Karena Eldric terlambat dia lebih memilih menghindari pelajaran pertama dengan kabur lewat belakang setiap kelas yang dia lewati.
Sesekali Eldric menundukkan bahunya agar tak ketahuan oleh guru yang tengah mengajar di kelas masing-masing.
Baru akan melangkah selanjutnya Eldric tersandung oleh kakinya sendiri. Dan membuat Eldric terjatuh.
"Si gelo, aing jatoh terus." gerutunya dengan keras.
Namun tiba-tiba jendela kelas yang tepat Eldric terjatuh terbuka. Seorang guru yang memakai kaca mata memandang Eldric.
"Jatoh lagi?" tanyanya.
Eldric yang mendengar ada suara seorang guru tiba-tiba dia merasa kaget. Lalu dia mendongkakan kepala nya menatap pada guru yang tak Eldric ketahui siapa namanya.
Eldric memang tidak pernah mengingat siapa guru di sekolahnya. Bahkan guru setiap mengajar di kelasnya, dia tak pernah tahu siapa namanya.
Eledic menggeleng. "Lagi duduk aja pak. Lagi santai ini, cuman mau ngopi, tapi kopi hitam malah nggak ada." sahutnya santai.
Eldric sesekali membersihkan celana seragam sekolah yang kotor, akibat terjatuh tadi.
"Kopi susu atau kopi hitam manis?"
Sesekali siswi yang duduk di bangku kursi deket jendela, mencoba menengok. Seperti ingin tahu, dengan siapa guru itu tengah berbicara.
Setelah siswa siswi yang melihat siapa orang lawan bicara guru yang mengajarnya. Mereka menggeleng tak percaya dengan kelakuan Eldric yang kelewat nakal. Namun bagi siswi Eldric ingin menjadi masa depan nya dan ingin memenangkan hati si cowok bad boy.
"Si bapak sukanya yang manis-manis. Manis nya kayak muka saya ya pak." ucap Eldric dengan cengiran.
Guru itu menggeleng.
"Ngopi yuk pak." ajak Eldric.
Eldric tak tahu jika guru yang bernama Eko itu sudah menggeleng kepala, sesekali menghela napas sabar menghadapi Eldric.
"Kamu masih belum juga sadar Eldric?" tanyanya.
"Alhamdulilah pak. Setiap harinya saya selalu sadar, dengan selalu bersyukur kepada Allah subhanahuwataala." ucap Eldric.
Eldric berdiri dari posisi berjongkoknya. Lalu dia meraih tangan pak Eko dan Eldric menyalaminya. "Saya Eldric Garvi Pradipta, anak nya papah dan mamah saya dan punya adik perempuan Eldriana. Saya pamit dulu ya pak. Pamit mau ngopi biar pikiran saya selalu manis." setelah menyalami pungung tangan pak Eko. Eldric berjongkok kembali.
"Astagfirullah. Eldric, Eldric. Kenapa dia sama sekali dengan Mahesa tingkahnya." ucapnya. Lalu dia kembali duduk di bangku kursinya.
Eldric tidak berlari dengan ngacir. Melainkan dia merangkak menuju kantin. "Semoga dengan begini gue kagak di kutuk jadi kodok." gumamnya. Seperti berdoa pada yang maha kuasa.
Sampai di kantin Eldric segera mengambil salah satu air minum dari botol mineral yang ada di lemari dingin. Karena dia merasakan jika tenggorokan nya sangat haus.
Eldric meneguk air minum itu, membuat jakun nya naik turun.
Keringat kecil mulai bercucuran dari wajah tampan nya.
Setelah menghabiskan air minum. Eldric mendudukan bokoknya di salah satu bangku paling pojok.
"Capek gila." keluhnya.
Terdengar gelak tawa dari 3 siswa ketika memasuki kantin.
"Eh si kunyuk malah enak-enakan duduk!" ucap Lanka. Ketika dirinya melihat Eldric malah enak bersantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDRIC (Completed)
Novela Juvenil-Completed!! 2 part akhir di hapus. #4 in Teen Fiction (11 July 2018) (Sequel of Mahesa The Perfect Bad Boy) Jangan kaget bila bertemu dengan Eldric Garvi Pradipta seorang Bad Boy. Bahkan melebihi Bad Boy dari Mahesa ayah nya. Namun dia tak begitu t...