[ Re:XXX • 11 ]

1.3K 115 16
                                    

"Kenapa lu?" Yuma bertanya pada Ashton yang sedang melamun, padahal sedari tadi ia sedang duduk menatap kearah layar televisi di seberangnya. "Elu lagi ngelamun jorok, Ton?" Lanjutnya sambil meletakan sebuah paper box di atas kakinya yang ia posisikan bersila. Padahal mereka sedang duduk disebuah sofa.

Ashton melirik paper box di atas kedua kaki Yuma. Lalu membaca nama yang tertulis disitu. "Elu abis dari Cafe itu lagi?"

Yuma mengangguk beberapa kali sebagai jawaban. Karena mulutnya yang rakus saat ini sedang kesurupan menikmati sepotong Fruit Open Sandwich di tangan kiri, dan sepotong Banana Role Cake di tangan kanannya.

"Kayaknya... beberapa hari lalu, ada yang nyuruh gue buat ngawasin Joshua yang mirip ama Joseph."

Yuma berujar usai menelan Banana Role Cake. Kemudian lanjut menikmati Fruit Open Sandwich, dimana terdapat beberapa irisan buah seperti Kiwi, Strawberry dan Jeruk diatas sebuah roti tawar yang dilapisi dengan whipped cream yang tebal. Sekilas pandang, semua irisan buah tersebut memang kelihatan tertanam di tebalnya whipped cream tersebut.

Mendengar nama Joshua disebut, ingatan Ashton kembali pada Ximon. Terus terang dia sangat kecewa. Karena usahanya untuk memisahkan Ximon dari Joshua, ternyata tidak berhasil. Bahkan Ximon terlihat sangat marah dan mengacuhkannya sejak kejadian di kelas tempo hari.

Ashton merasa dilema. Disatu sisi, ia sangat ingin mencari keberadaan Joseph. Dari laporan Yuma dan Farkas, mereka memang tidak berhasil menembus dinding kasat mata yang menutupi sebuah area di pusat Bermuda Triangle. Dan orang yang berspekulasi bahwa Joseph masih hidup adalah dirinya. Ashton yakin benar, kalau Joseph masih hidup. Joseph tidak mungkin mati, seperti ucapan Kai yang disampaikan pada Farkas. Biar bagaimana pun, Joseph yang memberikan kekuatannya pada Ashton, Yuma, Farkas dan Arlo. Kekuatan yang membuat mereka bisa hidup selama berabad-abad lamanya. Kekuatan yang membuat mereka bisa berubah wujud. Seperti yang Adam miliki, saat ia belum membuka segel kekuatan dan ingatannya sebagai Damon.

Sementara disisi lain, Ashton merasa heran sendiri. Kenapa ia selalu terbayang-bayang sosok Ximon. Padahal selama ini, ia merasa sama sekali tidak pernah memiliki ketertarikan kepada sesama jenis. Tapi Ximon berbeda. Ashton merasa Ximon seperti magnet. Yang selalu menarik perhatiannya. Padahal Ximon jarang sekali terlihat berbicara. Bahkan sejauh pengamatannya, Ximon adalah tipe pendengar yang sangat baik. Ia selalu mendengarkan cerita dari Kemal dan Kanti. Atau mendengarkan lelucon yang diucapkan antara Via dan Kemal. Sementara Ximon, dia hanya duduk diam. Memperhatikan. Sesekali terlihat memberikan komentar dengan cara bicara yang kalem dan menenangkan. Senyum sesuai porsi. Tidak pernah terbahak-bahak seperti Kemal dan Via. Paling jauh, Ximon terlihat terkekeh. Itupun sambil tertunduk dan tangan yang menutupi mulutnya. Hal itulah yang membuat Ximon terlihat menarik dimata Ashton.

"Elu kenapa Ton? Masih kepikiran ama cowok yang itu?"

Ashton menoleh kearah Yuma. Kalau sudah banyak makanan di hadapannya, temannya satu itu pasti akan selalu berbicara tanpa memandang wajah lawan bicaranya. Tapi Ashton juga tahu, kalau Yuma juga termasuk yang paling perhatian diantara mereka berempat, sepeninggal Joseph.

"Elu jatuh cinta beneran sama si.... Siapa namanya? Momon?"

"Ximon!"

"Ah, iya. Ximon!"

Ashton hanya duduk dengan kedua tangan meremas lututnya sendiri. Sementara wajahnya sedari tadi masih terlihat mendung.

"Ngomong-ngomong... Arlo kemana ya? Gue kok gak liat dia selama beberapa hari terakhir?"

Ashton kali ini menoleh. Dan balas menatap Yuma. Selama beberapa menit, keduanya hanya saling bertukar pandang. Dengan Yuma yang masih sibuk mengunyah. Menikmati banyak sekali cake dan pastry di dalam paper box miliknya itu. "Seinget gue... Arlo masih penasaran ama cowok yang satu sekolah ama dia," jawabnya setelah berpikir sejenak.

The Next Chapter of °•¤ Re:XXX ¤•°[2nd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang