Eldric || 21

73.2K 6.3K 709
                                    

Pukul 18:01.

Eldric baru saja menginjakan kakinya di teras depan rumahnya. Lalu Eldric melempar tas sekolah kesembarang arah. Eldric menidurkan tubuhnya di lantai depan teras. Meski seragam sekolah masih melekat di tubuhnya.

Pandangan mata Eldric menatap pada langit yang mulai gelap.

"Astagfirullah, kamu baru pulang? Kemana aja kamu seharian? Bukan nya langsung masuk ke dalam rumah. Kamu malah tiduran di sini." ucap Mahesa, ketika dirinya membuka pintu utama. Namun Mahesa di kagetkan dengan kehadiran Eldric putra nya yang terlentang di bawah lantai.

Eldric tidak menyadari kedatangan papahnya. Bahkan mendengar ketika Mahesa bersuara saja dia tidak mendengarnya. Entah apa yang di pikiran oleh anak remaja itu.

Mahesa berkacak pinggang. "Eldric anak alay." panggil Mahesa kembali.

Namun Eldric tak juga menyadarinya.

Mahesa menghela napas. "Nih anak, nggak cuman kebiasaan jatoh mulu sama tidur kayak kebo. Tapi budeg juga, astagfirullah!"

Mahesa mencari sesuatu agar putranya segera sadar dari lamunan nya. Ketika apa yang Mahesa liat ke arah lain. Dia secepatnya menangkap seekor kecoa yang tengah merayap di lantai tak jauj dari Eldric.

Mahesa tersenyum miring. "Pasti dia senenng kalau ketemu sama kembaran nya." ucapnya.

"Ko gini banget nasib hati gue ya. Niat gue kan nggak mau nyakitin cewek. Tapi malah gue yang di sakitin cewek." batin Eldric.

Mahesa menghampiri Eldric. Lalu dia menjatuhkan kecoa itu tepat di hidung Eldric.

Mata Eldric melotot tajam ketika melihat binatang yang sangat tidak dia sukai. "KECOA GELO SIAH NGAPAIN NEMPLOK DI HIDUNG GUE." teriak Eldric heboh.

Eldric langsung berdiri sembari meloncat-loncat dan juga sesekali dia teriak geli. Karena Eldric sangat benci dengan binatang yang namanya kecoa. Bukan hanya kecoa bahkan semut kecil yang warna hitam saja dia takut. Entah lah apa yang di takutkan Eldric pada semut yang notabenya binatang sangat kecil itu.

Mahesa terkekeh.

"Hahah. Kecoa kan kembaran kamu." kata Mahesa.

Eldric menoleh pada papahnya. "PAPAH ITU DI PUNDAK PAPAH ADA KELALAWAR GOMBEL." teriak Eldric sembari menunjuk pada pundak Mahesa.

"HUAAAA." teriak Mahesa sembari menghampiri Eldric.

Namun Eldric tertawa dengan keras.

Mahesa menyadarinya bahwa putranya telah membohonginya.

Byur.

Tubuh Eldric dan Mahesa seketika basah. Mereka menoleh pada seorang wanita paruh baya memegang ember di tangan nya. Siapa kalau bukan Maudy.

"Ya allah sayang. Kenapa kamu siram aku?" tanya Mahesa.

"Tau nih mamah. Aku bukan tanaman yang mesti di siram." kata Eldric. Sembari merapihkan rambutnya yang basah.

Maudy tersenyum kecil pada kedua laki-laki yang sangat dia cintainya. "Kalian berisik karna teriak-teriak. Masih mending kalau di hutan, ini di rumah."

"Noh, salahin papah aja mah. Jangan Eldric ya." rayu Eldric.

"Enak aja kamu salahin papah. Kamu juga salah. Salahin dia aja sayang jangan aku ya." kata Mahesa sembari memberikan kedipan mata andalan nya pada Maudy.

"Jangan pake ngerayu segala. Kalian berdua sama aja." ujar Maudy.

"Mamah cantik deh, kayak bintang kecil di langit yang biru, tapi bintangnya mamah di hati aku warna pink. Kayak celana kolor papah yang pink." tawa Eldric.

ELDRIC (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang