6

498 63 8
                                    

Setengah jam sudah Rave mengelilingi hall itu karena mencari gadis mungil yang bernama Claw. Pria itu tak henti hentinya mengumpat karena tak menemukan Claw. Beberapa pengawalpun juga Rave kerahkan untuk mencari keberadaan Claw.

“Bagaimana? Apakah gadis sialan itu kalian temukan?.”

“Maaf tuan kami tidak menemukannya.” Jawab salah satu pengawal.

“Kemana gadis menyusahkan itu.” Rave berguman.

Apa mungkin salah satu dari musuh musuhku telah menculiknya? Aku rasa begitu.’ Rave tersenyum iblis lalu pergi meninggalkan pesta itu.

Rave memilih untuk pergi kemansion kekasihnya, Lea. Jika Rave ingin pergi menemui kekasinya, ia selalu mengajak Marco tanpa mengajak pengawal pengawalnya. Rave sengaja menyembunyikan semua itu dari semua orang karena ia tak ingin Lea celaka.

“Maaf jika saya lancang, tuan. mengapa kita tak mencari nona Claw saja?.” tanya Marco hati hati.

Rave menatap Marco dingin. “Untuk apa mencarinya? Dia tidaklah penting bagiku. Dan jika benar para musuhku mengincar Claw, itu berarti Lea akan aman karena semua para musuhku mengingginkan kematian orang yang aku cintai dan mereka pasti mengira jika gadis sampah itu adalah kekasihku, orang yang aku cintai.” Rave tersenyum sinis. “Aku akan lebih bahagia jika gadis sialan itu mati dan aku tak perlu mengotori tanganku ini untuk membunuhnya.”

Marco diam. Pria itu tak berani untuk membuka suaranya kembali karena ia sangat mengenal Rave dengan baik. Mereka berdua kini telah sampai dimansion. Rave segera turun dari mobil mewahnya lalu masuk kedalam mansion untuk mencari sang pujaan hati.

“Rave.”

Lea berdiri lalu memeluk kekasihnya dengan erat. “Aku sangat merindukanmu sayang.”

“Aku juga sangat merindukanmu Lea ku sayang.” balas Rave dengan penuh kasih sayang.

Rave mengurai pelukannya. “Gadis yang pernah aku ceritakan padamu waktu itu kini telah menghilang. Aku sangat yakin mereka mengira jika gadis itu adalah kau sayang.”

“Lalu apa selanjutnya yang akan kau lakukan Rave?.”

“Aku akan melacak dimana orang yang menculik gadis itu lalu aku sendiri yang akan membunuhnya.” Rave tersenyum membelai pipi pucat Lea. “Setelah itu kita akan menikah sayang.”

“Aku percayakan semuanya padamu Rave.” Lea tersenyum dan diikuti Rave. “Aku sangat mencintaimu. Aku hanya ingin hidup denganmu Rave.”

“Aku lebih mencintaimu Lea.” Rave mencium kening Lea dengan penuh rasa sayang.

🍃🍃🍃🍃🍃

Seorang gadis dengan balutan gaunnya berada disebuah ruangan kumuh dan sedikit penerangan. Kaki dan tangannya terikat begitu pula dengan mulutnya yang ditutup dengan kain. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Claw. Gadis malang yang selalu menderita dan tak pernah merasakan bahagia.
Bulu mata lentik nan indah itu kini perlahan mulai terbuka. Claw terkejut saat ia tak lagi berada ditempat pesta mewah itu. Claw tersadar jika tangan dan kakinya kini terikat kuat. Yanga gadis itu ingat terakhir kali ia keluar dari toilet dan dengan tiba tiba seseorang membekapnya hingga ia tak sadarkan diri.

Aku ada dimana?.’

Suara decitan pintu membuat Claw terkejut dan menoleh kesumber suara. Disana seorang pria paruh baya berjalan dengan santainya mendekati Claw. Claw ketakutan, gadis itu ingin sekali pergi dari tempat itu namun apalah daya, ia tak bisa pergi maupun teriak meminta tolong karena tangan kakinya diikat dan mulutnya disumpal dengan kain.

Pria paruh baya itu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Claw. “Jadi kau orang yang selama ini Rave sembunyikan.” kata pria paruh baya itu sinis. “Pria itu pasti sangat mencintaimu gadis manis.” Claw menggelengkan kepalanya takut.

“Aku akan membuat pria sombong itu menderita dengan cara membunuhmu.” Pria paruh baya itu tertawa dan diikuti para bodyguard yang ada dibelakangnya.

Claw terkejut mendengar ucapan pria paruh baya itu. Jadi apa yang Rave katakan dipesta itu benar. Musuh Rave akan mengincarnya lalu membunuhnya. Pria paruh baya itu menodongkan pistol kearah Claw dan siap untuk melepaskan pelatuk pistol itu. Kini yang Claw lakukan hanyalah menangis. Gadis itu hanya bisa pasrah dengan apa yang digariskan oleh Yang Kuasa. Claw memejamkan matanya, inikan akhir dari hidupnya?

Beberapa detik kemudian berkali kali suara hantaman Claw dengar. Gadis itu membuka matanya dan melihat anak buah Rave menghajar para musuhnya. Claw melihat saat Rave dengan tak berdosa menembak pria paruh baya tadi tepat diperutnya. Claw hanya dapat memejamkan mata menahan rasa takutnya. Namun tak lama kemudian Claw merasa tangan dan kakinya terlepas dari lilitan tali yang mengikatnya.  Claw membuka matanya dan disaat itu pula ia melihat pria paruh baya tadi mengarahkan pistol pada Rave yang membelakanginya, namun dengan cepat Claw mendorong Rave kesamping dan kini pistol itu mengenai bahunya. Dengan cepat Marco menembak pria paruh baya itu berulang kali agar pria itu mati.

Rave menatap Claw yang sudah tak sadarkan diri lalu berdiri dan pergi keluar dari tempat itu. Dengan segera Marco menghampiri Claw lalu mengangkat tubuh mungil Claw untuk segera mendapatkan pertolongan. Marco sangat tak tega melihat Claw. Gadis itu sudah merelakan nyawanya untuk menyelamatkan Rave namun tuannya itu tak memperdulikan Claw.

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang