"Sebenarnya, kamu kemarin nungguin siapa, Sub?" Kanato penasaran.
"Oh, itu... itu teman baruku. Haha." Subaru tertawa garing.
"Apa iya? Kamu bohong kan?" Kanato menggodanya.
"Ih apaan sih, Kana. Sudahlah. Aku mau ke kelas dulu. Jaa nee." Subaru cepat - cepat meninggalkan kakaknya itu. Namun tiba - tiba, langkahnya terhenti.
KRUYUKKK
"Waduh. Hehehe.. perut, sudah lapar ya?" Subaru balik kanan. Ia menuju ke kantin.
"Bu, sandwitch nya satu, ya. Terus air putih satu gelas." Subaru memesan makanannya.
"Baik. Mohon ditunggu." Ucap ibu kantin itu. Subaru melihat ke sekeliling. Bangku di kantin hampir terisi penuh. Hanya tersisa satu bangku yang belum diduduki. Bangku yang berada di pojok kanan belakang, dekat dengan jendela. Namun, ada seorang gadis yang duduk sendirian di bangku satunya. Subaru memutuskan duduk di samping gadis itu.
"Hm.. (Y/N)-san." Panggil Subaru kepada gadis itu. Yang dipanggil pun menoleh.
"Oh, Subaru-kun! Senang bertemu denganmu lagi." (Y/N) tersenyum.
"ano... aku..." Subaru menggantung kalimatnya.
"Hm?" (Y/N) menunggu Subaru meneruskan kalimatnya.
"Bolehkah aku... ano... bolehkah aku duduk di sampingmu?" Subaru blushing. Kesimpulan yang dapat (Y/N) ambil adalah Subaru seorang Tsundere.
"Tentu. Sini." (Y/N) menepuk - nepuk bangku yang ada di sampingnya. Memberi isyarat supaya Subaru duduk di sampingnya. Akhirnya, Subaru duduk di sampingnya.
Tak ada pembicaraan di antara mereka. Mereka sibuk dengan makanannya sendiri. Hingga (Y/N) lah yang memulai pembicaraan.
"Subaru-kun? Kamu belajar di kelas berapa?" Tanya (Y/N).
"Kelas 1 A. Kamu?"
"Aku di kelas 1 B. Kelas kita berdekatan."
"Hm." Subaru kembali mengunyah makanannya. "Kalau boleh tahu, apa alasan kamu dibully?"
"Itu... itu karena aku kecil. Lebih kecil dari yang lainnya." Jawab (Y/N).
"Hah? tidak maksud akal. Apa hubungannya tinggi badanmu dengan mereka? Tch." Komentar Subaru tidak suka.
[N/B] DI SINI, TINGGI BADAN READERS ADALAH 155 CM. SEDANGKAN YANG LAINNYA RATA - RATA DI ATAS 160 CM.
"Lagi pula, aku juga nggak bisa melawan kakak - kakak kelas itu." Lanjut (Y/N).
"Dengar, ya. Kalau ada yang berani bully kamu lagi, bilang sama aku. Oke?"
"Ah, hmm... oke! Terimakasih!" (Y/N) tersenyum manis.
"Aku nggak pernah lihat kamu bareng siswa - siswa yang lain. Kenapa?" Tanya Subaru. Ia tampaknya mulai penasaran.
"Aku nggak punya teman." Jawab (Y/N) lirih. Takut ada yang mendengarnya.
"Loh? Nggak punya teman? Kasihan sekali kamu." Ucap Subaru. "Tapi, tenang aja. Sekarang ada aku. Aku yang jadi temanmu. Sahabatmu." Lanjutnya.
Mata (Y/N) berbinar. Ia tak menyangka, ada yang mau menjadi temannya. Bahkan menjadi sahabatnya. "Serius? Terimakasih banyak, Subaru-kun! Kamu temanku yang paling baik!" (Y/N) sangat kegirangan. Sampai - sampai, tanpa ia sadari, ia memeluk laki - laki di sampingnya itu. Refleks, si lelaki blushing.
"Ah, ma.. maaf. Aku nggak sadar. Hehe." (Y/N) menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal. Subaru memalingkan wajahnya dari (Y/N). Ia tak mau (Y/N) melihat pipinya yang memerah.
---
"Kamu mau pulang?" Subaru menunggu (Y/N) di depan gerbang sekolahnya.
"Iya. Subaru-kun pulang dengan siapa?" Tanya (Y/N).
"Dengan kakak - kakakku. Kamu sendiri?"
"Aku sendiri. Hm, aku pulang dulu, ya. Sampai jum--""Biar aku antar!" Subaru menggandeng tangan (Y/N). Sontak pipinya memerah.
"Eh? Tapi, Subaru-kun udah ditunggu sama kakak - kakaknya." Tolak (Y/N) secara halus.
"Udahlah. Nggak perlu nolak." Subaru melangkahkan kakinya. Ia berbelok ke kanan. Namun, (Y/N) menghentikannya.
"Kamu terlalu bersemangat, Subaru-kun. Rumahku belok kiri ke sana." (Y/N) terkekeh kecil.
"Ah? Aku nggak bersemangat. Biasa aja."
"Dari langkah kakinya aja percaya diri. Terus jalannya dipercepat."
"Udahlah. Nggak perlu dibahas." Subaru masih menggandeng tangan kecil (Y/N).
"Ah, hmm.. Subaru-kun, bisakah kamu melepaskan itu?" (Y/N) menunjuk ke tangannya yang masih digandeng Subaru. Subaru blushing lagi. Ia langsung melepaskan tangan (Y/N).
---
"Subaru-kun, mampir dulu yuk ke rumahku. Subaru-kun bisa berkenalan dengan ibuku." (Y/N) dan Subaru sudah sampai di halaman rumah (Y/N).
"Sekalian minum dulu. Kita kan jalan agak jauh." Lanjut (Y/N).
"Boleh." Subaru tidak menolaknya.
TOK TOK TOK
"Ibu! Aku pulang!" Teriak (Y/N) dari ambang pintu rumahnya.
"Nah, Subaru-kun duduk dulu di sana, ya. Aku buat minum dulu." (Y/N) menyuruh Subaru duduk di sofa ruang tamunya. Tiba - tiba, ibu (Y/N) datang.
"Aku pulang, bu. Ini sahabatku, namanya Subaru. Aku ke dapur dulu, ya. Aku mau buat minum." Ucap (Y/N) kepada ibunya.
"Oh, nak Subaru. Selamat datang." Ibu (Y/N) duduk di sofa depan Subaru.
"Nak Subaru, kamu sahabatnya (Y/N), ya?" Tanya ibunya.
"Betul, bu." Jawab Subaru.
"Nah, karena kamu adalah sahabatnya (Y/N), ibu perlu memberitahukan sesuatu pada kamu."
"Apa itu bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND? [Subaru Sakamaki X Readers] {COMPELETED}
FanfictionTidak sengaja Subaru menemukan gadis yang sedang menangis di halaman belakang sekolahnya. Subaru menghampiri gadis malang itu. Gadis itu mengaku kalau dirinya adalah korban bullyan. Sejak saat itu, mereka menjadi sepasang sahabat. Bertahun - tahun l...