Part 8 :: Casino

12.9K 2K 346
                                        

Happy reading kesayangan. Jangan lupa vote dan wajib komen supaya enak dipandang kalo aku buka lapak ini. Spam komen juga gpp hehee.

TOLONG BANTU SHARE.
MAKASIH.

Mention kalo ada typo

■■■■■

Suasana di casino club kelas atas itu dipenuhi tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di casino club kelas atas itu dipenuhi tawa. Permainan demi permainan terus berputar di atas meja, lampu gantung kristal berkilau menambah nuansa mewah yang misterius. 

Terlihat seorang pria tampan berpakaian serba hitam tengah duduk di sofa merah terbalut kulit berkualitas tinggi dalam sebuah ruangan private room lainnya.

Dia menuangkan minuman beralkohol ke dalam gelas kristal mungil, dan dalam sekali tenggak, rasa manis itu menyebar di tenggorokannya, menciptakan sensasi hangat yang menenangkan.

Tatapannya yang dingin dan tajam kini tertuju pada dua pria di hadapannya yang baru saja menyetujui transaksi senjata asal Rusia.

"Senang berbisnis dengan Anda, Señor Duanovic. Kami akan langsung pergi menuju negara lain. Terima kasih dan selamat malam," ucap salah satu pria asal  Mexico sambil mengulurkan tangan, disambut dengan cengkeraman Duanovic yang tak kalah kuat.

"Aku berharap takkan terjadi masalah dengan kerjasama bisnis kita," jawab Duanovic dengan suara yang berat dan beranjak berdiri dengan tatapan tajam. Seketika membuat kedua kolega bisnisnya merasa terintimidasi.

Setelah kepergian tamunya, ia kembali duduk seorang diri. Tidak lama kemudian ketukan dari heels membuat pria itu melirik sekilas ke ambang pintu, ketika seorang wanita berambut pirang terbalut corset merah seksi tersenyum renyah kepada dirinya.

Duanovic kembali terfokus kepada tamunya. "Pastikan tidak ada masalah dalam kerjasama kita," gumam Duanovic dengan suara rendah nan berat, matanya menyipit tajam. Hawa dingin merayap di punggung kedua pria itu, seolah-olah mereka sedang berhadpan dengan ,manusia yang paling berbahaya. 

Setelah kedua tamu itu pergi, terdengar ketukan tajam dari heels di lantai marmer yang membuat Duanovic mendongak. Dia melihat sekilas ke ambang pintu dan mendapati sosok wanita berambut pirang, tubuhnya terbalut corset merah. Senyumnya yang nakal menggoda itu langsung tertuju pada Duanovic.

Tanpa menunggu izin, wanita itu duduk menyamping di pangkuan Duanovic, sepasang lengannya melingkari lehernya dengan santai. Senyum tipisnya mencairkan suasana.

"Boss, bagaimana meeting tadi?" tanya Candy dengan suara yang setengah mendesah dan hal itu membuat Duanovic memutarkan kedua matanya.

Perfect StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang