3 tahun telah berlalu dengan lambat. Gadis ini masih setia menunggu kapan ia akan sembuh. Kapan? Lelah sekali menunggu kapan dirinya sendiri akan sembuh dan menikmati udara luar yang segar. Menikmati udara luar saja sangatlah sulit, bagaimana dengan kesembuhannya? Sangat sulit untuk sembuh. Tapi, gadis ini tak akan pernah menyerah. Alasan dia masih hidup sampai saat ini adalah karena ia ingin melihat lelaki yang dicintainya tersenyum. Tak akan mungkin ia masih hidup tanpa dukungan, semangat, dan kasih sayangnya.
Senyumannya.. yang membuat gadis ini terus bersemangat.
Pelukannya.. yang membuat gadis ini merasakan apa itu 'kasih sayang'.
Ciumannya.. yang membuat gadis ini masih bertahan hingga sekarang.
Subaru Sakamaki, alasan gadis ini masuh sabar menunggu kapan ia akan sembuh.
Tapi, mana lelaki yang ia cintai itu? Ia tidak ada di kamar gadis ini. Sejak kemarin, lelaki itu tak kunjung datang ke kamarnya. Padahal, ia sudah berjanji kepada gadis yang tinggal di kamar ini untuk selalu datang setiap hari. Namun, tidak untuk hari ini?
"Subaru-kun, kenapa kamu belum datang? Kamu kan udah janji akan datang ke sini setiap hari. Kemarin juga, kamu nggak kesini tanpa alasan yang jelas. Ada apa, Subaru-kun? Kenapa?" Gadis yang diketahui bernama (Y/N) ini terus mengharapkan kehadiran lelakinya.
TOK TOK TOK
"Subaru-kun!" Seru (Y/N) kegirangan. Ia bangkit dari kursi rodanya.
"Maaf, ini saya. Ada hal yang perlu anda ketahui, nona (Y/N)." Oh, ternyata bukan Subaru. Melainkan dokternya. Seketika, mood (Y/N) sudah hilang ditelan bumi.
"Oh, silahkan." Ujarnya memperbolehkan dokter itu bicara.
"Nona diperbolehkan pulang besok. Karena nona sudah sembuh total. Selamat, nona." Dokter itu tersenyum kepada (Y/N). Mulut (Y/N) menganga. Matanya berbinar.
"Sa..saya..saya..sembuh, dok?!" (Y/N) mengguncang - guncang bahu dokter laki - laki itu dengan penuh semangat.
"I..iya, nona. Anda sudah sembuh total." Ulang dokter itu lagi.
"Yeeaaa! Akhirnya aku sembuh! Syukurlah! Terimakasih atas 4 tahun terakhir ini, dok! Dokter sudah bersabar merawat saya! Terimakasih banyak!" (Y/N) tersenyum lebar kepada dokter itu. Dokter itu tersenyum kecil melihat pasiennya sudah sembuh total. Terbebas dari penyakit mematikan ini.
"Sudah tugas saya, nona. Nona jangan lupa berterimakasih kepada sahabat nona yang.. kalau tidak salah, yang berambut putih itu. Dia berperan penting untuk kesembuhan nona selama ini." Ah, dokter ini tahu saja apa yang menjadi vitamin tidak langsung untuk (Y/N).
(Y/N) menatap dokter itu tak percaya. Akhirnya, dia teringat sesuatu. Dokternya tahu semuanya karena (Y/N) sendiri yang menjadikan dokter itu teman curhat. "Hahaha, tentu saja aku akan berterimakasih." (Y/N) tertawa garing.
"Baiklah. Nona harus mempersiapkan barang - barang yang akan dibawa pulang besok mulai dari sekarang, ya. Saya permisi dulu." Ujar dokter itu meninggalkan (Y/N). (Y/N) hanya mengangguk kecil dan langsung mengemasi barang - barangnya.
"Aku harus memberitahu Subaru-kun!" Ujarnya bersemangat. Ia menekan - nekan ponselnya. Ia hendak menelfon Subaru.
"Halo, Subaru-kun! Ada berita bagus!" Seru (Y/N) kegirangan.
"Berita?" Tanya Subaru di sana.
"Ya. Aku sudah sembuh total! Besok aku diperbolehkan pulang!"
"Oh, syukurlah. Besok pagi akan aku jemput."
"Oke. Jangan tutup telefonnya dulu. Sebentar, aku akan menanyakan sesuatu.""Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND? [Subaru Sakamaki X Readers] {COMPELETED}
Hayran KurguTidak sengaja Subaru menemukan gadis yang sedang menangis di halaman belakang sekolahnya. Subaru menghampiri gadis malang itu. Gadis itu mengaku kalau dirinya adalah korban bullyan. Sejak saat itu, mereka menjadi sepasang sahabat. Bertahun - tahun l...