Terkadang orang yang terlalu baik hati justru sering disakiti.
~"Lo mau bawa gue kemana?" Kenzi kesal saat ini. Tanduk devil di kepalanya sudah keluar. Mukanya memerah. Dan sekali hentakan, tangannya yang mulai terasa sakit oleh cekalan Farel, terlepas.
Farel malah diam kemudian berjongkok memegang sepatu Kenzi. "Lepas!" aksinya ini menyita banyak pasang mata siswa siswi yang pagi ini berada di koridor untuk sekedar mengobrol tak bermanfaat, alias menggosip sebelum bel masuk. Seperti ibu ibu komplek saat membeli sayur apa aja selalu diomongin. Manusia emang gitu ya, nggak bakal tahan kalau nggak ngomongin orang.
"Jangan aneh - aneh." Kenzi terkejut dengan kelakuan Farel kali ini.
"Sepatu lo ada cacingnya."
Sontak Kenzi teriak histeris, pasalnya dia sangat geli dengan makhluk satu itu.
"Aaaaaa, gue geli sumpah. Terkutuk lo cacing. Huaaa!" Kenzi berteriak sambil melepas dan membuang sepatunya asal.
Saking paniknya Kenzi tak berpikir panjang kalau itu hanyalah tipuan dari Farel. Kini Farel tertawa puas. Sambil menenteng sepasang sepatu Kenzi.
"Ya kali belum hujan ada cacing." Farel tertawa terbahak diikuti oleh beberapa siswa yang menyaksikan.
"FAREEELL!"
Farel lari dengan membawa sepatu Kenzi. "Gue nggak akan gantung lo di tiang bendera. Tapi gue bakal gantung sepatu lo di pohon." katanya dengan masih tertawa.
"Sialan! Gue sumpahin lo kena azab!"
Kenzi terengah engah mengejar Farel. Saat berhenti sepatunya sudah sukses tergantung di pohon mangga di taman. Yang tentunya jauh dari jangkauan Kenzi. Sementara Farel sudah menjauh dari tempatnya.
"Gimana, pendek? Lo bisa ambilkan?" Farel pergi dengan tawa yang masih menghiasi langkahnya. Rasanya puas sekali telah membalas Kenzi seperti ini.
"Abis ini lo beneran kena azab, sumpah." Kenzi menghentakkan kakinya kesal. Sementara Farel terus berlalu tanpa peduli dengan sumpah serapah Kenzi.
"Gimana caranya ngambil, coba?"
"Manjat, ya kali."
"Arghh!"
Kenzi merutuki dirinya sendiri. Ah, tidak ini semua karena Sasha yang tadi teriak teriak. Ketahuan kan ulahnya. Sialan jugakan si Sasha.
"Lo butuh bantuan?" seseorang berdiri tegak di belakangnya.
"Kalau mau bantu, ya bantu aja. Nggak usah basa basi." Kenzi ini bukannya bersyukur malah berkata tidak sopan.
Beruntung orang itu baik jadi dia membantu Kenzi. Dia memanjat dan mengambil sepatu Kenzi.
"Ini,"
"Makasih!" mungkin Kenzi masih terbawa emosi Farel tadi jadi dia juteknya keterlaluan.
"Mau gue pakein?"
"Apaan? Gue bukan anak TK, ya. Gue udah gede bisa pakai sepatu sendiri."
"Galak amat jadi cewek."
"Apa, sih? Lo nggak ikhlas bantuin gue? Oh, lo cuma mau modus, ya?" Kenzi udah keterlaluan ini.
Cowok itu geleng geleng kepala heran. "Cewek galak!"
"Apa lo bilang?"
"Nggak ada."
>>>
Di kelas Sasha dan Rayoona sedang tertawa geli melihat instastory milik Agas. Yang isinya berupa video yang memperlihatkan aksi kejar kejaran antara Farel dan Kenzi.
"Farel keterlaluan tahu,"
"Lah, salah sendiri Kenzi ngerjain Farel."
"Eh, inikan gara gara lo juga Sha."
"Udahlah,"
"Bagus, ya. Lo semua pada ngetawain gue," entah sejak kapan Kenzi berada di depan mereka. Yang jelas saat ini Kenzi marah besar.
"Hari ini gue mau duduk sendiri." yaass, Kenzi benar benar marah kali ini. Dia melempar tas Sasha dari tempat duduknya ke belakangnya tepatnya di meja Rayoona.
Padahal mereka duduk sebangku sudah sejak kelas X. Waktu itu, Kenzi duduk sendiri. Kemudian Sasha datang dan sok akrab gitu. Dan Kenzi hanya cuek. Tapi Sasha tetap kekeh pengen duduk sama Kenzi jadilah sampai sekarang.
"Yahh! Lo beneran marah sama gue, Ken?"
"Nggak usah nanya, gue mau tidur." Kenzi menelungkupkan kepalanya diatas meja.
Lagian satu minggu ini belajar megajar belum berjalan lancar. Jadi, kemungkinan nanti tidak ada guru yang masuk kelas. Makanya Kenzi memilih untuk tidur saja.
Beberapa saat kemudian pak Danu wali kelas XI IPA satu datang ke kelas. Dengan membawa seseorang yang kemungkinan besar murid baru.
"Pagi, semua!"
"Pagi, pak!"
Di belakang Sasha yang tadi cemberut mendadak memekik dalam diam. Pasalnya dia melihat sosok yang akan ia tambahkan ke list cogan.
"Ray, ganteng banget. Ya ampun kulitnya putih bersih. Astaga!" tuh kan mulai dia.
"Jadi kelas kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri."
"Hai, semua! Nama saya Keyn. Pindahan dari Papua."
"Whuaaaa." sontak seisi kelas histeris. Kecuali Kenzi, dia masih tidur.
Mereka berpikir, mana mungkin cowok seganteng dan seputih dia pindahan dari papua. Kayaknya dia bukan orang papua, deh. Pokoknya semua siswa siswi disini tidak percaya dengan apa yang ada di depannya.
"Silahkan kamu duduk di bangku yang kosong." pak Danu rupanya tidak menyadari keberadaan Kenzi.
"Setelah ini kalian belajar sendiri terlebih dahulu, karena para guru masih mempersiapkan kurikulum." lanjut pak Danu.
Keyn berjalan menuju satu satunya bangku kosong. Dan itu bekasnya Sasha lebih tepatnya sebangku dengan Kenzi.
"Yahh, coba aja gue yang duduk sendiri." rutuk Sasha pada dirinya. Kalau masalah cogan dia langsung semangat 45.
Keyn duduk disebelah Kenzi. Kemudian menepuk pundak Kenzi.
"Apaan, Sha? Lo ganggu aja. Gue masih mar.."
Kenzi mengucek matanya, setelah jelas dia mengedipkan matanya berulang kali seolah tak percaya dengan orang di hadapannya.
"Lo!"
"Oh, lo anak kelas sebelas juga." Kenzi yang terkejut namun Keyn hanya menanggapi dengan santai.
"Ngapain lo kesini? Oh, lo mau minta balas budi karena udah ambilin sepatu gue?"
"Bukan, gue murid baru di kelas ini."
"Hah?!"
Gimana, gimana? Ada yang baca nggak sih ini. Hhe. Eh saya nulisnya ikhlas kok.
Saya nggak cuma terima bintang kok. Kritik dan saran juga boleh.
Sekian dan terima kasih.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzi Area
Teen FictionUpdate setiap sabtu Kisah tentang masa SMA yang akan selalu aku ingat sampai kapanpun. Entah, suka mau pun duka. Entah drama maupun realita. Dengan mengambil sudut pandang dari Kenzi Faraoza. Cewek yang mempunyai jiwa gamers. Penyuka wortel. Dan se...