4. Aye ayee

27 8 1
                                    


Kesenangan pertama adalah bermain game. Kesenangan kedua adalah membuatnya marah. Meski ujungnya terkena imbas.

~Ken

"Permisi mas, saya boleh meminta pembayarannya atas nama Farel Farale?"

"Nggak usah diminta saya juga mau bayar, mbak."

"Eh! Tunggu, kok mbak bisa tahu nama saya?" kata Farel mendadak bingung. Pasalnya dari tadi dia merasa tidak menyebut namanya secara lengkap pada mbak ini bahkan untuk berkenalan.

"Mbak ini peramal, ya?" Agas sesenaknya saja menebak hal yang tidak benar.

"Maaf, mas. Maksud saya bukan bayaran untuk makanan, mas. Tapi buat mbak yang tadi duduk di sana." jelas mbak pelayan tadi sambil menunjuk meja yang sudah tak berpenghuni.

"Mbak yang mana, mbak?"

"Mbak yang tadi bilang kalau dia ditraktir sama masnya."

"Apaan coba nggak jelas banget, saya nggak merasa traktir mbak mbak yang mbak maksud itu." Farel pun mulai emosi tidak jelas.

"Udah lah, Rel. Bayar aja. Lo nggak malu apa dilihatin orang." ucap Agas dengan santainya. Memang benar, saat ini banyak yang menoleh ke arah meja mereka bertiga karena suara Farel tadi yang tidak bisa dikatakan pelan.

"Tapi nggak bisa gini juga dong."

"Bayar aja, Rel." ucap Rimba singkat. Namun ajaibnya Farel menuruti dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

"Udah, Farelku sayang, ikhlasin aja. Anggap aja sedekah."

"Sayang? Ih jijik gue dengernya. Kalo gue ketemu sama orang itu gue bakal gantung di tiang bendera."

Dengan perasaan yang masih dongkol setengah hidup dia menyerahkan kartu kreditnya.

"Sadis amat lo! Rimba yang tampangnya gitu aja nggak sesadis lo, Rel." Agas bergidik ngeri mendengarnya.

"Gitu gimana?" balas Rimba dengan tatapannya yang lebih tajam dari tatapan milik Farel.

"Eh, ya gitu." Agas hanya meringis mendapat tatapan dari Rimba.

>>>

Pagi ini Kenzi dan kedua temannya sudah berada di kantin yang lumayan sepi. Padahal di kelas tadi sedang membahas perangkat kelas. Mereka malah enak enakan di kantin.

Kenzi tak memesan apapun, dia hanya memakan sebatang wortel. Sementara Sasha dan Rayoona dengan roti selai.

"Jadi, gimana semalem?" tanya Sasha memecah keheningan.

"Seru tahu! Lo, sih. Stalking mantan mulu." ledek Rayoona antusias.

Kenzi terbahak, "Sejak kapan Sasha punya mantan?" ucapannya mengejek sekali sampai Sasha terdiam.

Jlegg

Sasha mengerucutkan bibirnya. "Gue punya mantan tahu, ya walaupun waktu itu.." ucapannya langsung diserobot Kenzi dengan masih tertawa.

"Lo putusin dia karena nggak ngabarin dua minggu.."

"Dan ternyata handphone nya rusak. Hhhuahaa." lanjut Rayoona ikut membully Sasha.

"Jahattt!"

"Dihh, mukanya merah." masih saja Kenzi menertawai temannya itu.

Kenzi itu sosok yang bisa ceria dan tertawa lepas seperti sekarang. Namun, terkadang dirinya bisa jadi cewek galak ketika berhadapan dengan Farel Farale. Cowok super menyebalkan menurutnya. Kenzi juga bisa menjadi gila ketika bermain game.

Rayoona berhenti tertawa karena perutnya sudah terasa keras. "Udah, ganti topik kasian Sasha entar nggak bisa move on."

"Lo pikir move on itu semudah nyontek tugasnya Kenzi? Move on itu kayak diet, pengennya kurus tapi masih suka makan." yak, Sasha mengeluarkan unek-uneknya. Rasanya pengen ketawa.

"..."

krik krikk

Selang beberapa detik Kenzi dan Rayoona serempak tertawa hingga perutnya keras.

"Ya, itu lo kan yang pengen diet tapi masih suka makan." ledek Kenzi kembali.

"Badan kurus gitu mau diet." tambah Rayoona.

"Ketawa aja terus sampai Farel tahu kalau lo yang ngerjain dia semalem." Sasha masih dongkol rupanya.

"Eh, kira kira gimana, ya semalem?" Rayoona berhenti tertawa.

"Gue yakin dia marah banget sama mbak pelayannya. Udah ketebak. Tapi gue suka." Kenzi tertawa kembali.

Sasha dan Rayoona diam. Mereka melihat sosok di belakang Kenzi dengan muka memerah.

"Ken.." ucap Rayoona pelan.

"Gue yakin lo pelakunya. Udah ketebak. Tapi gue suka." Farel menirukan gaya bicara Kenzi tadi. Dia datang bersama Agas.

Sementara Kenzi berhenti tertawa sembari pelan-pelan menengok ke belakang. Kenzi memutar bola matanya malas ketika mendapati ekspresi Farel yang marah seperti biasanya.

"Gue pelakunya, terus kenapa?" Kenzi masih santai.

"Rel, lo jadi gantung pelakunya di tiang bendera?" rupanya Agas masih ingat ucapan Farel semalem.

Kenzi menatap horor ke arah Farel dan Agas bergantian. Di gantung di tiang bendera? Mana bisa. Ya, kali.

Dengan sekali hentakan Farel menarik Kenzi dan keluar dari kantin.

"Kenzi ketahuan? Lagi?" Rayoona berusaha meyakinkan diri kembali.

"Aye ayeee. Kenzi ketahuan. Aye aye." Teriak Sasha.

"Ken, Ken Kenzi ketahuan. Aye ayee." Rayoona dan Agas menirukannya.

Kenzi yang samar-samar mendengar itu menoleh dan mengepalkan tangannya ke arah  mereka. Demi apapun dia akan membalas teman-temanya itu.



Kenzi AreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang