Ahra membuka matanya dengan perlahan, rasanya tidurnya malam ini nyenyak sekali.
Dengan malas-malasan tangannya terulur untuk meraih ponselnya diatas meja nakas, tetapi tangannya tidak menjangkau apapun. Merasa ada yang ganjil, Ahra segera mengangkat kepalanya untuk melihat keadaan sekitar.
Tunggu-seingat Ahra bukan begini bentuk kamarnya. Seharusnya tembok kamarnya berwarna biru, 'kan? Bukannya coklat-
Tunggu dulu! Ini dimana sih?!
Ahra langsung bangun terduduk dengan panik, dan menjadi benar-benar sadar kalau dia tidak mengenali tempat ini. Ahra memicingkan matanya kembali, mencoba mengingat.
Tugas akhir, perpustakaan, pizza, Sehun-
Sehun!
Pasti dia ketiduran tadi malam. Oh sial!
Ahra segera bangun dari posisinya, dan kembali merasa ada yang janggal. Dia lalu melihat kebawah dan-
Dimana celananya?!
Ahra refleks menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan. Gadis itu refleks meraih selimut dan menutupkan benda itu disekitar pahanya.
Sehun tersenyum simpul melihat Ahra. Dia terlihat tampan di pagi hari, dengan setelan seperti yang biasa dia pakai saat mengajar. "Kau sudah bangun?" laki-laki itu menyapanya, tapi Ahra malah merengut dan menatapnya dengan menuduh.
"Apa yang kau lakukan padaku?"
Laki-laki itu terlihat bingung atas pertanyaan Ahra. "Aku tidak melakukan apapun."
"Seingatku semalam aku masih memakai celana jeans, dan pagi ini aku bangun tanpa benda itu. Kurasa itu tidak bisa dikategorikan sebagai tidak melakukan apapun." Jawab Ahra dengan mata memicing sengit pada Sehun.
"Aku melepasnya tadi malam karena sepertinya itu tidak nyaman untuk dipakai tidur." Jawab Sehun enteng seolah melepaskan celana seorang gadis yang sedang tertidur bukanlah suatu tindak kriminal.
Tapi jika dipikir-pikir ada benarnya juga, sih. Kalau saja semalaman Sehun membiarkannya tidur dengan celana jeans itu, pagi ini kakinya pasti akan kesemutan dan terasa sakit karena celana yang kemarin dia pakai memang memiliki model yang ketat.
Mungkin Sehun memang hanya berniat baik dan khawatir padanya. Seharusnya Ahra tidak boleh berpikiran buruk seperti itu kepada Sehun.
Tapi masa iya Ahra harus berterimakasih pada Sehun karena telah melepas celananya saat dia tidur?! Nanti yang ada malah laki-laki itu akan semakin melunjak untuk berbuat macam-macam padanya.
Jadi Ahra memilih untuk bungkam.
Sehun semakin melangkah mendekat kepada Ahra. Dan saat sudah sampai beberapa langkah didepannya, Ahra ikut melangkah mundur menjauhi Sehun dengan was-was.
Tanpa diduganya laki-laki itu malah meletakkan sebuah lipatan kain berwarna biru pastel keatas tempat tidur. "Itu milik kakakku. Kau bisa memakainya." Ucap Sehun sambil menatap Ahra dengan senyuman kecil terpatri di wajahnya.
"Mandilah, aku menunggumu dibawah untuk sarapan." Ucap laki-laki itu sebelum memutuskan untuk kembali melangkah keluar dari ruangan.
Ahra hanya menatapnya tidak mengerti.
Kemana perginya Oh Sehun yang menyebalkan?
***
Ahra sudah menyelesaikan mandinya dan memakai dress yang baru saja diberikan Sehun. Gadis itu sempat berdecak kagum saat melihat merek yang menempel pada pakaian itu. Pasti kakak laki-laki itu adalah perempuan yang elegan dan berkelas, dan cantik juga pastinya. Lihat saja adik laki-lakinya yang ketampanannya melebihi para aktor itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/149661412-288-k780244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Been Through · osh✔ [ TELAH TERBIT ]
Fanfic[ Sudah tersedia di KaryaKarsa ] [ Novel cetak tersedia di toko oren @anpublisher ] ©caramel-hun,2017🔞 [ C O M P L E T E D ] Bertemu kembali dengan pria yang mengambil kegadisannya dalam sebuah one night stand bukanlah ide yang bagus untuk Ahra, ap...