[ Re:XXX • 21 ]

1K 87 8
                                    


"Sakit...?" Aslan bertanya cemas melihat Jordan yang memejamkan mata sambil menggigit bibirnya sendiri. Hal tersebut cukup lumrah terjadi, mengingat diameter kepala kontol milik Aslan terbilang tebal. Berbanding terbalik dengan kepala kontol milik Jordan yang terlihat runcing dan menebal hingga pangkalnya.

Jordan menggeleng pelan. "Cuma... Kaget..." Jordan menyahut lirih. "Jangan dicabut! Please..."

"Kaget kenapa?" Aslan bertanya bingung.

Alih-alih mencabut kontolnya yang sudah setengah terbenam di dalam liang anus Jordan, ia mencoba mengikuti saran Attila, supaya ia mengikuti nalurinya sendiri. Yaitu menggerakan pinggulnya maju mundur perlahan. Yang terjadi kemudian, adalah Jordan yang berada dalam posisi terlentang dalam posisi mengangkang, meraih paha Aslan dengan kedua tangannya. Ia meremas, dan seolah memberikan isyarat agar Aslan memasukan lebih dalam batang kontolnya yang sudah semakin sekeras batu.

Beberapa menit sebelumnya, Attila dan Mozes meminta Aslan dan Jordan untuk pindah ke dalam kamar tamu di dekat kolam renang. Sementara keduanya pamitan pergi usai mendapatkan telepon dari seseorang. Maka tak heran, bisa kini Jordan lebih berani mengeluarkan suara dan memberikan ekspresi jujur kepada Aslan. Tidak mencoba bertahan seperti saat Attila dan Mozes masih membimbing mereka.

"Sssshhhh... Enak, Lan... Ssshhhh... Terussss..."

"Suka, Dan?"

"Mmmmhhhhhh...." Jordan mengangguk pelan sebagai jawaban. Kedua matanya terpejam erat. Mulutnya tak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan desahan.

Meskipun begitu, Jordan masih sempat berpikir, bagaimana mungkin benda setebal kontol milik Aslan, bisa terasa nikmat ketika dirojok ke dalam liang anusnya. Belum lagi, selalu timbul perasaan aneh setiap kali permukaan kulit kontol milik Aslan, bergesekan dengan dinding liang anusnya.

"Jordan... Gue masukin semua, ya?" Aslan yang sedari tadi menggerakan pinggulnya perlahan, bertanya sambil mendorong masuk batang kontolnya yang sedari tadi memang cuma masuk seperempat bagiannya saja.

"Sssshhhh... Akhh!!! Tapi... kontol lu... Panjang bang...etthhh.... Nghhhh.... Aahhh... Lan..." Jordan menyahut.

"May I kiss you?" Aslan bertanya dengan mengulum senyum.

"Sejak kapan elu harus minta ijin, ha?!" Jordan menyahut.

Aslan pun merespon dengan menyelipkan kedua tangannya diantara ketiak Jordan. Sementara Jordan sendiri, meraih dan meremas punggung Aslan. Bibir keduanya saling melumat dengan lembut. Semakin intense setelah Aslan kembali menggerakan pinggulnya maju mundur. Jordan menyesap kuat bibir dan lidah Aslan sambil terus mengerang, menikmati batang kontol kekasihnya yang menyeruak masuk semakin dalam.

"Mmmmpppphhhh... Lannnnhhhh... Terussss Laannhhh... Akh!!! Iyaaahhh... Nghhhh... Iyaaahhh... Gituuuhhhh... Mmmmhhhhhh....." Jordan berbisik disela hentakan lembut yang Aslan lakukan.

Tanpa ia sadari, batang kontolnya sendiri yang layu sejak menerima hentakan pinggul Aslan, kini mengeras secara perlahan ditengah himpitan perut mereka. Terlebih ketika Aslan menambah tempo gerakan pinggulnya, Jordan mengerang semakin keras. Erangan yang membuat Aslan semakin menggila, karena Jordan yang pendiam dan selalu tak banyak bicara itu, kini terlihat sexy dimata Aslan.

👼👼👼👼👼👼

"How boring!!!" Attila berseru sebal. Kedua tangannya disilangkan di depan dada. Sementara alisnya berkerut, dengan mata menatap tajam kearah layar layar transparan di seberangnya.

Mozes yang sedang sibuk memainkan video pada smartphone miliknya, melirik sebentar kearah Attila. Kemudian menoleh kearah layar transparan yang sedari tadi sedang diperhatikan oleh Attila.

The Next Chapter of °•¤ Re:XXX ¤•°[2nd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang