2. Selamat

45 6 0
                                    


Selamat dari kubangan air masuk dalam jurang terdalam.

~


"BUBAR, BUBAAAARrr." teriakan Sasha memenuhi kantin seketika. Sontak kerumunan itu menoleh kearahnya. Termasuk Kenzi.
Kali ini apa yang akan dilakukan Sasha. Hal itu yang terlintas dalam pikiran Kenzi.

"Bu Arum. Guru BK! Dia mau datang kesini. Psycopat itu mau cek ketertiban." ucapnya dengan aktingnya seperti orang panik.

"Sebelum dia datang, lebih baik kalian bubar."

Seisi kantin yang kebanyakan kelas XII dan XI langsung melarikan diri karena sudah tahu gelagat bu Arum. Sasha benar mengatakan psycopat, karena dia memang dingin, galak. Nama sama kelakuan sangat beda jauh. Biasanya nama Arum itu lemah lembut, lah ini bagaikan pembunuh berdarah dingin. Dia tidak segan untuk memberi hukuman bagi siapapun yang melanggar ketertiban.

Momen ini pun dimanfaatkan dengan baik oleh Kenzi. Dia langsung melepas tangannya yang di cekal erat oleh Farel. Dan melarikan diri disusul Rayoona yang sejak tadi bingung dengan situasi seperti ini.

Melihat rencananya berhasil Sasha pun ikut pergi meninggalkan kantin. Dia terkekeh melihat banyak siswa yang ketakutan karena ulahnya. Padahal ia tahu hal itu tidak terjadi. Bahkan bu Arum hari ini belum masuk karena sakit.

>>>

"Demi Kenzi yang selalu galak sama gue, dan Rayoona yang katanya cantik eh seksi, itu cowok mukanya lucu banget! ganteng lagi." Sasha heboh sendiri ketika melihat adik kelas yang menurutnya wahh itu.

"Gue jadi pengen balik ke kelas X." Sasha memasang muka alaynya sambil menghentakkan kakinya berulang kali di lantai.

"Ya udah balik aja sono!" Kenzi berjalan menuju kelompoknya tadi.

"Nggak ah, yang ada entar gue jadi rebutan adik kelas."

"Iya, direbutin jadi babu." Rayoona pun mengikuti langkah Kenzi menjauh dari Sasha.

"Lo kok, jadi gitu. Ihh, Kenzi lo udah racunin Rayoona ya?"

"Eh, mata gue ada love lovenya nggak, sih? Gue malu nih, kalo sampai kelihatan."

"..."

Kedua temannya tidak lagi menanggapi Sasha yang terlalu cerewet itu. Kenzi pergi menghampiri peserta PLS.
Tanpa pikir panjang Sasha berlari menyusul mereka.

"Ken?" kali ini suaranya sangat pelan.

"Apa?"

"Kenalin dong sama cowok yang itu. Itu ada di kelompok lo, kan?"

"Ishh! yang mana?"

"Yang itu, yang paling lucu."

"Oke! Lo itu ganggu aja." jawab Kenzi singkat disusul dengan senyum yang terlihat menyebalkan menurut Sasha.

"Karena ini sudah siang. Kita akan melanjutkan PLS di kelas."

"Kakak yang itu akan menggantikan saya." Kenzi tersenyum puas sambil menunjuk Sasha.

"Eh, ng..nggak. Kenzi bohong!"

Sasha kemudian melarikan diri. Dia menyesal telah mengatakan itu pada Kenzi.
Melanjutkan PLS di kelas memang benar adanya. Tetapi bukan OSIS lagi yang akan mendampingi, melainkan bapak ibu guru yang akan menjadi wali kelas.

>>>

Kenzi, Rayoona dan Sasha berjalan beriringan menuju parkiran sekolah dengan tenang. Tenang? Sebenarnya tidak. Sasha terus saja mengoceh membicarakan adik kelas tadi.

"KENZI!" teriakan seorang cowok dengan lantang berhasil membuat ketiga gadis tadi berhenti dan menoleh ke arah sumber suara.

Akan ada perang apa lagi ini.

"Apa lo? Lo nggak perlu teriak, telinga gue masih normal." Kenzi tak mau kalah. Dia juga bisa bersuara lantang seperti cowok itu. Bahkan dia berkacak pinggang dan mendongakkan kepalanya seperti menantang.

Rayoona dan Sasha hanya bisa menepuk jidat merasa sangat heran.

"Otak lo nggak normal." cowok itu melangkah mendekati Kenzi. Hanya beberapa centi saja jaraknya dengan Kenzi. Dan menatap Kenzi dengan bola mata yang seperti ingin keluar saja.

"Otak otak gue kenapa lo yang repot." Kenzi masih bisa menjawab tidak merasa takut sedikitpun. Dan balik menatap tajam cowok itu dengan sedikit mendongakkan kepalanya karena tinggi yang tidak sejajar.

Cowok itu tentunya tidak asing lagi. Dia Farel Farale. Yang katanya salah satu most wanted di SMA ini. Karena stok cogan disini sangat banyak. Kalau nggak percaya tanya saja sama Sasha, pasti dia punya daftarnya.

"Gue nggak mau tahu. Lo harus terima pelajaran dari gue!" ucapnya dengan sangat ketus dan amarah yang meninggi sepertinya.

"Gue mau terima pelajaran dari bapak ibu guru, bukan dari lo!" Kenzi tersenyum mengejek.

"Lo!" Farel semakin geram saja melihat perempuan di depannya ini.

Kejadian itu menarik perhatian banyak siswa. Walaupun sebenarnya kejadian ini bukan pertama kalinya. Mungkin mereka hanya senang saja melihat tontonan gratis dari Kenzi juga Farel.

"Pokoknya lo harus ganti soto gue."

"Oh, cuma itu. Bukannya lo anak orang kaya? Ya kali, satu mangkok soto aja harus di ganti."

"Gue nggak mau minta ganti duit."

"Lo nggak usah aneh - aneh, deh. Kalau mau diganti ya udah besok gue beliin."

"Lo yang aneh."

"Terus lo mau minta apa?"

"Lo nggak usah beliin gue soto, atau ganti duit. Tapi lo harus masak di rumah gue selama tiga hari."

"Hah?"

Kenzi AreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang