Ahra menghabiskan hari berikutnya dan akhir pekannya dengan menangis dan menjadi menyedihkan. Berangkat ke kampus, lalu langsung pulang kerumah dan kembali meringkuk dikamarnya dengan erat dan hampir tidak memakan apapun.
Dia sudah dua kali melewatkan kelas Sehun.
Ahra bahkan tidak pergi keluar bersama kedua sahabatnya, dan itulah yang membuat Jungyeon dan Jisoo tau apa yang terjadi.
Pada Jum'at malam, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk datang ke rumah Ahra. Setelah mengetuk pintu rumahnya beberapa kali, Mama Ahra membukakan pintu dan segera tersenyum lega.
"Masuklah, Ahra sedang berada di kamarnya saat ini. Dia menjadi sangat tertutup dan itu membuatku khawatir. Dia bahkan menolak coklat kesukaannya. Kalian tau 'kan itu tidak pernah terjadi?" ucap Choi Jihyo-Mama Ahra.
"Tenang saja, Auntie. Kami yang akan membuat Ahra keluar dari sarangnya," Jisoo menjawab dengan sebuah senyuman. Mrs. Choi balas tersenyum lega mendengarnya.
"Baguslah. Oh, aku akan menyiapkan camilan. Kalian suka muffin?"
Setelah sedikit berbasa-basi, Jungyeon dan Jisoo segera naik ke lantai atas dan menuju kamar Ahra. Jungyeon sudah mengetuk pintu putih besar itu beberapa kali tapi tidak jawaban sedikitpun dari dalam ruangan.
Setelah bertatapan sebentar akhirnya Jungyeon dan Jisoo memutuskan untuk langsung membuka pintu kamar Ahra. Dan ternyata tidak terkunci.
Kedua gadis itu menemukan seonggok tubuh yang sedang tertelungkup diatas tempat tidur dengan lilitan selimut tebal disana. Hanya lampu tidur di meja nakas gadis itu yang menyala, dan itu membuat keadaan kamar Ahra remang-remang.
Jungyeon segera mencari saklar lampu dan menghidupkannya, yang dijawab oleh sebuah erangan protes dari Ahra yang masih berada diatas tempat tidur.
"Cukup sudah." Jungyeon berucap, dia menarik selimut tebal yang masih melilit tubuh mungil sahabatnya itu. "Kau mau bangun sendiri dan keluar dari sana atau aku harus menyeretmu keluar dengan pakaian seperti itu?" Jungyeon berucap sambil memperhatikan kaus yang dipakai Ahra.
Spongebob.
Memangnya tidak ada yang lebih anggun lagi apa?
Ahra kembali merengek seperti bayi, "Kenapa kita harus pergi keluar dari sini? Untuk apa? Mereka semua brengsek. Semua pria hidup itu brengsek." Ucapnya sambil kembali berguling masuk kedalam selimutnya.
Jisoo kali ini ikut menarik selimut Ahra yang bermotif bunga mawar, "Ya. Tapi kita membutuhkan mereka untuk perkembangbiakan spesies, Ahra." ucapnya.
"Uh-huh, Jisoo benar. Lagipula tidak semua pria brengsek."
"Sebutkan satu saja pria yang tidak brengsek. Satu saja."
"Ayahku tidak brengsek." Jungyeon menjawab.
"Ayahku juga tidak." Jisoo terkikik geli dan meniru ucapan Jungyeon.
Ahra akhirnya mau menatap mereka. "Kalian benar. Papa-ku juga tidak brengsek." Ucapnya menerima kekalahan.
Gadis itu lalu bangun dan terduduk diatas tempat tidurnya. Keadaannya sungguh mengenaskan. Matanya membengkak, dan rambutnya mengembang seperti singa. Kalau saja tidak kasihan, Jungyeon dan Jisoo pasti sudah berguling-guling di lantai menertawakan gadis itu.
Kapan lagi kalian melihat Choi Ahra yang penuh gengsi menjadi berantakan seperti ini?
"Ohh, look at this crybaby." Jungyeon membuka kedua lengannya, dan Ahra, dengan wajah menyedihkan segera melemparkan dirinya sendiri ke pelukan Jungyeon. Jisoo hanya bisa geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been Through · osh✔ [ TELAH TERBIT ]
Fanfiction[ Sudah tersedia di KaryaKarsa ] [ Novel cetak tersedia di toko oren @anpublisher ] ©caramel-hun,2017🔞 [ C O M P L E T E D ] Bertemu kembali dengan pria yang mengambil kegadisannya dalam sebuah one night stand bukanlah ide yang bagus untuk Ahra, ap...