Part 16

1.6K 80 3
                                    

Saila Melihat Lihat Isi Kulkas,Sebentar Lagi Sayur Dan Peralatan Masak Lainnya Akan Habis

Ia Harus Kepasar Karena Jika Tidak Bagaimana Cara Ia Memasak?

Ia Ke Kamar Dan Melihat Tian Yang Masih Tertidur Dengan Pulasnya

"Mas Bangun,Aku Mau Minta Uang Buat Belanja Alat Masak" saila Membuka Suara

Tumben Sekali Tian Tidur Setelah Shalat Subuh,Sekarang Jam Menunjukkan Pukul 09.00 Pagi

Tian Mengerang

"Engghh" Erangnya Seperti Tidak Ingin Meninggalkan Tempat Tidurnya

"Mas letakin Di mana?" Tanya saila

Tian mengucek matanya

"Ambil Aja Di Dalam Lemari" Walau Pelan Tapi Terdengar Ketus Di Telinga Saila

Saila hanya menarik nafas

Dan mengambil Dompet Tian Dan Mengambil Uang Yang Berwarna Merah Itu Sebanyak 2 lembar

Tumben Sekali Tian Tidak Memberikan Uang Bulanan Kepada Saila Padahal Uang Yang Ada Di Dompet Tian Terkesan Sangat Tebal Dengan Isian Uang Merah Semua,Tapi Ia Tidak Akan Berburuk Sangka ,Mungkin Uang Itu Sangat Penting Bagi Tian,Mungkin Saja Itu Untuk Perusahaannya

Saila Menaruh Dompet Tian Kembali Kedalam Lemari

Dan Beranjak Kembali Ke Dapur Mengecek Apa Apa Saja Yang Akan Ia Bawa

Setelah Selesai Dari Dapur Saila Mengeluarkan Motornya Dan Bergegas ke pasar

Ditengah Tengah Perjalanan Ke Pasar Saila Teringat Sesuatu

"Astagfirullah,Aku Lupa Pamit Sama Mas Tian" Lirih Saila

Saila Memutar Balik Motornya
untuk Kembali Kerumah Padahal Rumah Saila Dengan Jarak Ke Pasar Bisa Dikatan Cukup Jauh , Sekitaran 20 Menit

Setelah Sampai Di Rumahnya ,Ia Langsung Masuk Dan Mengucapkan Salam Dan Langsung Pergi Ke Lantai 2

"Mas aku kepasar Ya,Untuk Beli Alat Masak" pamitnya

"Hmm" Sahut Tian Dengan Malas ,Dengan Mata Yang Masih Terpejam

Saila Memaksakan Senyum Setulusnya

Walau Hatinya Sakit,Ia merasa Tian Berubah
Ia Dia Berubah Tetapi Saila harus Berhusnudzon Dengan suaminya Itu,Mungkin Saja Suaminya Lelah Karena Lembur Semalaman

***

Saila Kembali Menyalakan Motornya

20 Menit Kemudian Ia Sudah Tiba Di Pasar

Setelah Membeli Beberapa Sayuran Buahan Dan Lauk Pauk, Ia Langsung Bergegas Pulang

Karena Ia Tidak Mau Berlama Lama Menghabiskan Waktu Di Luar Rumah

***

Sepulangnya Saila Saila Langsung Mengganti Khimar Yang Tadinya Panjang Menjadi Jilbab Sorong Yang Lumayan Pendek,Karena Ia Akan Memasak ,Karena Ia Merasa Tidak Bebas Melakukan Apapun Saat Memasak Dengan Khimar Panjangnya

Setelah Selesai Memasak Sekitaran Jam 11 Semuanya Sudah Terhidang Manis Di atas Meja Makan ,Saila meniti Anak Tangga Untuk Ke Kamar Nya, Berniat Untuk Membangunkan Suaminya

"Mas,Bangun" Ucapnya Sambil Mengelus Kening tian

"Makanan Udah Jadi ,Yuk Bangun Nanti Dingin" ucapnya lagi Sambil Kembali Mengelus Kening Tian

Tian mengerjap ngerjapkan matanya

Senyum Yang Ingin Ia Tunjukkan Kepada Saila Ia Telan Kembali Denga Muka Datar,Entahlah Ia Akhir Akhir Ini Merasa Bosan Dengan Wajah Saila

"Kok Lama Banget? Bukannya biasanya kamu selesai masak Jam 9? " Tanya Tian Yang Melihat Jam Yang Menunjukkan Pukul 11 siang

"Ia Tadi Ada Beberapa Yang Enggak Lengkap Jadinya Aku Kepasar,maaf Mas" terang saila

Tian Tidak Memperdulikan Omongan Saila Dan Bergegas Keluar Kamar Dan Meniti Anak Tangga Menuju Dapur

Dentingan Sendok Menggema Di Dalam Dapur Yang Bertema Klasik Ini

Suasa Terasa Suram Dan Canggung

"Mas, Besok Pagi Selesai Subuh Aku Take Off,Kamu Beneran Nggak Mau Aku Ikut Kejakarta?" tanya Saila Memecahkan Keheningan

Tian hanya mengangguk

Menjadi Pengusaha Di Tanah Kelahiran Istrinya Ini Bukanlah Sesuatu Yang MudAh

Oh Iya Apa Kalian Tau PekerjaAn Tian?

Tian Punya Pabrik Teh di Kayu Aro, Banyak Sekali Yang Mengorder produknya Sampai Keluar Daerah ,Membuat Tian Kewalahan Walau Banyak Sekali Karyawan Nya Tetap Saja Setiap Hari Tian Harus Kesana Untuk Memantau dan mengontrol

Saila Sangat Sedih Karena Tian Tidak Ikut Dengan Dirinya Ke Jakarta ,Tetapi Ia Sangat Memaklumi Ke Sibukkan Tian

"Mas Anterin Aku Kan?" Tanya Saila

"Insyaallah Dek" Tian Tersenyum Manis Kepada Saila

"Insyaallah Itu 99% Iya Dan 1% kehendak Allah Mas" Seakan Tau Sebenarnya Tian Sangat Tak Ingin Mengantar Dirinya Keluarlah Kalimat Yang Seakan Menyinggung Suaminya Itu

"Lah Kamu Kok Ngegas Sih?!" ketus Tian

"Ya Allah,Siapa Yang Ngegas Sih?Aku Kan Cuma Bilang-"

"Yaudah Gue Anterin Lo!" Tian Membanting Sendoknya Dan Langsung Pergi

Jantung Saila Berdegub Kencang ,Apa Yang Brusan Ia Dengar Itu Salah?Apa Ia Salah Dengar? Apa Tadi Yang Dikatakan Oleh Tian? 'LO?' 'Gue' Saila benar benar Tak Menyangka

Senyuman Dan Elusan Tian Setiap Paginya Yang Menjadi Candu Bagi Saila Kini Telah Hilang Semenjak Beberapa Hari Yang Lalu

Kata Kata Romantis Yang Selalu Membuat Saila Melayang
Kini Hanyalah Kata Singkat Yang Menyayat Hati

Kelopak Mata Saila Memanas

Dan Setetes Bulir air Meneres Dari Matanya

"Astagfirullah ya allah"

•••

Hallo Apakabar Semuanya?Sehat? Bagaimana ceritanya? Bagus atau tidak? Aku tahu aku Tahu Pasti Ceritanya sangat membosankan Bukan? Ya aku tahu karena aku memang ngga bisa bikin cerita

Jangan lupa Kasih Suara Buat Penyemangatku Untuk Menulis ^^

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang