10

567 57 7
                                    

Seseorang memeluk Rave dari belakang. Rave terkejut saat mendapat pelukan itu. Begitu pula dengan Jen. Jen terkejut melihat siapa yang telah datang menemui Rave. Jen tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

“Rave.”

Rave mengenal suara itu. Pria itu membalikkan badan lalu menatapnya. “Lea mengapa kau disini?.” tanya Rave bingung.

“Maafkan aku Rave. Aku masuk kedalam mobilmu saat kau berbicara dengan pengawal.” Lea menunduk takut jika Rave akan memarahinya.

Saat Rave mengunjungi mansion dimana Lea tinggal. Lea keluar kamar dengan mengendap endap agar Rave tak mengetahuinya. Saat Rave berbicara pada pengawal mansion, Lea masuk kedalam bagasi mobil Rave hingga wanita itu sampai dimansion Rave.

“Marco, antar Lea ke kamarnya.” perintah Rave. Rave menatap Lea lembut sambil mengusap pipi wanita itu. “Kita bicara nanti, sayang.” Lea mengangguk menyetujuinya lalu wanita itu mengikuti Marco menuju kamarnya.

Rave menutup pintu kamar Claw lalu dengan cepat Jen menghampirinya. Rave tahu jika Jen pasti akan menanyakan tentang Lea. Jen menatap Rave intens, mencoba menjari kejelasan tentang Lea.

“Mengapa wanita itu masih hidup Rave?.”
“Karena aku tak bisa membunuhnya.” Jen tertawa remeh lalu menatap adiknya kembali.

“Apa kau membutuhkan bantuanku untuk membunuhnya Rave?.” tanya Jen pada sang adik. Rave menatap tajam Jen, ia tak akan mengijinkan kakaknya untuk membunuh kekasihnya.

“Jangan coba coba untuk menyentuh Lea!!.” desis Rave dihadapan kakaknya.

“Mengapa?.”

“Karena Lea tak bersalah.”

Jen tertawa mendengar alasan Rave. Wanita itu kembali menatap Rave. “Lalu apa bedanya Lea dengan Claw?.”

Jen dan Rave mulai membahas masalalu. Mereka berdua saling adu argument. Tanpa mereka sadari disana ada seorang gadis yang tergeletak lemah diranjangnya. Walaupun gadis itu belum bisa membuka mata dan menggerakkan tubuhnya namun gadis itu masih bisa mendengar dan merasakan sentuhan dari seseorang.

Rave pergi meninggalkan kamar Claw. Pria itu menemui kekasihnya yang sedang menunggunya dikamar. Lea tersenyum saat Rave masuk kekamarnya, dengan sigap Lea memeluk Rave.

“Lea mengapa kau harus mengikutiku hingga mansion? Tidak seharusnya kau mengikutiku. Tempat ini tidak aman untukmu, sayang.”

“Rave, aku ingin tinggal denganmu. Aku ingin setiap hari melihatmu. Aku tak peduli jika nyawaku menjadi taruhannya. Aku siap menanggung resikonya, Rave.” Lea menatap Rave mencoba meyakinkan Rave jika ia akan baik baik saja. “Aku mohon Rave ijinkan aku tinggal denganmu.”

Rave menghembuskan nafas lelah. Pria kejam itu memeluk kekasihnya dengan sayang. Ia tak bisa menolak semua permintaan Lea. Rave sangat mencintai Lea dari dulu hingga sekarang. Rave berjanji akan menjaga Lea dari semua musuhnya.

“Rave, siapa gadis yang ada dikamar itu? Apa dia gadis yang kau ceritakan?.” Lea melepas pelukannya lalu menatap Rave.

“Ya, dia Claw. Gadis yang aku ceritakan padamu, sayang.”

“Gadis itu cantik Rave. Kau tak menghianatiku bukan?.” pertanyaan Lea membuat Rave terkejut, pria itu mengalihkan tatapannya saat Lea menatap matanya. “Jawab Rave.”

Rave menatap Lea. “Aku tak pernah menghianatimu, sayang.”

“Aku sudah ada disini, jadi kapan kau melenyapkan gadis itu Rave? Gadis itu sudah tak ada gunanya.”

“Ada saatnya, sayang. Lebih baik kau istirahat. Aku harus mengurus pekerjaanku.” Rave menuntun Lea keranjang lalu menyelimuti wanitanya.

Sebelum pergi keruang kerjanya, Rave menuju kamar Claw. Disana Rave melihat gadis yang selama ini ia siksa sedang terbaring lemah. Pria kejam itu mendekati Claw. Ia menatap Claw cukup lama, tak lama kemudian pria itu mengusap kepala Claw dengan lembut dan setelah itu Rave pergi meninggalkan kamar Claw.

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang