Rasa yang hilang

92 10 1
                                    

Pagi hari di Januari,
Tepat nya tanggal 16 Januari.

"Zahwa,andhira tadi pulang sekolah bareng sama zahwa ga?" Pesan dari Bunda Andhira
"Loh,Andhira pulang lebih cepat dari Zahwa bun." Balas Zahwa
"Kemana ya dia? Udah jam 8 gini dhira belum pulang juga. Bunda takut dia kenapa napa." Balas Bunda
"Bentar bunda,zahwa bakal minta bantuan temen temen kelas buat nyari andhira" Balas Zahwa

HAHAHAHA,aku tertawa melihat Zahwa yang langsung percaya pesan yang dikirim oleh Bunda ku. Padahal yang mengirim pesan dari Handphone bunda ku ya aku sendiri. Tapi kalian perlu tau,aku melakukan ini untuk memberi Zahwa Suprise,besok Tanggal 17 Januari ia kan Ulang Tahun.

(GRUP KELAS)
"Kalian,tadi siapa yang pulang bareng dhira?" -Zahwa
"Aku Zah." -Rizkie
"Kenapa Zah? Dhira kenapa?" -Nafisa
"Andhira belum pulang? Ilang?" -Arumi
"Ih balegg?" -Kania (Baleg=Benar)
"Iya,tadi bunda nya kirim pesan ke aku dhira belum ada dirumah juga." -Zahwa
"Perasaan tadi dia udah naik ojeg sambil nyapa urang Zah" -Rizkie
"Serius?" -Zahwa
"IH JANGAN JANGAN DICULIK!!" -Nafisa
"Lah kabur sama mang Ojeg?" -Rizkie
"Jangan sampe naudzubillah." -Zahwa

Saat aku sibuk menyimak kericuhan di Grup,banyak sekali teman teman kelas ku yang mengirim pesan langsung padaku. Salah satunya Reza. Percaya atau tidak seketika aku berhenti tertawa,kaku melihat nama Reza yang sudah lama tidak ada di Notif Handphone ku. Rasa sakit itu muncul kembali,ada sedikit rasa senang karena Reza ternyata masih mengkhawatirkan ku.

"PING!!"
"PING!!"
"Dhir"
"Dhira,kamu dimana?"
"Dhir,ibu kamu nyariin kamu. Cepet pulang" -Reza
"Reza,aku gakemana mana. Aku cuma lagi ngasih suprise buat Zahwa. Gausah khawatir" Balasku
"Kamu jangan bikin orang khawatir,kalau mau bikin kaya gini bilang dulu sebelumnya. Liat temen temen kita pada khawatir nyariin kamu." -Reza
"Iya za,aku minta maaf" Balasku
"Lain kali jgn bikin org khawatir." -Reza

Pesan reza,mungkin hanya 25% buat aku senang. Sisanya mungkin rasa sakit,dan pikiran bahwa reza mengkhawatirkan ku karena dia seorang Ketua Murid. Dia pasti bertanggung jawab jika ada apa apa dengan teman teman kelas nya. Apalagi aku dengar ia masih menyukai Ara yang sampai saat ini memiliki pacar. Tapi rasanya tak ada keinginan untuk aku kembali mencintai reza,rasanya semua rasaku padanya hilang karena rasa sakit yang begitu dalam.

****

"Bunda,andhira udah pulang?" -Zahwa
"Belum Zahwa,bunda udah bingung. Kalau sampai besok andhira belum pulang,bunda bakal lapor polisi buat nyari dhira."
"Yaampun bunda,Zahwa khawatir banget. Semoga andhira gakenapa napa." -Zahwa
"Aamiin sayang,udah zahwa tidur aja nanti bunda kabarin lagi ya."
"Iya bun." -Zahwa

Keesokannya Tanggal 17 Januari,
Ulang tahun zahwa dan hari ini aku akan menemui nya di Taman Kota.

"Zahwa,Selamat ulang tahun ya. Ini ada kado dari Andhira udah lama disiapin sama dia. Hari ini ketemu sama bunda ya di Taman Kota." -Bunda
"Makasih bundaa,Nanti zahwa ke Taman Kota ya bun. Andhira belum pulang juga?"-Zahwa
"Nanti kita obrolin di Taman aja ya sayang." -Bunda
"Iya,zahwa bentar lagi ke Taman." -Zahwa

Bergegas aku ke Taman Kota,menggunakan sepeda ku yang berwarna putih. Saat beberapa menit aku sampai,tiba tiba ada Zahwa memakai sepeda. Aku langsung bersembunyi di Pohon Besar. Saat Zahwa menyimpan sepeda nya,aku langsung memeluknya dari belakang.

"Happybirthday Zahwa." Ucapku
"IH DHIRA APA BANGET." Ucap Zahwa sambil menangis dan memeluk ku.
"Panjang Umur,Sehat selalu,All the best for you." Ucapku
"JAHAT BANGET IH,BIKIN KHAWATIR SEMUA ORANG." Ucap Zahwa
"Udah udah maafin aku ya,nih kado buat kamu hehehe." Ucapku
"Jadi bunda kamu ngerjain aku juga?"-Zahwa
"Engga lah,aku minjem handphone bunda buat ngejailin kamu." Ucapku
"Pantess bahasa nya beda ih parah!! Kenapaa ya pake percaya segala lagi aku teh." -Zahwa
"Gapapa deh,berkat aku ilang palsu. Reza seketika ilang jutek nya terus langsung chat ke aku deh Hahahaha." Ucapku
"Dasar,Modus emang haha." Ucap Zahwa
"Ga modus,malah gaseneng. Lebih ke sakit." Ucapku
"Udah,kita selfie dulu yuk." Ucap Zahwa

***

Hari ini aku sekolah,
Saat sampai,aku terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Kebetulan lantai kotor pada saat itu,aku bersihkan sebelum teman teman ku datang. Saat aku membersihkan lantai,teman teman ku satu persatu datang.

"Oh ini yang ilang teh haha." Ucap Akbar
"Iya semalem aku diculik,terus pas bangun udah di kamar sendiri." Ucapku
"Ngaco ah Hahahha." Ucap Akbar

Setelah Akbar datang,beberapa detik kemudian Reza datang. Aku menatapnya,aku kira ia akan melakukan hal yang sama seperti Akbar. Ternyata tidak, dia masih Reza yang dingin,dan aneh nya ketika aku menatap reza rasanya aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Seperti hati menolak untuk tetap mencintainya. Mungkin pada saat itu aku perasaan ku sudah hilang untuk nya.

"Dhirr woy,pr mtk udah yang buat segitiga dari Korek Api?" Ucap Nafisa
"Udaah." Ucapku
"Bantuin,aku belum selesai." Ucap Nafisa
"Iya bentar,ini tanggung." Ucapku

Aku masuk kedalam kelas,dan menghampiri Nafisa. Aku juga melihat reza sedang kesusahan membuat segitiga dari korek api tersebut.

"Mana na? Katanya belum." Ucapku
"Udaah ih aku bisa hehe." Ucap Nafisa
"Rezaa katanya gabisa bikin tuh dhir." Ucap Arif(teman sebangku reza)
"Dhir gimana ini ngejelasin rumusnya? Si reza gabisa." Ucap utama
"Bantuin sana jangan gengsi." Ucap Nafisa
"Apaa ai maneh rif bisa urang mah." Ucap Reza
"Gini caranya buat segitiga dari korek api." Tanpa panjang lebar,aku langsung membantunya,tangan ku dingin rasanya beku. Untuk pertama kalinya aku mengeluarkan kalimat untuk reza.
"Udaah kan selesai" ucapku
"Makasih dhir." Ucap reza
"Cie cie akhirnya gapada bisu juga." Ucap nafisa
"Eh dhir,minjem pulpen" Ucap reza
"Hahahaha lawak" Ucap Nafisa

DEKAT TAPI TAK KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang