chapter 12

886 93 1
                                    

Sekarang, Subaru berada di taman bunga. Ia tak tahu kenapa ia berada di sini. Sangat membingungkan. Tiba - tiba, ia berada di taman bunga Sakura yang amat cantik. Pohon Sakura yang berwarna - warni menghiasi taman itu. Ada yang berwarna putih, ada juga yang berwarna merah muda. Subaru duduk di salah satu bangku taman.

"Ini dimana? Kenapa aku ada di sini?" Subaru bertanya - tanya. Hanya ada dia seorang diri di taman itu.

"Maaf,Subaru-kun. Aku harus meninggalkan kalian semua." Suara lembut wanita yang sangat ia kenal berhasil mengagetkannya.

"A..apa?! Jangan bercanda! Ini nggak lucu, sayang!" Elak Subaru.

Wanita itu tersenyum lembut.

"Waktuku habis. Maaf." Ucap wanita itu sambil tertunduk.

"Nggak!!! Kamu nggak akan pergi!" Subaru mendekat ke arah wanita itu. Wanita itu tidak bergerak, namun semakin lama semakin menjauh darinya.

"Maaf."

"Maaf."

"Maaf."

Kata - kata itu yang terus diulang oleh wanita itu. Tangan Subaru ingin menggapainya, tapi wanita itu tak merespon.

"Jangan pergi! Aishiteru, (Y/N)-san!" Teriak Subaru kepada wanita itu.

Wanita itu hanya tersenyum. "Maaf. Aishiteru." Lagi - lagi, kata 'maaf' lah yang keluar dari mulutnya.

"Jangan pergiiiiiii!!!!!" Teriak Subaru sekencang - kencangnya. Perlahan, wanita itu menghilang bersamaan dengan datangnya butiran - butiran cahaya putih yang bersinar.

"(Y/N), ke..kenapa? Kenapa kamu.. meninggalkan aku lagi? Aku.. mencintaimu!" Tangis Subaru yang terduduk lemas di tanah hutan itu.

"(Y/N)-san, kembalilah.." pinta Subaru sambil menatap langit.



"Huaaaaaaaa!!!" Teriak Subaru. (Y/N) yang sedang memakan coklat di ranjangnya pun kaget.

"L..loh? Subaru-kun ke..kenapa?" Panik (Y/N).

Nafas Subaru terengah - engah. Keringat mengucur dari dahinya. Ia mencoba menarik nafas sepanjang - panjangnya.

"Huft. Nggak ada apa - apa. Tenang aja, sweety." Ucap Subaru sambil mengelus pelan. Pipi (Y/N) memerah setelah mendapat panggilan sayang dari Subaru.

"Pasti mimpi buruk, kan?" Tebak (Y/N).

"Iya. Aku kira kamu bakal pergi." Ucap Subaru pelan.

"Pergi? HAHAHAHAHA aku nggak akan pergi ataupun mati semudah itu, Subaru-kun!" Tawa (Y/N). Tch, terdengar aneh.

"Janji?" Subaru mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji!" Seru (Y/N) sambil tersenyum senang. Mereka menautkan jari kelingking.

"Aku pegang kata - katamu." Batin Subaru.

"Permisi." Pintu kamar (Y/N) terbuka. Melihatkan seorang dokter yang tersenyum kepada mereka.

"Ya. Ada apa, dok?" Tanya (Y/N).

"Nona (Y/N) sekarang harus diperiksa. Hari ini, anda belum menjalani pemeriksaan, bukan?" Ucap dokter itu.

"Oh, iya. Baiklah." (Y/N) duduk di pinggir ranjangnya dengan bantuan Subaru. Lalu, dokter itu menarik kursi rodanya ke pinggir ranjang (Y/N). (Y/N) duduk di kursi rodanya dan segera pergi dari kamarnya untuk menjalani pemeriksaan.

(Y/N) menoleh ke belakang. (Y/N) tersenyum lembut. "Aku pergi sebentar." Ucapnya pelan.

Subaru mengangguk. "Cepat sembuh, (Y/N)-san." Ujar Subaru menyemangati (Y/N). (Y/N) tersenyum senang. Ia dan dokter tadi sudah keluar dari kamar (Y/N). Menyisakan ia seorang diri.

"Aku mau kamu cepat sembuh. Tolong." Subaru bermonolog sambil duduk di pinggir jendela. Seperti yang selalu (Y/N) lakukan.

"Aku ingin kamu menjadi pendamping hidupku untuk sekarang dan selamanya. Aishiteru." Lanjutnya.

TOK TOK TOK

"Masuk." Seru Subaru yang tidak mengalihkan pandangannya dari langit.

"Sumimasen, Subaru-kun." Ucap perempuan bersurai pirang pucat sambil berjalan ke arahnya.

"Dimana (Y/N)-san?" Tanya Yui sambil menaruh keranjang buahnya ke meja di samping ranjang (Y/N). Yui tersenyum. Coklat pemberiannya dimakan habis oleh (Y/N). Buktinya, bungkus coklatnya masih ada di meja.

"Sedang pemeriksaan." Jawab Subaru sambil melirik Yui.

"Aku harap, (Y/N)-san cepat sembuh." Harap Yui. Ia duduk di sofa samping Subaru.

"Ya. Pasti sembuh." Ucap Subaru mantap.

"Ano.. Subaru-kun." Panggil Yui.

"Hm?"

"Aku sudah mencoba berbicara kepada ayah agar membatalkan perjodohan kita. Tapi, ayah masih tetap menolak. Bagaimana? Aku tidak setuju jika kita dijodohkan. Ini namanya cinta yang dipaksakan. Bukan didasari dari hati." Ucap Yui panjang lebar.

"Ya, kamu benar. Lagi pula, cintaku hanya untuk (Y/N)."

Yui tersenyum miris. "Maka dari itu, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membatalkan perjodohan kita. Aku ingin Subaru-kun dan (Y/N)-san bahagia."

"Terimakasih. Aku juga akan berusaha. Tapi, kenapa? Kamu nggak cinta sama aku? Bukan bermaksud apa - apa, ya. Tapi--" ucapan Subaru terpotong.

"Karena cinta (Y/N)-san melebihi siapapun. Dan cinta tulus Subaru-kun hanya untuk (Y/N)-san." Ujar Yui mantap. Raut wajahnya terlihat serius.

Subaru tersenyum kecil. "Ya, itu benar. Bagaimana dengan kamu? Pasti udah punya pacar, kan?"

"Haha. Belum. Aku belum dapat yang cocok." Yui terkekeh. Subaru hanya ber-oh-ria.

"Hei, Yui-san. Kita buat kejutan untuk (Y/N)-san." Subaru tersenyum miring.

"Kejutan?"

"Ya." Subaru membisikkan sesuatu di telinga Yui. Yui mengangguk mengerti.

"Jadi, akan dilakukan saat acara pernikahan kita?" Tanya Yui.

Subaru mengangguk. "Kalau kita ucapkan terang - terangan, ayah pasti menolak. Ya, kan?"

"Ya. Benar sekali."

"Tapi, kamu nggak apa - apa, kan?"

"Iya. Aku baik - baik saja. Sudah kewajibanku membuat (Y/N)-san bahagia. Karena aku temannya." Ucap Yui.







Hayo.. penasaran nggak si Subaru bisikin apaan ke Yui??? Mwehehehehe

Kira - kira, sad ending atau happy ending ya? Terserah Author donk *plak*

MY BOYFRIEND?   [Subaru Sakamaki X Readers]  {COMPELETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang