Prolog

5.7K 268 14
                                    


Seorang wanita cantik tengah membersihkan kamar anak lelakinya. Walaupun banyak pelayan bekerja di kediamannya, namun wanita itu tetap melakukan pekerjaan itu. Wanita itu sama sekali tidak ingin merepotkan siapapun selagi ia masih bisa melakukannya sendiri. Saat wanita itu melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para pelayan, para pelayan itu merasa tidak enak hati pada majikannya. Dan tak jarang pula sang suami memarahinya karena tetap melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan para pelayan.

Mata wanita itu beralih pada album foto yang berada di meja dekat pintu kamar anak lelakinya. Entah mengapa album foto itu berada dikamar putranya, ia yakin putranyalah yang mengambil album foto itu dari kamarnya. Wanita cantik itupun mengambil album itu dan mulai membuka album foto yang berada ditangannya. Foto dimana  dimulainya kebahagiaan dalam hidup wanita itu. Sesekali ia tersenyum melihat foto yang ada dalam album itu.

Kilasan tentang masalalu yang penuh dengan tangis dan penderitaan mulai terngiang di ingatannya. Tanpa ia sadari air mata lolos dari mata indahnya dan membasahi pipi mulusnya. Teringat akan kesakitan, kepedihan dan keterpurukannya dimasa lalu.

Dimasa lalunya tak ada kebahagiaan yang sesungguhnya dalam kehidupannya saat ia masuk kedalam neraka dunia, tak ada tawa yang menghiasi bibir ranum wanita itu. Namun semua kepedihan dan penderitaannya telah berubah menjadi kebahagiaan.
Karena takdir telah mengubah semuanya.

Mommy.”

Teriakan seorang anak lelaki berusia tuju tahun telah menggema di beberapa penjuru ruangan. Wanita itu menghembuskan nafasnya sembari tersenyum. Putranya selalu berteriak mencarinya setelah pulang sekolah ataupun baru saja meninggalkannya keluar mansion.
Anak lelaki itu masuk kedalam kamarnya dan mendapati bidadarinya berada disana sedang menatapnya dengan senyum cantiknya. Anak itu segera berlari dalam pangkuan ibunya lalu memeluk dan menciumnya.

“Agler Geoffrey Wesley, kau sudah besar sayang. Jangan berteriak seperti itu.” Tutur wanita itu dengan lembut pada putranya dan Agler hanya mengerucutkan bibirnya lucu.

Mom, Agler ingin mendengarkan cerita antara Mommy dan Daddy dahulu saat kalian bertemu.”

Wanita itu menatap putranya dengan ragu. Mana mungkin ia menceritakan masalalunya kepada putranya. Masalalu yang begitu kelam dan penuh dengan tangis, tak ada kebahagiaan dalam hidupnya semenjak ia bertemu dengan ayah dari putranya itu.

“Mengapa kau ingin mendengarkan cerita Mommy dan Daddy?”

“Karena Agler pernah mendengar pelayan membicarakan kisah antara Mommy dan Daddy. Mereka bilang cerita antara Mommy dan Daddy seperti dongeng. Agler ingin mendengarnya Mom.”

Agler menatap ibunya dan tersenyum memperlihatkan deretan gigi susunya. Anak lelaki itu sangat ingin mendengar cerita masalalu antara Mommy dan Daddynya. Ia sangat penasaran dengan cerita itu, karena Agler dapat melihat Daddynya sangat mencintai Mommynya.

“Kau yakin ingin mendengarnya sayang?” Agler mengangguk memberi jawaban pada ibunya.

“Kau harus berjanji pada Mommy. Jika kau mendengarkan cerita ini kau tidak boleh membenci Daddy ataupun meniru perbuatan Daddy yang buruk. Apakah kau mau berjanji Agler?”

Agler mengangkat jari kelingkingnya dihadapan ibunya. Wanita itu tersenyum dan menyambut tangan putranya dan menautkan jari kelingkingnya ke jari mungil milik putranya. Melihat mata putranya yang sangat berharap ingin mendengar cerita darinya, wanita itu akhirnya menceritakan semua kisah hidupnya bersama dengan ayah dari anak lelakinya itu.

“Baiklah Mommy akan menceritakan semua padamu sayang. Apa kau siap?” Agler mengangguk antusias menunggu cerita dari sang ibu.

“Inilah kisah antara Mommy dan Daddy...”

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang