Seorang dokter baru saja keluar dari ruangan operasi yang menangani Eldric.
Qia secepatnya menghampiri dokter itu. Di susul oleh teman lain nya. "Gimana sama dia, dok?" tanyanya dengan cepat.
"Apa orang tua pasien sudah datang?" tanya dokter itu.
"Memang kenapa sama kakak saya dokter, kasih tau sama saya." timpal Ana.
"Biar saya bicara langsung dengan kedua orang tua pasien." sahutnya.
"Dok, nggak terjadi sesuatu, 'kan sama dia. Jangan buat saya takut dok," ucap Qia dengan perasaan gelisah.
Dave yang berada di samping Qia. Ia memegang bahu Qia untuk menenangkan nya.
"Anda akan tau setelah saya cerita pada kedua orang tuanya."
"Boleh saya masuk ke dalam, jenguk dia?" tanya Qia.
"Maaf kami akan membawa pasien ke ruang rawat terlebih dahulu."
Qia mengangguk.
Dokter itu kembali masuk ke dalam ruangan Eldric.
"Kenapa sama Eldric sebenernya. Kenapa perasaan aku nggak pernah tenang sama kamu Eldric." Qiandra dengan lirih.
Farza yang sekitar 3 menit yang lalu baru saja sampai di rumah sakit. Ia menenangkan sepupunya. "Sebaiknya luka di kening lo di perban. Takutnya nanti terkena infeksi," ucapnya.
"Gue nggak mau ninggalin Eldric." kata Qia.
"Lo juga harus perhatiin keadaan lo kayak gini. Seenggaknya bersihin luka lo."
Dave menyentuh luka Qia. "Bener apa kata Farza! Lo bersihin dulu lukanya, kasian kalau sampe Eldric masih liat lo kayak gini."
Qia mengangguk kecil. Farza segera membawa Qia menemui suster agar secepatnya membersihkan luka di kening sepupunya.
Setelah perginya Qia dan Farza. Sekarang Rico, Arza dan Lanka menghampiri Dave. Mereka penasaran dengan kedekatan Eldric dan Dave tanpa mereka ketahui.
"Dave, kenapa lo sama Eldric bisa..."
"Waktu itu gue di sekap sama Tabina. Tanpa gue tau, Eldric nolongin gue. Meski nggak secara langsung Eldric lepasin gue dari sekapan Tabina dan seseorang tanpa gue tau siapa dia." Dave memotong ucapan Arza.
Dengan begitu akhirnya Dave menceritakan semuanya pada mereka. Bahkan Dave menceritakan jika Tabina juga akan mencelakai sahabat-sahabatnya.
"Maafin kita, gue waktu itu sempet kecewa sama Eldric!" kata Rico.
"Eldric ternyata mau lindungin kita semua," ucap Lanka.
"Sepupu macam apa gue, nggak bisa bantu sepupunya sendiri dalam bahaya. Sedangkn dia bisa lindungi kita." Arza menyesal karena tidak bisa menjadi sepupu dan sahabat yang baik buat Eldric.
Dave menepuk bahu Arza. "Nggak usah ngomong gitu. Sebaiknya kita doakan semoga Eldric nggak terjadi sesuatu dan bisa bareng-bareng lagi sama kalian," ucapnya.
"Maafin kita juga sempat nggak suka sama lo dan pernah bepikiran buruk tentang lo." kata Arza.
Dave menjauhkan tangan nya dari bahu Arza. "Pemikiran orang-orang selalu berbeda-beda melihat dari luar tanpa ingin tahu sisi baik dalam diri seseorang."
Mereka ternyata salah telah menilai Dave. Ternyata Dave tidak seperti apa yang ada di dalam pikiran mereka.
Rico menoleh pada Dave. "Apa lo suka Ana?"
Dave tertawa dengan terkekeh mendengar pertanyaan Rico. Bagi Dave itu sebuah pertanyaan yang konyol. Kemudian Dave menggeleng kecil. "Gue nggak suka sama Ana. Maafin gue, karna kemarin sempet bikin lo kesal sama gue," ucapnya. "Tapi jujur, gue cuman keinget sama adek gue yang mirip kayak Ana. Tapi bukan berarti gue deketin Ana hanya melampiaskan rasa rindu gue sama adek gue dari diri Ana."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDRIC (Completed)
Teen Fiction-Completed!! 2 part akhir di hapus. #4 in Teen Fiction (11 July 2018) (Sequel of Mahesa The Perfect Bad Boy) Jangan kaget bila bertemu dengan Eldric Garvi Pradipta seorang Bad Boy. Bahkan melebihi Bad Boy dari Mahesa ayah nya. Namun dia tak begitu t...