-f o u r

36.1K 2K 126
                                    




Saat Ahra mulai mencengkram dan mencakar punggungnya, laki-laki itu akhirnya melepaskan ciuman mereka.

Ahra tidak tau apakah ini akan berhasil, tapi tidak ada salahnya mencoba. Jadi dengan nafas terengah gadis itu mulai berbicara, "Kau bilang kau sungguh menyukaiku."

Sehun tersenyum sensual dan kembali menatap bibir Ahra yang baru saja dilepaskannya. "Ya." Ucapnya sebelum kembali mendekatkan wajahnya, berniat kembali mencium Ahra, tapi gadis itu kembali mendorong Sehun menjauh.

"Dan kau bilang akan memberikan apapun yang kuminta." Ucap Ahra lagi sambil menatap laki-laki diatasnya.

"Ya. Apapun."

"Berjanjilah."

"Sumpah pramuka." Ucap Sehun sambil membuat tanda silang di dadanya menggunakan jari telunjuk. Mencoba bermain-main.

Ahra menatap Sehun tepat di matanya. "Aku minta kau lepaskan aku sekarang juga dan jangan pernah mengangguku lagi." Ucapnya dengan suara sedikit bergetar, menekan emosinya kuat-kuat.

"Apa?! Permintaan macam apa itu?!" Sesaat tatapan Sehun menjadi marah dan berapi-api menatap gadis di bawahnya. "Aku tidak akan melakukannya!"

"Kau sudah mengatakannya. Seharusnya kau menjaga ucapanmu sendiri." Ahra kembali berucap. "Seorang pria sejati tidak akan melanggar sumpahnya." Lanjutnya penuh provokasi.

Ahra tau Sehun adalah tipe laki-laki dengan harga diri yang sangat tinggi, dia tidak akan pernah melanggar ucapannya sendiri.

Sehun mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan mencoba menahan amarahnya.

Ahra benar. Gadis itu memang sangat cerdas dan memiliki taktiknya sendiri yang bahkan tidak dapat Sehun tebak. Jika Sehun tetap memaksa Ahra sekarang, maka selamanya Ahra akan mengingat Sehun sebagai laki-laki yang tidak bisa menjaga ucapannya dan tetap teguh pada pendiriannya.

Akhirnya dengan berat hati Sehun memutuskan untuk melepaskan Ahra, laki-laki itu bangun dan kembali terduduk di sofa.

Ahra ikut bangun dari posisinya dengan segera, membenahi bajunya yang dibuat berantakan oleh Sehun. "Terimakasih atas jamuan anda, Sir." Ucap gadis itu setengah menyindir sebelum bangun dan dengan ekspresi dingin meninggalkan perpustakaan rumah Sehun.

Ahra melanjutkan langkahnya yang tidak gentar saat keluar dari rumah Sehun.

Tetapi sebelum masuk kembali ke dalam mobilnya, Ahra menoleh, dan menemukan Sehun masih menatapnya dengan wajah datar dari balkon lantai atas rumah megahnya.

Lihatlah, dia bahkan tak peduli dan tidak mencoba mengejarnya saat Ahra melangkah pergi. Betapa luar biasa laki-laki itu. Ahra semakin yakin kalau Sehun tidak serius dengan ucapannya soal cinta atau apalah itu. Dia hanya menginginkan Ahra untuk dipermainkan. Hanya itu.

Ahra kembali berbalik tak acuh, masuk ke mobilnya dan menginjak pedal gas-nya dengan marah, meninggalkan tempat itu sesegera mungkin.

Sepuluh menit kemudian, Ahra menepikan mobilnya di sebuah jalanan sepi setelah mengemudi seperti orang kesetanan.

Gadis itu mengarahkan kaca spion di bagian depan mobil ke wajahnya dan baru sadar kalau dia terlihat sangat berantakan. Airmata yang meleleh di pipinya, lipstick-nya yang berantakan hasil dari ciuman Sehun yang sembarangan, dan bekas kemerahan yang terlihat jelas diatas kulit lehernya.

Tapi, kenapa pula dia harus menangis?

Ahra mengusap air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar.

Gadis itu kembali merenung dan berpikir tentang hal baru disadarinya.

Ada sesuatu tentang Sehun yang membuatnya ketakutan sekaligus ingin lebih mendekat padanya. Ahra merasa dirinya seperti serangga yang tertarik pada tumbuhan karnivora. Mereka terus mendekat dan mendekat karena penasaran.

Been Through · osh✔ [ TELAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang