Bagian 32 : Pemabalasan Sarada

6.4K 231 46
                                    

Di desa yang tertutup daun..
Bisa dilihat dengan jelas ada sebuah desa yang semakin modern, mungkin suatu saat nanti, desa ini tidak lagi bisa disebut desa..

Di akademi..
*Desa Konoha..

"Sarada"

"Ha'i"

"Sebutkan, apa hal yang kau sukai dan kau benci"

"Em"
"Hal yang ku sukai adalah menjahili Boruto"
"Karena...
"Karena aku pikir, bisa menjahili seorang raja jahil itu adalah tindakan yang hebat, dan patut di apresiasikan"ucap Sarada kecil sambil membenarkan kacamata nya yang terlihat ada tatapan evil smirk disana

"Membodohi si baka"
"Hihi"
"Dan hal yang aku benci, ketika dia menyembunyikan sesuatu dari ku"
"Aku sangat benci itu"

Kami berdua tumbuh bersama...
Tanpa aku sadari, jika Boruto leb

Tanpa aku sadari, jika Boruto leb

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kata2 yg harus nya author salurin di oneshot, namun masih comning soon sih wkwkwk.                                                      

Wajah Sarada memerah..

"Tolong..."
"Katakan sekali lagi"pinta Sarada

"T-t-t-tapi....

Ingin sekali Boruto menolak nya, namun saat ia menatap kedua bola mata Sarada yang begitu kelam.. seolah dirinya kembali terhipnotis atau jatuh ke dalam genjutsu kelas atas milik Sarada, rasa nya seolah masuk ke dalam dunia genjutsu yang di penuhi rasa cinta.. dimana jika Boruto terjebak disana, ia tidak ingin genjutsu ini terhenti.

"Sarada"
"Aku masih mencintaimu"

"Masih.. sangat-sangat-sangat mencintai mu -ttebasa"

Begitu lantang terdengar di kuping Sarada, dan begitu berani bagi Boruto mengatakan hal ini tepat di hadapan wajah gadis yang sebentar lagi akan menikah dengan pria lain..

"Aku mohon, sangat sangat..."
"Aku... Aku ingin..."
"Memiliki mu lagi.."
"Aku mohon, kembali lah pada ku, Sarada"

Suara detakan jantung yang berdebar-debar sangat cepat, baik Sarada ataupun Boruto mereka berdua sama-sama bisa merasakan detakan jantung mereka.
Tubuh mereka yang bersatu dalam pelukan lah yang membuat mereka bisa merasakan debaran jantung mereka.
Mulut Sarada sedikit terbuka, matanya melebar, wajah nya memerah.
Boruto menatap mata hitam Sarada semakin dalam, ia tidak pernah bisa mengerti lagi caranya untuk membuat Sarada membenci nya, kedua mata Sarada lagi-lagi menghipnotis nya untuk menghapus niatan untuk membuat Sarada terluka, meskipun Boruto tidak pernah memikirkan nya sekalipun.
Tubuh Sarada terasa dingin.
Tubuh Boruto hangat.
Mereka nampak seolah simbiosis mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain.

Love ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang