cewek cantik mah bebas" ucap Nana semakin ngaco, meninggalkan mama yang entah menyesal atau tidak karena telah melahirkan anak--yah kata Nana--secantik Nana
.
"Glen kesini kekkkkk" teriak Nana, membuat orang disebrang sana menjauhkan ponselnya dari telinga
"Abis makan mercon lu Na? Aish kuping tampan gue." Gerutu Glen, kesal
"Yeee apaansih Glen orang Nana lagi puasa juga"
"What the hell! Lo puasa? Mimpi apa woy?"
"Mimpiin Glen tiap malem" jawab Nana tanpa sadar dan berhasil membuat rasa asing pada diri Glen muncul. Senang? Malu?
Entah rasa apa, Glen sendiri pun tak mengerti.
Kan Glen bodoh.-Nana"Engga deng, bercanda" jawab Nana
Bercanda? Yang mana Na yang lo anggap bercanda?
Yang puasa atau yang mimpiin Glen? Dasar Nana."Glen? Ey?! Glen masih hidup kan?" Tanya Nana polos karena daritadi Glen hanya diam
"Mati Na" jawab Glen tanpa sadar
"Ha?" Nana mulai bingung
"Kalau aku jauh dari kamu" ucap Glen masih belum sadar
"GLEN! Ngomong apasih!" Teriak Nana semakin bingung dengan ucapan sahabatnya itu
Glen terhenyak.
"Ya ampun Na.. bisa ngga sih ngga pake teriak teriak. Kuping nih kuping!"
"Abis Glen ngomongnya ngga jelas, dipanggilin ngga nyaut lagi. Sebel."
.
Kan kan berantem lagi.
Udah ketebak ya? Mainstream ya? Gapapa ya, baca aja ya:")
-Tbc-
Kecup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing, Nana My Everything
Aléatoire"Siapa ya?" "IHHH GLENNNNNNN!" "Hehe. Sayang Nana."