Tanpa Edit. Miss Ty bertebaran merajalela.
<3 <3 <3
<3 <3 <3
<3 <3 <3
<3 <3 <3
<3 <3 <3
"Kalau bukan teman aku tidak sudi!" Han So melempar kantong kertas besar ditangannya ke arah Yunho yang dengan cekatan menangkapnya. "Suruh saja pelayanmu! Ck...."
Yunho mengecek isinya dan menatap galak Han So. "Ukuran kemeja yang kau beli sama?"
Han So mengangguk. "Kenapa?"
"Kau tidak lihat? Badanku jauh lebih berisi dan besar daripada badan Jaejoong!"
"Karena itu suruhlah pelayanmu untuk membelikan pakaian! Lagi pula kenapa semalam kau tidak langsung membawanya pulang?" Han So mendengus menatap Jaejoong yang sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan handphonenya. "Kau tidak bisa menahan nafsumu sampai di rumah ya?"
Yunho mendelik. "Mulutmu masih sepedas cabai setan rupanya." Yunho meletakkan kantong kertas besar berwarna hitam itu di sampingnya. Tangannya terjulur untuk mengambil cangkir kopi, menghirup aroma unik kopi sebelum mencicipi minuman berwarna hitam dengan cita rasa eksotik itu dalam diam. "Jaejoong syock. Ucapan Eun Jae menyakitinya. Jaejoongku tidak bisa menerima penghinaan yang dilontarkan untuk mendiang ibunya –mertuaku." Ucap Yunho santai.
Han So mengangguk paham.
"Lalu apa yang terjadi pada Eun Jae?"
"Si brengsek itu mengacau. Dia memaki dan merendahkan siapa saja yang masih diingatnya. Beberapa kali dia dihajar oleh teman-teman kita sebelum diusir oleh security." Jawab Han So. "Dia sedikit gila. Mungkin hidupnya yang sekarang membuat otaknya kurang waras." Gumam Han So.
"Oh, reuni yang jadi mimpi buruk?"
"Ya. Akan ada acara lain sebagai gantinya. Ki Seo Bum menawarkan tempatnya." Jawab Han So. "Lebih baik aku pergi daripada mengganggu pagi pengantin baru yang selalu merasa dunia milik berdua."
"Segeralah menikah!"
"Akan ku kabari lagi nanti." Ucap Han So sebelum pergi.
<3 <3 <3
Yunho berjalan menghampiri Jaejoong, duduk di bibir ranjang dan mengusap pipi tirus pasangannya, berusaha mengambil perhatian Jaejoong dari handphonenya. "Kau tidak mau mandi dulu? Han So baru saja mengantarkan pakaian yang ku minta."
"Aku tahu. Aku pun melihatnya." Sahut Jaejoong.
"Kenapa tidak menyapanya?" tanya Yunho. Tangannya meraih jemari Jaejoong dan menciuminya.
"Dulu... dia memandang rendah diriku."
"Jae... saat itu dia dan aku adalah remaja labil super sombong yang dibutakan oleh ego dan kekuasaan orang tua kami. Seiring berjalannya waktu, kedewasaan itu menempa kami. Dia yang dulu berbeda dengan dia yang sekarang."
Jaejoong menatap tajam Yunho. "Kau temannya jelas saja membela dia." Ketus Jaejoong. "Bila aku bukan pasanganmu kau kira dia bisa memandangku seperti sekarang? Tanpa meremehkan? Lihat caranya bicara tentang Eun Jae! Bukankah dulu kalian bertiga teman?"
"Eun Jae membuat semua orang memandang rendah dirinya. Ingat bagaimana sikapnya semalam? Jagan lupa mulut pedasnya ketika bicara. Orang seperti itu pun walaupun jadi milyader tidak akan memiliki teman."
"Tapi dulu kalian berteman!"
"Dulu dia tidak seperti itu. Memang sering merendahkan orang lain tetapi tidak seburuk sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alomorf Zero ✔️
Fiksi PenggemarKetika tangan takdir sudah memutus benang merah kehidupan, tiada satu pun yang bernyawa di dunia ini mampu membuat keajaiban.