chapter 5

1.1K 126 12
                                    

"Hahahaha, Subaru! Terciduk kamu!" Ayato tertawa keras sekali. Sampai - sampai ia berguling - guling di karpet ruang keluarganya.

Subaru menatapnya bingung. "Terciduk apa?"

"Huahahaha! Terciduk lagi berduaan sama ceweknya!" Laito juga mengikuti tingkah Ayato.

Subaru semakin bingung.

"Ini. Aku tadi dikasih tahu foto ini sama mereka." Kanato menyodorkan ponselnya kepada Subaru.

Subaru meraih ponsel Kanato. Ditatapnya foto itu. Terlihat jelas dirinya sedang duduk di kantin bersama (Y/N). Perempatan merah muncul di kepalanya. "APA APAAN INI?! SIAPA YANG NGAMBIL FOTONYA!?!" Teriakan Subaru menggelegar. Saudara - saudaranya yang lain hanya menatapnya datar. Shu tersenyum miring.

"Aku. Ayato juga." Jawab Laito enteng.

"LAITOOOO!!! AYATOOOO!!! GRRR.....!!!! SIALAN KALIAN!!!" Akhirnya, terjadi adegan kejar - kejaran antara Laito, Ayato, dan Subaru. Maklum, MKKB alias masa kecil kurang bahagia. //abaikan//

---

DRRTTT DRRTTT DRRTTT

Subaru melirik ponselnya. Ternyata, (Y/N) menelfonnya. Ia segera mengangkat telefonnya.

"Halo, (Y/N)-san. Udah mau berangkat ke rumah sakit?"

"Iya. Aku udah nungguin Subaru-kun di teras rumah."

"Jangan kemana - mana. Aku segera datang!"

"Oke! Arigatou gozaimasu, Subaru-kun. Jaa!"

Subaru mematikan telefonnya. Ia bergegas mengambil jaketnya di kamarnya. Lalu, ia berlari ke luar mansion.

"Cieeee....mau kemana buru - buru begini?" Goda Laito melihat Subaru tergesa - gesa pergi.

"Urusai!" Ujar Subaru kesal. Ia segera menaiki 'moge' alias motor gedenya. Tak lupa, ia menggunakan helmnya. Dihidupkannya mesin motor itu.

BREMMM BREMMM

"Semoga lancar kencannya, ya!" Teriak Ayato dari kamarnya yang berada di lantai 2. Ia tertawa terbahak - bahak. Kalau saja Ayato bukan saudaranya sendiri, sudah dipukul Ayato itu.

"Ayato sialan." Umpat Subaru kesal. Tanpa basa - basi, ia langsung melaju menuju rumah (Y/N).

---

"Eh, Subaru-kun!" (Y/N) tersenyum senang melihat Subaru memarkirkan motornya di depan rumah (Y/N). Dilepasnya helm itu, lalu ia mengibaskan rambutnya.

"Meh.. memang tampan." Batin (Y/N) sambil memandang Subaru datar.

"Kamu jadi ke rumah sakit nggak sih?" Tanya Subaru setengah berteriak. Ia masih dalam posisi semula.

(Y/N) tersadar dari lamunannya. "Eh, i..iya!" (Y/N) berlari kecil ke arah Subaru.

"Udah. Ayo, bonceng di belakang." Subaru kembali menggunakan helmnya. Ia juga menyodorkan satu helm untuk dipakai (Y/N). (Y/N) memakai helm itu.

"Ya iya lah bonceng di belakang." (Y/N) tertawa kecil. Subaru hanya menggelengkan kepala heran. (Y/N) banyak tertawa.

"Pegangan." Perintah Subaru. (Y/N) menurut. Dengan tampang watadosnya ia pegangan di pinggang Subaru. Subaru blushing untuk kesekian kalinya.

Di perjalanan, tidak ada pembicaraan diantara mereka.

"Subaru-kun, arigatou. Aku merepotkanmu, ya?" Tanya (Y/N).

"Nggak apa." Jawab Subaru datar.

SIIIITTTTT

Subaru mengerem motornya secara mendadak. Ada kucing yang menyeberang jalan tadi. Refleks, (Y/N) memeluknya semakin erat karena ketakutan.

"Eh, hmmm... maaf, Subaru-kun. Aku takut jatuh." Ucap (Y/N) pelan. Lagi - lagi, Tsunderenya Subaru kambuh.

---

"Subaru-kun tunggu di sini, ya. Sekitar 30 menit lagi aku kembali ke sini. Subaru-kun jangan pergi, ya." Ucap (Y/N) mengantarkan Subaru ke tempat duduk yang disediakan untuk menunggui pasien yang berobat.

"Ruangan terapimu dimana?"

"Nah, tepat di situ." (Y/N) menunjuk ruangan yang ada di sebelah barat tempat duduk Subaru. "Nggak jauh kok." Tambah (Y/N). Subaru hanya mengangguk. (Y/N) berjalan memasuki ruangan itu. Masih ia pegang kenop pintunya. Ia menoleh ke arah Subaru, dan tersenyum padanya. Subaru menatapnya senang.

"Kesembuhanmu adalah hal yang terpenting bagiku, (Y/N)."

---

"Aku kembali." (Y/N) berjalan dengan semangat ke arah tempat duduk Subaru. Subaru sedang memainkan handphonenya. Melihat (Y/N) datang, Subaru segera mematikan handphonenya.

"Sudah selesai, kan? Ayo, sekarang kita pulang." Ajak Subaru.

"Eh, tunggu dulu! Karena Subaru-kun sudah mengantarku ke sini, aku akan mentraktir Subaru-kun es krim!" Ucap (Y/N) ceria.

Subaru berfikir sejenak. "Hmm...baik."

"Ya! Ayo ke cafe es krim depan rumah sakit!" Ajak (Y/N).

Subaru tidak menolaknya. Ia hanya mempersempit hidup (Y/N) jika ia terus menolak apa yang (Y/N) inginkan.

---

ICE CREAM 66

Begitulah spanduk cafe itu. Subaru dan (Y/N) bergegas memasuki cafe itu dan memilih tempat duduk.

"Youkoso!" Ucap salah satu pelayan dengan ramah.

"Es krim vanilla chocoshake dua, ya!" Pinta (Y/N) kepada salah satu pelayan cafe es krim itu. (Y/N) memilih meja dengan dua kursi di sana. Dekorasi di meja itu juga terlihat cantik menawan. Subaru duduk di depannya.

"Aku jamin, Subaru-kun suka!" Ucap (Y/N) mantap. Ia tersenyum senang. Subaru mengangguk.

"Oh ya, (Y/N)-san." Panggil Subaru.

"Ya?"

"Bagaimana dengan terapimu tadi?"

"Maksudmu?" (Y/N) belum konek dengan pertanyaan Subaru.

"Udah ada perkembangan?"

"Udah! Aku 60% sembuh, kata dokter."

"Bagus. Cepat sembuh total, ya. Kalau kamu sembuh, nanti kita bisa menghabiskan waktu berdua. Ya, kan?" Subaru mengelus rambut (Y/N) pelan. Sekarang, giliran (Y/N) yang blushing.

"I..iya, Subaru..-kun." Ujar (Y/N) malu - malu. Ia mau mengalihkan wajahnya, tapi gagal.

"Ehhhh? Ada apa denganku?! Kenapa tiba - tiba jadi sok romantis begini?!?!" Batin Subaru khawatir.

"Ini pesanannya. Silahkan dinikmati." Pelayan itu menaruh 2 es krim pesanan (Y/N).

"Terimakasih banyak!" (Y/N) tersenyum kepada pelayan itu.

"Murah senyum." Gumam Subaru pelan. Ia tersenyum kecil.

"Nah, ayo dimakan. Selamat makan!" (Y/N) meraih sendok kecil di gelas es krimnya. (Y/N) memasukkan satu sendok es krim ke mulutnya. Begitu juga dengan Subaru.

"Bagaimana?" (Y/N) meminta pendapat Subaru.

"Enak sekali." Subaru tersenyum kecil.

"Haha. Aku senang sekali kalau Subaru-kun suka! Berarti aku sudah bisa menjadi peri untuk Subaru-kun!" Ujar (Y/N) ceria. (Y/N) tersenyum manis.

"Kamu...bisa aja." Subaru mencubit hidung (Y/N) gemas. Mereka terkekeh.

"Hahahaha, Subaru! Terciduk kamu!"

Subaru teringat kata - kata Ayato. Hampir saja ia tersedak ceri yang ada di es krimnya.

"Aduh, aduh.. Subaru, lupakan!" Tekad Subaru di dalam hati.

"Subaru-kun, lihat! Es krimku udah habis! Hahaha!" (Y/N) tertawa puas.

Subaru cengo. "Cepat sekali." Gumamnya.

"Siapa dulu... hahaha...."

"Badan kecil, makan cepat. Haha." Subaru tertawa ringan.


MY BOYFRIEND?   [Subaru Sakamaki X Readers]  {COMPELETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang