[9]

8.4K 1.3K 164
                                    

"(Surname)-san, kau benar-benar hebat ya?"

(Name) yang sedang membaca menyesap coklat panas yang dia pesan di café yang berada di bawah kantor Agensi pun mengangkat kepalanya, menatap Atsushi dan Kyouka yang sedang duduk di sebrangnya—menatapnya dengan tatapan kagum.

(Name) memiringkan kepalanya, dan alisnya terangkat sebelah.

"Ah, maksudku," Atsushi menjadi canggung saat perhatian (Name) tertuju padanya, " saat istirahat, (Surname)-san tetap bekerja. Bahkan Kunikida-san beristirahat pada saat jam istirahat."

Seperti yang Atsushi ucapkan, kini (Name) sedang memegang secangkir coklat panas di tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang lembaran yang sepertinya adalah laporan kasus.

"Oi, bocah—apa maksudmu itu aku salah beristirahat?" sambar Kunikida dari kursi yang tak jauh dari meja mereka.

"Maksudku bukan begitu juga!" sahut Atsushi panik, "(Surname)-san sudah sibuk saat jam bekerja, sampai jarang berada di kantor. Aku tak percaya (Surname)-san tetap bekerja saat istirahat."

(Name) hanya terkekeh saat melihat Atsushi yang panik, kemudian meletakkan lebaran yang dia pegang di atas meja, membuat Atsushi dan Kyouka melihat apa isinya.

"Itu bukan laporan (Name)-chan lho, Atsushi-kun," ucap Dazai duduk di sebelah (Name).

"Eh? Ini kan laporan Dazai-san ...!?" kaget Atsushi setelah membaca isi laporannya.

(Name) hanya tersenyum, kemudian mengambil kembali lembaran laporan Dazai.

"Kalian tahu (Name)-chan itu berasal dari Port Mafia, kan?" tanya Dazai.

Mereka berdua mengangguk, membuat Dazai tersenyum lalu merangkul (Name) yang tampak fokus pada laporan.

"Saat di Port Mafia, (Name)-chan adalah anak buahku, yang bertugas memeriksa laporan yang sudah kutulis," kemudian Dazai memasang tampang ngambek, "(Name)-chan tetap bersikeras untuk memeriksa laporanku walaupun dia sudah bukan anak buahku lagi."

(Name) melirik ke arah Dazai, sebelum akhirnya kembali fokus pada laporan yang ada di tangan.

"Tuh, kan. Dia bahkan tidak mau menghabiskan waktu berdua denganku~"

Lalu Dazai berdiri dari posisinya, dan berjalan ke salah watu pegawai café yang adalah seorang perempuan. Diluar dugaan, Dazai memegang kedua tangan perempuan itu—membuat tubuh (Name) membatu dan membuat yang lain syok.

"Oh, Nona Muda—lihatlah tunanganku, dia begitu dingin padaku. Dia bahkan tidak mau bunuh diri ganda denganku yang notabenya adalah tunangan tercintanya," ucap Dazai, "jadi, maukah kau melakukan bunuh diri ganda denganku?"

"Tuan, harusnya Anda berterima kasih pada tunangan Anda karena sudah melunasi hutang Anda selama 6 bulan ini," sahut sang pegawai.

Namun tiba-tiba ada yang memegang kerah belakang baju Dazai, dan melempar Dazai—yang ternyata adalah (Name). Tentu laki-laki itu langsung tak sadarkan diri di lantai.

(Name) menghela napas panjang, kemudian kembali duduk di kursinya, tapi kali ini ekspresi ngambek tampak menemani wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Name) menghela napas panjang, kemudian kembali duduk di kursinya, tapi kali ini ekspresi ngambek tampak menemani wajahnya.

"... baka Osamu."

'Ohh, dia cemburu,' pikir yang lain.

Ekspresi imutnya itu membuat Naomi langsung mengeluarkan handphone-nya untuk memotret wajah (Name).

"(Name)-chan, kau sangat imut saat cemburu~" ucap Naomi menunjukkan foto (Name) yang memanyunkan bibirnya, serta pipi yang sedikit memerah.

(Name) tersentak kaget, kemudian mendekati Naomi dan berusaha untuk mengambil handphone Naomi untuk menghapus foto tersebut, yang tentu membuat Naomi menghindarinya dengan berlari sekitaran café.

My Silent Fiancée (Dazai Osamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang