Qiandra baru saja keluar dari toilet. Dia melangkahkan kakinya dengan cepat. Namun Qia menghentikan langkah kaki nya tepat di samping gudang.
Qia sesekali ngantur napasnya. Dia mlihat jam di pergelangan tangan nya. "Ya ampun sekarang pelajaran pak Eko lagi. Gue yakin pasti pak Eko bakalan marah banget sama gue. Mestipun wajah nya ganteng tapi kalau marah serem juga kayak muka Eldric." gumamnya.
Namum ketika Qiandra akan berlari lagi. Dia mendengar ada yang ribut di dalam gudang.
"Rame banget. Siapa yang lagi berantem coba." ucapnya.
Karena Qia penasaran dia mencoba mendekat pada pintu gudang itu.
Brak.
"Astagfirullah." ucap Qia kaget. Mendengar suatu benda seperti di banting.
"Gila, siapa yang berantem di gudang. Pasti nih kelakuan cowok kalau berantem sukanya banting barang apa aja yang ada di sekitarnya."
Qia membuka pintu gudang secara perlahan "Penasaran banget gue."
Setelah Qia membuka pintunya. Mata Qia melotot sempurna. Qia kembali menutup pintu gudang itu.
"Ya ampun mereka lagi berantem, serem banget." ucapnya.
Qia segera pergi dari depan gudang. Dia berlari menyusuri koridor demi korodor.
Sesekali dia mengatur napasnya.
Sampai di depan kelas. Qia langsung masuk, tanpa harus mengetuk pintu.
Teman kelasnya yang tengah belajar terlonjak kaget. Begitu pun dengan pak Eko yang juga membaca buku terlonjak kaget.
"Astagfirullah, Qia kamu apa-apaan." tegur pak Eko.
"Pak, jangan marahin dia pak." balas Eldric.
Pak Eko hanya sekilas melihat Elric.
"Maafin ya pak maaf. Tadi pas di toilet banyak lalat yang lagi bermake up di cermin. Mungkin mereka mau datang ke pesta ulang tahun temen nya." ucap Qia.
Seisi kelas yang mendengar perkataan Qia tertawa. Begitu dengan Eldric tertawa geli.
"Gila anjir ada juga lalat yang lagi bermake up. Lo liat juga nggak, pas lalat nya pipis?" tanya Lanka sembari tertawa.
Teman kelasnya kembali mempertawakan nya.
"Jangan ngetawain bidadarinya kesayangan gue woy. Ngetawain dia, gue kasih cium nih." ancam Eldric.
"Amit-amit ya allah, si Eldric sumsum." kata Lanka.
"Mesum Lanka bego, bukan sumsum." ucap Rico.
"Si Eldric lagi butuh belaian." tawa Arza.
"Arza kamu bilang apa?" tanya pak Eko.
"Enggak pak." elak Arza.
Eldric menghiraukan.
"Sayang, kamu kenapa kayak oon gitu?" tanya Eldric pada Qia.
"Ya ampun gue seriusan deh nggak bohong." balas Qia. Sembari menoleh pada Eldric.
Eldric mengangguk-angguk percaya apa yang orang yang dia cintai katakan, meski itu mustahil. "Aku orang pertama yang percaya sama kamu sayang." ucapnya tak tau malu.
"Eldric ngeselin." batin Qia.
"Gara-gara Eldric tuh, Qia jadi dong-dong otaknya." kata Wiwit.
"Sudah, sudah. Kamu kenapa lari-lari Qia?"
Qia menggaruk pipi nya. "Itu pak, di gudang lagi ada yang berantem masa. Sampe berantemnya parah banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDRIC (Completed)
Teen Fiction-Completed!! 2 part akhir di hapus. #4 in Teen Fiction (11 July 2018) (Sequel of Mahesa The Perfect Bad Boy) Jangan kaget bila bertemu dengan Eldric Garvi Pradipta seorang Bad Boy. Bahkan melebihi Bad Boy dari Mahesa ayah nya. Namun dia tak begitu t...