14

483 55 7
                                    

Seorang pria tampan mengendong seorang gadis yang baru saja mengalami kecelakaan. Saat itu ia mengikuti mobil yang keluar dari mansion Rave. Pria itu tersenyum jahat saat mobil yang Claw tumpangi pergi meninggalkan mansion Rave. Saat akan mengikuti mobil Claw, pria itu mengurungkan niatnya untuk mengikuti Claw karena ada satu mobil lagi keluar dari mansion Rave. Pria itu tertawa puas karena dua orang terpenting dalam hidup Rave telah pergi keluar dari mansion itu. Pria itu mendapatkan semua informasi dari pelayan yang telah ia susupkan kedalam mansion Rave.

Saat mobil Claw memasuki jurang dan Lea hanya tertawa melihatnya, pria itu juga menyaksikannya. Ia juga menyaksikan Claw saat gadis itu keluar dari mobil yang terguling. Setelah Lea pergi meninggalkan tempat itu, pria itu pergi untuk mengangkat Claw dan membawanya kerumah sakit lalu meninggalkan gadis itu.
Bulu mata lentik nan indah itu mulai terbuka. Mata indahnya mulai mengerjab menyesuaikan cahaya. Suara dari elektrokardiogram membuatnya tahu dimana sekarang ia berada. Claw melepas selang oksigennya lalu mencoba untuk berdiri namun ia masih lemah. Claw baru sadar jika ia baru saja mengalami kecelakaan. Gadis itu mengusap perutnya, ia takut jika terjadi sesuatu pada calon bayinya. Seorang dokter masuk kedalam ruang rawat Claw. Dokter itu tersenyum ramah pada Claw lalu memeriksa gadis itu.

“Dokter baigaimana dengan bayiku?.” pertanyaan Claw seolah membuat dokter itu tersambar petir. Ia bingung untuk menjelaskannya pada Claw.

“Bayimu- .”

“Dia baik baik saja bukan?.”

Dokter itu menggeleng. Detik itu juga Claw menangis. Dokter itu mengusap bahu Claw mencoba untuk menenangkan gadis itu. Claw benar benar hancur. Ia baru saja kehilangan sahabat baiknya dan sekarang ia juga kehilangan bayinya. Claw bangun dari ranjangnya, melepas infusnya lalu mengambil pisau buah yang ada diatas nakas brankar. Claw mencoba untuk mengakhiri hidupnya namun dengan cepat dokter itu melempar pisau itu lalu memeluk Claw.

“Jangan melakukan hal bodoh itu.”

Claw melepaskan pelukannya. “Untuk apa saya hidup jika Tuhan selalu merampas kebahagiaanku dan juga orang orang yang aku sayangi.” dokter itu hanya diam menatap Claw.

“Perkenalkan namaku Sabil. Siapa namamu?.”

“Namaku Claw.”

Dokter itu tersenyum ramah menatap Claw. “Kau harus melanjutkan hidupmu Claw.” Claw hanya menatap dokter itu dengan tangisnya. “Oh ya berapa umurmu?.”

“Umurku 17 tahun.” Sabil terkejut mendengarnya, ia segera meminta Claw untuk kembali berbaring karena ia akan memasang kembali infus gadis itu.

“Kau masih muda ya. Apakah yang mengantarmu kerumah sakit kemarin suamimu?.”

Claw diam. Ia menatap Sabil yang sedang memasang infusnya. Claw beranggapan jika orang yang mengantarnya kerumah sakit adalah Rave. “Dimana dia, dok?.”

“Jangan memanggilku dokter, panggil aku kakak.” sabil tersenyum ramah pada Claw. “Entahlah, tadi dia langsung pergi setelah mengantarmu dan hingga sekarang ia tak kembali. Kami bertanya siapa namanya dia hanya menjawab Willy. Apa dia suamimu?.”

Lagi lagi Claw hanya diam. Ia pikir orang itu Rave namun dugaannya salah. Claw memikirkan orang yang menolongnya itu, ia ingin bertemu dengan penalongnya. “Dia bukan suamiku.”

“Lalu dimana suamimu, Claw?.”

Claw menunduk sedih lalu entah mengapa ia menceritakan kisah hidupnya begitu saja pada Sabil. Claw merasa jika ia butuh teman untuk berkeluh kesah. Entah mengapa berbicara dengan Sabil membuatnya sedikit lebih tenang. Sabil menangis mendengar kisah hidup Claw. Wanita itu memeluk Claw dengan sayang.

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang