Aku menatap wajah Cezar. Kulitnya mulai kembali ke warna aslinya. Tidak lagi merah, namun perlahan menjadi kuning kecokelatan. Rupanya anggapan tentang vampir berkulit pucat sangat salah, mengingat ketiga vampir yang kutemui sejauh ini sama sekali tidak terlihat seperti mayat berjalan.
Tiba-tiba aku teringat akan Lacross. “Apa kau bisa berubah menjadi serigala?” tanyaku impulsif.
Sementara itu Cezar masih memainkan helaian rambutku. Ia memutar-mutar jemarinya dari ujung rambut sampai pangkalnya, kemudian melepas helai ikalnya untuk diulang lagi. “Serigala?” senyumnya mengembang. “Tidak, hanya Lacross yang bisa.”
“Bagaimana bisa?”
“Malam sebelum jiwanya mati, ia digigit seekor Lýkos.”
“Lýkos?”
“Sebutan untuk serigala yang bisa berubah wujud menjadi manusia. Aku pernah memberitahu tentang ini sebelumnya,” jelasnya. “Mereka bukan werewolf, tapi banyak orang yang sulit untuk membedakannya sehingga membuat ras were dikucilkan dari dunia iblis.”
Menarik. “Kenapa?”
“Lýkos murni binatang—setidaknya di dalam jiwa mereka. Tidak bisa dikendalikan, dijinakkan, apalagi mengikuti aturan dunia iblis. Bagi mereka, yang terkuatlah yang bisa bertahan hidup. Were tidak bisa mengubah manusia, tapi Lýkos bisa karena mereka memiliki lendir serigala yang beracun. Hanya saja keabadian selalu memiliki harga.” Ia berhenti selama beberapa saat. Wajahnya berubah muram. “Dan pertukarannya adalah jiwa yang berubah menjadi insting murni binatang untuk bertahan hidup.”
Sebelum aku sempat bertanya lagi, Cezar kembali melanjutkan, “Sebelum racun Lýkos menyebar sempurna ke dalam tubuh Lacross, pria itu mencoba bunuh diri.” Ia berhenti dan tersenyum saat melihat mataku yang melebar. “Aku mengenal vampir yang menciptakan Lacross. Vampir yang benar-benar tolol karena membangga-banggakan ciptaannya tanpa tahu akibatnya. Sebelum mati di tangan pengadilan karena telah melanggar peraturan mengenai pencampuran darah, ia sempat menceritakan padaku kalau Lacross adalah bangsawan perancis di abad ke 17. Keturunan terakhir bangsawan bergelar Kavanagh. Tidakkah kau menyangka?”
Aku mengernyit. Tentu saja aku tidak pernah menyangka.
Cezar menarik ikatan rambutku hingga membuatnya tergerai tebal dan bebas. “Lacross tidak diterima dimanapun dengan darah campurannya. Sangat berbahaya, tentu saja. Bahkan harga kepalanya bisa membeli sebuah negara.”
“Bagaimana dengan harga kepalamu?”
Cezar menyisir rambutku dengan jemarinya dan kembali memainkannya. Tersenyum, ia berbisik, “Rahasia, sweetheart.”
Aku merengut. “Tapi Lacross diterima di klan-mu.”
“Tentu saja, klan-ku memang berisi kumpulan makhluk yang terbuang dari berbagai ras dan spesies. Di dunia yang kutinggali, sendirian berarti mati. Bahkan vampir yang memiliki sifat alami sebagai penyendiri pun harus ditopang oleh sebuah klan untuk bisa bertahan hidup.”
Aku menggigit bibir bawahku saat mendengar penjelasannya. Dunia-nya rupanya jauh lebih kompleks dari yang kukira. “Benarkah?”
“Ya, kemarilah, sayang, kau membuatku nyaman.”
Mataku langsung menyipit curiga. Aku bersiap untuk melangkah mundur, tapi sebelum aku sempat menolak dan menarik diri, Cezar sudah menangkap pergelangan tanganku. Menariknya hingga tubuhku terjatuh di atas tubuhnya yang keras. Pergelangan tanganku terpenjara di dalam genggamannya.
Cezar menambah tarikan di lenganku, memaksaku mencondongkan tubuhku lebih jauh ke arahnya. Aku tersentak saat mendapati kulit telanjang kencang berotot yang ditutupi bulu halus di dadanya. Dan ketika wajah kami berdua berhadapan, aku terengah, melihat kilat lapar berkelebatan di mata gelap pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Beauty (ON HOLD)
VampiriFarren Faustine tidak akan pernah menyangka hidupnya yang sempurna akan berubah total sejak malam di pesta ulang tahunnya yang ke delapan belas. Tanpa alasan yang ia ketahui, tiba-tiba saja seorang pria masuk ke dalam kehidupannya, untuk kemudiaan m...