Chapter 8

49 12 2
                                    

Percuma aja sih, kalo gue kasih tau.
Karena lo itu cuma penasaran. Bukan peduli.

~~Zean~~

--###--

Di sinilah mereka berada. Disebuah kantin sekolah dengan ditemani oleh segelas jus stroberi yang baru saja mereka pesan. Ups, mungkin lebih tepatnya, Nafta dan Zean. Rasa-rasanya Gema ingin marah saja saat itu. Apalagi saat Nafta meminta syarat jika Gema ingin mencari tahu soal Nada.

Awalnya Gema sempat mengasihani isi dompetnya yang sudah raib gara-gara dua makhluk itu. Tapi Gema kembali mengingat apa tujuan ia menemui Nafta dan Zean. Makanya, Gema lebih memilih untuk pasrah dengan keadaan dompetnya itu.

Soal Zean?

Saat Nafta dan Gema hendak menuju kantin, mereka bertemu dengan Zean disana. Mungkin awalnya Zean memang ingin ke kantin dan 'membayar' makanannya sendiri. Ah, tapi mungkin sudah takdir tuhan yang melindungi uang-uang milik Zean. Membuat mereka di pertemukan dan mendatangkan kesialan bagi Gema. Ah, sudahlah lupakan soal itu.

"Jadi lo mau cari tau soal Nada?"

Gema mengangguk. Membuat si pemberi pertanyaan- Nafta- berfikir sejenak. Sedangkan Zean, malah masih sibuk dengan makananya sendiri.

"Please, kasih tahu gue semua yang lo tahu. Gue penasaran." cecar Gema. Membuat senyum simpul muncul di wajah Nafta. Dan Gema? Mengerutkan kening karena bingung.

"Lo salah. Gue gak bakal kasih tahu lo kalo tujuan lo cuma karna itu. Percuma aja sih kalo gue kasih tahu. Karena lo itu cuma penasaran, bukan peduli." celetuk Zean tiba-tiba, membuat Gema mematung. Sedangkan Nafta, hanya diam dengan senyum simpul yang masih terukir. Karena ia senang sekali. Ternyata mereka- Zean dan Nafta- masih sehati. Buktinya, belum Nafta menjawab omongan Gema, Zean sudah mendahuluinya.

"Gue peduli kok" jawab Gema sekenanya saja. Bahkan ia berbicara dengan sedikit keraguan disana.

"Kalo lo emang bener-bener peduli, lo harusnya nyari tau sendiri. U-sa-ha." jawab Nafta dengan memberi penekanan pada kata terakhirnya.

"Tapi- gue harus mulai darimana?"

Zean dan Nafta terkekeh pelan. Menertawakan tingkah Gema yang sepertinya benar-benar berniat sekali mencari tahu tentang Nada. Padahal biasanya, mereka tak pernah akur. Selalu ada saja yang diributkan bila bertemu.

"Oke, mungkin ada satu hal yang lo perlu tau" jelas Zean sedikit menggantungkan kalimatnya. Membuat Gema semakin penasaran. Namun Gema tetap menahan dirinya untuk mendengarkan penjelasan Nafta dan Zean.

•••

"Kalian darimana?" cecar Nada tiba-tiba. Padahal, Nafta dan Zean baru saja memasuki kelas.

Ya, sebenarnya wajar saja. Nada yang biasanya selalu melihat wajah mereka berdua di kelas bahkan hingga Nada bosan rasanya, tiba-tiba tak ada begitu saja. Nada memang sempat bertanya tentang mereka berdua kepada teman-teman lain. Tapi sialnya, tak ada satupun yang tahu mereka pergi kemana.

"Lo kenapa sih?" saut Nafta bingung.

"Yeu, malah nanya gue 'kenapa'. Kalian habis darimana?" ucap Nada gemas dengan mengulangi pertanyaannya kembali.

"Kita dari kantin. Kenapa emang?"

Nada mengecutkan bibir, lalu berdecih pelan. "Bukannya ngajak gue."

"Lo kan belum dateng, daripada gue keroncongan nunggu lo, mending duluan." cibir Zean diakhiri tawa kerasnya. Sedangkan Nafta hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gema NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang