"Ayato, kalian pulang duluan aja. Aku nanti menyusul." Ucap Subaru yang tengah berdiri di depan gerbang sekolahnya.
"Loh? Kenapa?" Tanya Ayato heran.
"Hmmm... nggak apa - apa." Jawab Subaru asal.
"Oke. Kita pulang dulu ya." Ucap Ayato ceria. Subaru hanya mengangguk.
Orang yang ditunggunya tidak kunjung datang. Ya, ia menunggu gadis yang ia temui tadi.
"Kok, dia nggak keluar - keluar ya? Padahal aku cuma mau kenalan." Gumam Subaru.
"A..aku korban bullyan."
Kata kata gadis itu terngiang di kepalanya. "Apa jangan - jangan....dia..."
---
"Hentikan!" Teriakan Subaru menghentikan perbuatan 4 orang gadis yang tengah menyiksa seorang gadis.
"Siapa kamu?" Tanya salah seorang dari mereka. Subaru tidak menjawab pertanyaan gadis itu. Ia menghampiri gadis yang disiksa mereka. Subaru menggendong gadis itu. Sedangkan yang digendong masih terisak.
"Masih tren ya bullyan - bullyan begini? Hm?" Tanya Subaru. Ia menatap 4 orang gadis dengan sinis. "Pergi sekarang juga atau aku akan menghabisi kalian!"
4 orang gadis itu pergi meninggalkan mereka berdua. Sekarang, mereka ada di kamar mandi perempuan.
"Jangan nangis lagi. Lebih baik kamu pulang." Ucap Subaru sambil berjalan menggendong gadis itu. Pakaian yang ia pakai basah kuyup karena tadi ia sempat dibully.
"Te..terimakasih banyak." Ucap gadis itu lirih. Subaru melepas gadis itu dari gendongannya.
"Ini. Pakai jasku. Kamu pasti kedinginan kalau begini terus." Subaru menyodorkan jasnya untuk gadis itu.
"Terimakasih. Kamu baik sekali. Besok pasti akan aku kembalikan jasmu." Gadis itu tersenyum lembut. Ia berhasil membuat Subaru blushing.
"Oh ya, kita belum berkenalan. Namaku [fullname]. Kalau kamu?" Tanya gadis itu.
"Subaru Sakamaki." Jawab Subaru.
"Senang bertemu denganmu." (Y/N) kembali tersenyum. "Hari sudah semakin sore. Sebaiknya aku pulang. Aku pulang dulu ya. Daaa!" (Y/N) berlari kecil meninggalkan Subaru.
---
Dear diary
Hari ini, aku bertemu dengan Subaru. Dia laki - laki yang sangat baik hati. Dia mau menolongku saat aku dibully oleh mereka. Yang aku herankan, apakah ini kebetulan? Atau.. apakah dia pahlawanku?
"Ah, senangnya bisa curhat dengan buku diary kesayanganku." (Y/N) membaringkan diri di kasur empuk miliknya. Tubuh kecil miliknya sudah kelelahan.
Tok tok tok
Seseorang mengetok pintu kamar (Y/N). "Jangan, jangan ayah!" Batinnya ketakutan.
"Buka pintunya, sayang. Ini ibu." Terdengar suara ibunya dari luar kamarnya.
"Buka saja, bu. Pintunya nggak dikunci." Ujar (Y/N) dari dalam kamarnya.
"Ini. Ibu antarkan kamu makan untuk makan malam. Dimakan ya." Ibunya menaruh sepiring nasi, semangkok sup, dan secangkir air putih hangat untuknya.
"Terimakasih banyak, bu." Ujar (Y/N) pelan.
"Kamu sudah mendingan?" Tanya ibunya sambil menyentuh dahi (Y/N).
"Sudah, bu. Tenang saja. Aku besok bisa sekolah, kok." Jawab (Y/N) sambil tersenyum. Ibunya juga ikut tersenyum.
"Bu, kenapa ayah membenciku?" Raut wajah (Y/N) menjadi suram.
DEG
"Ti..tidak. ayah tidak membencimu, nak."
"Sejak dulu, ayah selalu menyiksaku, bukan? Tentu saja ayah membenciku." (Y/N) tertunduk.
Ibunya terdiam. Mulutnya bungkam. Ia tak tahu harus mengatakan apa lagi untuk menutupi kebohongannya.
"Mengapa ibu diam? Memang benar kan apa kataku?" Tanyanya lagi. Ibunya masih terdiam.
"Apakah aku... anak yang tidak diharapkan?" Tebak (Y/N).
DEG
"Bukan seperti itu, nak. Tidak mungkin kamu tidak diharapkan." Ibunya mencoba menghibur (Y/N).
"Sudah cukup, bu. Ibu tidak perlu menutupi ini lagi. Aku sudah tahu semuanya, bu." (Y/N) mengelak. (Y/N) bergegas memejamkan matanya. Matanya sudah mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND? [Subaru Sakamaki X Readers] {COMPELETED}
FanficTidak sengaja Subaru menemukan gadis yang sedang menangis di halaman belakang sekolahnya. Subaru menghampiri gadis malang itu. Gadis itu mengaku kalau dirinya adalah korban bullyan. Sejak saat itu, mereka menjadi sepasang sahabat. Bertahun - tahun l...