Tanpa Edit. Miss Ty Bertebaran T_T
<3 <3 <3 <3 <3
Dalam setiap novel picisan atau naskah drama yang Jaejoong baca sering kali ia dapati sebaris kalimat 'cinta dan benci sangat tipis perbedaannya' pun yang ia alami sekarang ini. Ia ingin membalas dendam Yunho tetapi hal itu tidak bisa ia wujudkan 100% karena dalam hatinya masih tersimpan sedikit perasaan sayang untuk Yunho. Tetapi bila Jaejoong tidak membalas dendamnya pada Yunho ia merasa tercekik dan sesak.
Secangkir kopi yang masih mengepulkan asapnya itu seolah-olah mengejek Jaejoong dan ketidakberdayaannya menghadapi kebimbangan perasaannya sendiri. Ditatapnya embun yang mencair di atas permukaan jendela kaca, terlihat seperti lelehan air mata. Jaejoong menyayangi Yunho –dulu dan mungkin sekarang masih− pun begitu Jaejoong membenci Yunho. Bukan karena bekal buatannya yang dibuang dulu. Mungkin penolakan Yunho padanya dulu itulah yang membuat Jaejoong merana dan menyalahkan Yunho atas segala kepedihan yang menimpa dirinya –termasuk ketika dirinya kehilangan sang ibu.
"Jaejoong sshi...." sekertaris Bae tersenyum ramah. Jaejoong hanya meliriknya tanpa minat.
"Duduklah Ahjushi! Jangan terlalu formal padaku!!" ucap Jaejoong.
"Bagaimanapun juga kini anda adalah majikan saya."
"Minumlah kopi ini dulu! Sayang kalau kopinya dibiarkan begitu saja."
"Kopi itu disediakan untuk anda."
"... dan ku berikan padamu. Apa bedanya?" tanya Jaejoong.
Syuting baru saja usai, Jaejoong sangat lelah. Syuting video klip dipagi buta. Matahari bahkan belum terbit! Jaejoong ingin mengeluh lelah tetapi dirinya sendirilah yang mengiyakan ketika tawaran menjadi model video klip girl band papan atas itu menghampirinya. Hitung-hitung untuk memberi pelajaran pada Yunho. Jaejoong merasa hatinya sedikit ringan bila mengetahui Yunho uring-uringan karena ulah yang ia perbuat.
"Ahjushi..." Jaejoong menatap sekertaris Bae dan menyodorkan cangkir kopi jumbonya pada pria itu yang diterima dengan kikuk. "Kapan kau beristirahat? Tidakkah kau lelah?"
"Saya mencintai pekerjaan saya jadi lelah itu sedikit terabaikan." Jawab sekertaris Bae.
"Apa enaknya bekerja pada Beruang jelek itu? Dia galak!"
"Yunho sshi bukannya galak hanya tegas dan disiplin saja."
"Ya... dia bahkan melakukan segala hal untuk menjadikanku budaknya!"
"Anda bukan budaknya." Ralat sekertaris Bae. "Anda pasangannya."
"Hm..." Jaejoong berdiri dari duduknya dan meraih tas ranselnya. "Sepertinya aku butuh asisten." Gumamnya sambil berjalan meninggalkan lokasi syuting.
Jaejoong pasangan Yunho –atau setidaknya begitulah yang terlihat akhir-akhir ini− semenjak Jaejoong menandatangani sebuah surat –surat pernikahan. Jaejoong pun sudah pindah dari apartement yang ia tinggali sebelumnya ke sebuah rumah kecil minimals dikompleks berbeda atas paksaan Yunho –ayah Yunho memberikan sebuah rumah pada Jaejoong dan 5% saham diperusahaan yang Yunho kelola sebagai hadiah pernikahan, meskipun pernikahan mereka tanpa resepsi. Rumah mungil itu berada tidak jauh dari kediaman orang tua Yunho dan perusahaan tempat Yunho bekerja.
Rintik gerimis turun bersamaan dengan semburat jingga pucat dilangit sebelah timur. Jaejoong menyandarkan sisi kepalanya pada permukaan berembun nan dingin kaca jendela mobil. Jalanan masih lengang, bahkan toko-toko, ruko dan bengkel-bengkel yang berada dipinggir jalan raya masih tutup. Hanya mini market 24 jam yang masih menempelkan tulisan OPEN di depan pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alomorf Zero ✔️
FanfictionKetika tangan takdir sudah memutus benang merah kehidupan, tiada satu pun yang bernyawa di dunia ini mampu membuat keajaiban.