Orang yang ditunggunya sejak tadi belum datang. 20 menit ia menunggunya di depan gerbang sekolah. Namun, yang ditunggu tidak kunjung datang. Ia mendengus kesal.
Subaru melirik jam tangannya. "Aduh, 5 menit lagi kan bel masuk." Ujarnya kesal.
"Tunggu siapa lagi, Sub?" Tanya Shu kepada adik terakhirnya.
"Ah, itu... aku tunggu.. emm" Subaru ragu untuk menjawabnya.
"Subaru-kun!" Seorang gadis pendek berlari begitu kencang ke arahnya. Subaru tersenyum senang.
"Aku datang!" Ujar gadis itu ceria.
"Kenapa kamu agak siangan? Hampir aja kamu terlambat." Omel Subaru.
"Iya. Habisnya, tadi aku bangun kesiangan. Hehe." (Y/N) menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Shu hanya memandangi mereka aneh. "Loh, kamu pacarnya Subaru?" Tanyanya sambil menunjuk (Y/N).
Sontak pipi keduanya memerah.
"Oh, aku? Bukan. Aku sahabatnya Subaru-kun. Namaku (Y/N)." Ujarnya ceria seperti biasa. Ia tersenyum kepada Shu. "Kakak juga sahabatnya?"
"Bukan. Aku kakaknya." Jawab Shu.
(Y/N) hanya mengangguk mengerti. "Aku masuk ke kelas dulu, ya. Oh ya, kalian mau bareng?"
"Mau. Ayo!" Subaru menarik tangan kakaknya.
"Eh, Subaru. Kelasku masuk ke lorong sana." Shu dan Subaru memberhentikan langkahnya. Shu menunjuk ke arah lorong di sebelah kanan mereka.
"Oh, iya ya. Hehe. Ya udah sana. Belajar yang bener ya, kakakku." Subaru nyengir kuda.
"Tumben bilang 'belajar yang bener ya'." Shu menatap Subaru heran.
"Hehe. Takutnya kamu tidur di ruang musik. Hehe." Subaru masih dalam ekspresi cengar - cengirnya.
"Hehe, hehe. Nyengir kuda. Sana, kamu juga belajar yang bener. Jangan berantem terus sama Yuma." Shu berjalan dengan lunglai ke arah kelasnya. (Y/N) menatap punggung Shu.
"Subaru-kun sering berantem?" (Y/N) menatap Subaru heran.
"Ah, itu... nggak. Maksudnya itu... itu dulu. Sekarang udah nggak." Subaru terbata b bata.
"Ooo....." (Y/N) hanya ber-o-ria.
"Aku masuk dulu, ya." (Y/N) melambaikan tangannya pada Subaru sebelum memasuki kelasnya.
"Ya. Belajar yang bener. Nanti ketemu di kantin. Oke?"
"Oke, Subaru-kun!" (Y/N) mengacungkan jempolnya dan tersenyum senang. Lalu, ia memasuki kelasnya.
"Eh, kamu cewek jalang!!!" Teriakan yang amat keras menyakitkan telinga (Y/N). Semua orang di kelas menatap (Y/N). (Y/N) yang masih di depan kelas pun menatap mereka takut.
"Kamu berani deketin Subaru-kun ya?!" Salah satu temannya mendekati (Y/N). Sekarang, (Y/N) benar - benar ketakutan.
"Selamat pagi, anak - anak." Sapa seorang guru sambil berjalan memasuki kelas (Y/N). Untung saja ada guru yang masuk. Kalau tidak, pagi ini (Y/N) sudah mendapat bullyan dari temannya.
"Selamat pagi, pak."
---
(Y/N) meminum es tehnya. Satu tegukan pertama membuat tenggorokannya segar kembali.
"Oh ya, Subaru-kun. Aku ingin bertanya." (Y/N) memberanikan diri untuk bertanya sesuatu yang selama ini sangat membuatnya penasaran.
"Boleh." Subaru menatapnya.
"Hmm, ano.. taring Subaru-kun itu asli?" Tanya (Y/N) sambil berbisik.
Subaru tersedak hamburgernya. "A.. apa? Eh, hmm... iya. Ini asli." Subaru menjawabnya ragu.
"Oh. Itu panjang, Subaru-kun. Hihi." (Y/N) tertawa kecil.
"Apanya yang lucu?" Subaru heran dengan tingkah (Y/N).
"Imut sekali. Hihihi. Oh ya, aku ingin bertanya satu hal lagi."
"Apa lagi?"
"Apakah Subaru-kun seorang vampir?" Bisik (Y/N) lancar tiada kemacetan.
//ehhh//Oke. Subaru tersedak hamburger untuk kedua kalinya. Ia berdehem untuk menstabilkan suaranya lagi. "Sebelum aku menjawab, kamu harus menjawab pertanyaanku dulu."
"Eh? Boleh."
"Apa kamu percaya kalau vampir ada di dunia nyata?"
"Aku percaya sekali. Malah, aku ingin vampir ada di dunia nyata." (Y/N) menopang dagunya.
"Ya. Sekarang kamu bisa melihat vampir di dunia nyata." Ucap Subaru pelan.
"Hah? Berarti... be..berarti Subaru-kun vampir?" Mata (Y/N) berbinar. Subaru mengangguk mantap.
"Whoooaaaa suatu kebanggaan bagiku bisa bertemu bahkan berteman eh, maksudku bersahabat dengan vampir tampan sepertimu. Kyaaa! Ups.." bicara (Y/N) kelewatan. Ia mengucapkan kata 'vampir tampan'.
Pipi Subaru memerah. Ia memalingkan wajahnya agar (Y/N) tidak melihat wajahnya yang memerah.
"Eh, hmm... lupakan, lupakan." Ucap (Y/N) yang pipinya juga memerah.
"Satu hal yang harus kamu ingat, kamu harus merahasiakan ini. Mengerti?" Subaru menatap (Y/N) lekat - lekat.
"Mengerti. Aku janji."
Mereka tidak sadar kalau 2 orang pria berambut merah dan berambut coklat sedang mengawasi mereka.
"Hahah... sudah kudagu mereka itu dekat sekali." Pria berambut merah tertawa garing.
"Sudah kuduga. Itu yang benar." Pria berambut coklat mencibirnya.
"Aku tahu mereka itu sahabat. Tapi ..." pria berambut merah menggantung kalimatnya.
"Tidak ada persahabatan antara lelaki dan perempuan tanpa rasa cinta." Ucap keduanya bersamaan.
"Kita lihat endingnya bagaimana. Apakah si Tsundere albino mulai jatuh cinta? Atau si ceweknya? Atau mungkin keduanya?" Ucap pria berambut coklat sambil membetulkan posisi topi fedoranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND? [Subaru Sakamaki X Readers] {COMPELETED}
FanfictionTidak sengaja Subaru menemukan gadis yang sedang menangis di halaman belakang sekolahnya. Subaru menghampiri gadis malang itu. Gadis itu mengaku kalau dirinya adalah korban bullyan. Sejak saat itu, mereka menjadi sepasang sahabat. Bertahun - tahun l...