[4]

11K 1.5K 186
                                    

"(Surname)-kun ...! Ada kasus untukmu~" ucap Ranpo memasuk ke kantor tiba-tiba, dengan lembaran laporan di tangannya—mengagetkan hampir semua yang ada disana.

(Name) yang sedang duduk di sofa kantor mengelus rambut Dazai yang tiduran di paha (Name), menoleh ke arah Ranpo yang sudah duduk di sebrangnya. (Name) memiringkan kepalanya saat melihat lembaran laporan yang Ranpo letakkan di atas meja.

"Aku sudah memecahkan kasusnya, semuanya sudah terbukti—tapi pelakunya tetap tidak mau berbicara walaupun sudah diintrogasi," jelas Ranpo, "dia memang sudah mengaku kalau dia bersalah, tapi dia tidak mau mengatakan informasi penting yang diperlukan pihak polisi," gumam Ranpo, "dia bahkan siap mati tanpa memberitahu apapun, karena aku menyadari dia menyembunyikan pil beracun dibalik giginya."

"Eeeh, padahal aku baru saja menikmati waktuku dengan (Name)-chan," rengek Dazai kemudian mempertemukan wajahnya ke perut (Name) dan mengusap wajahnya disana.

(Name) hanya menghela napas, kemudian kembali mengelus rambut Dazai dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meraih laporan kasus tersebut untuk dibacanya.

"Oh, Atsushi-kun, Kyouka-kun, bagaimana kalau kalian ikut (Surname)-kun ...? Kalian harus lihat bagaimana kemampuan seseorang yang kuakui kemampuanya!" ucap Ranpo.

"Eh, boleh kah?" tanya Atsushi kemudian dia dan Kyouka menoleh ke arah (Name)—dimana perempuan itu tersenyum lalu mengangguk singkat.

"Kalau begitu aku juga!" sahut Dazai, "sudah lama tidak melihatmu menggunakan kemampuanmu."

"Oi Dazai, pekerjaanmu!"

"Sudah kukerjakan kok, Kunikida-kun~"

___

"Jadi, (Surname)-san sudah biasa menghadapi tugas seperti ini?" tanya Atsushi pada Dazai saat sedang berjalan menuju kantor polisi—dengan (Name) berjalan di depan mereka bersama Kyouka.

"Ya, bahkan sebelum kami menjadi anggota Agensi," jawab Dazai.

"Ehh ...?" Atsushi berkedip beberapa kali, "jangan bilang (Surname)-san juga dari Port Mafia!?"

Dazai mengangguk, "dan juga—dia anak buahku dan selalu membantuku dalam hal introgasi~"

Atsushi berkedip beberapa kali, kemudian menatap (Name) yang tampak tersenyum mendengar cerita Kyouka (yang samar dapat kedua laki-laki itu dengar adalah tentang tofu).

"Padahal (Surname)-san tidak terlihat seperti orang-orang dari Port Mafia," komentar Atsushi.

Dazai hanya terkekeh, "dia bergabung dengan Port Mafia setahun setelah bertemu denganku."

Mereka berempat kemudian menyebrangi sebuah jembatan.

"Oh, aku jadi mengingat sesuatu," ucap Dazai melihat jembatan yang tak asing baginya.

"Mengingat sesuatu?" tanya Atsushi, "apa jembatan ini penting bagi kalian berdua—"

Tiba-tiba Dazai sudah memegang pagar jembatan, bersiap melompat.

"Sudah kuduga! Disini sangat bagus untuk bunuh diri!" ucap Dazai penuh kagum.

Atsushi hanya menepuk keningnya, seharusnya dia sudah menduga ini akan terjadi. (Name) dan Kyouka ikut berhenti, kemudian (Name) mendekati Dazai dan memegang lengan jaketnya, dengan kepala yang menunduk.

"Huh? Oh—ayo bunuh diri ganda, (Name)-chan~" ajak Dazai memegang kedua tangan (Name).

(Name) lalu mengangakat kepalanya, menunjukkan ekspresi sedih yang imut—membuat Dazai terkena panah moe. Tak sampai disana, (Name) pun memiringkan kepalanya lalu berkedip beberapa kali—dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca.

"Kumohon, jangan bunuh diri, ya?"

"Ukh—" Dazai kemudian berdiri dengan tegak lalu menepuk pakaiannya beberapa kali, "kita jangan membuang waktu disini, ayo ke kantor polisi."

Kemudian Dazai melanjutkan perjalanan, kali ini dengan Kyouka di sebelahnya. Atsushi hanya bisa menatap syok Dazai, kemudian menoleh ke arah (Name) yang menunduk.

Saat (Name) mengangkat kepalanya, wajahnya sudah kembali normal dan menyadari tatapan syok dari Atsushi. (Name) menyeringai jahil kemudian meletakkan satu jari telunjuk di depan mulutnya.

Atsushi hanya bisa ber-sweat drop ria.

"Ternyata begitu ya ..."

My Silent Fiancée (Dazai Osamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang