Senja semakin larut,
jarum pendek pun melancar dengan lajaknya
Nalar ini makin panas
Terus memanas hingga terselap
apa yang ingin diserunya
Logika pun semakin ngawur
Patut lontarkan celoteh apa tuk menaja dialog
Tatkala kau hanya terkelu membatu
Terserempak...
Tak tenteram kau maherat
Dan terserempak...
Nalar kembali laksana sewajarnya
Satu harapan nan pupus
Satu harapan nan menyulut
Beribu penyesalan
Ahhh usailahFauzan
Jkt130518 [02.01]
Dibalut kehampaan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
PoetrySuara rindu yang belum sempat tertuju, karna kamu yang baru saja berlalu.