(Name) mengerutkan alisnya saat dia membuka pintu kantor, dan mendapati tidak ada seorangpun disana. Namun perhatian (Name) langsung teralihkan ke mejanya—dimana dia melihat secarik kertas. Saat (Name) membuka kertas tersebut, (Name) melihat sebuah peta dengan lingkaran merah pada satu tempat.
Entah kenapa tempat itu terasa familiar?
Lalu (Name) melihat tulisan tangan Dazai: Temukan aku~
(Name) berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya terkekeh dan berjalan menuju tempat yang sudah ditandai tersebut.
___
(Name) berkedip kaget—dia sampai di sebuah gang kecil, dan saat itulah (Name) mengerti kenapa tempat ini terasa familiar.
—Ini adalah tempat pertama kali mereka bertemu, saat Dazai masih berada di Port Mafia.
Saat itu (Name) sedang pulang menuju apartemennya, dan jalan tercepat adalah dengan melewati gang kecil ini, gang kecil yang berada di dekat markas Port Mafia. Dan kebetulan, saat itu Dazai sedang melakukan misinya. Saat mereka bertemu, (Name) langsung mengaktifkan kemampuannya, membuat mereka semua tertidur. Namun betapa terkejutnya (Name) saat melihat Dazai tidak tertidur, namun (Name) tak kehabisan akal—dia langsung menyerang Dazai secara fisik, yang sekilas (Name) lihat Dazai tampak terkejut. Setelah beberapa menit Dazai menghindari serangan (Name), akhirnya Dazai mengatakan bahwa dia tidak akan membunuh (Name), dengan syarat pertemuan selanjutnya mereka harus date.
Bukan pertemuan yang romantis, tapi cukup membuat (Name) tersenyum lebar.
"Aah, akhirnya (Name)-chan datang juga!" (Name) berkedip beberapa kali saat melihat Tanizaki bersaudara mendekatinya, kemudian masing-masing mereka mengenggam tangan (Name).
"Maaf, (Surname)-san, Dazai-san tidak ada di gang itu," ucap Tanizaki.
(Name) hanya terdiam—apa yang laki-laki itu rencanakan?
___
(Name) berkedip beberapa kali, saat melihat café favoritnya, dan melihat Yosano sedang menunggu disana.
"Sepertinya café ini mengingatkanmu pada sesuatu, benar?" tanya Yosano saat Naomi memberikan tangan kanan (Name) padanya.
(Name) kembali berkedip kaget.
—Ini adalah tempat pertama kali mereka date, seminggu setelah pertemuan pertama mereka.
Semenjak itu (Name) berusaha semaksimal mungkin menghindari Dazai, namun bertama terkejutnya (Name) saat Dazai duduk di sebrangnya saat dia sedang bersantai di café ini.
Date mereka hanyalah mengenal satu sama lain selama 3 jam lebih.
"Sepertinya kau ingat, (Name)," ucap Yosano, "dan lagi, Dazai tidak ada disini, ayo ke tempat selanjutnya," ajaknya kemudian, menarik (Name) pergi dan meninggalkan Tanizai bersaudara yang melambai padanya.
___
Singkat cerita, terjadi tour keliling Yokohama—dimana (Name) ditarik kesana kemari oleh anggota Agensi. Namun tempat yang mereka kunjungi sangatlah spesifik, dimana tempat itu meninggalkan kesan bagi (Name) dan Dazai.
Dimulai dari Tanizaki bersaudara yang membawanya ke tempat pertama mereka bertemu—di sebuah gang kecil.
Yosano yang membawanya ke tempat pertama mereka date—café favorit (Name).
Kunikida yang membawanya ke tempat pertama Dazai memerintahkannya untuk menjadi tunangan dan anak buahnya—di jembatan Yokohama.
Ranpo yang membawanya ke tempat Dazai menciumnya pertama kali—di pelabuhan Yokohama.
Atsushi yang membawanya ke tempat Dazai mengajaknnya bunuh diri ganda untuk pertama kalinya—di tepi sungai.
Kyouka yang membawanya ke tempat Dazai membelikannya cincin pertunangannya—toko perhiasan termahal di Yokohama.
Sampai pada akhirnya Fukuzawa yang membawanya ke pantai.
—Dari semua tempat, hanya pantai yang tidak memiliki hal yang berkesan bagi (Name).
Namun semua itu hilang saat melihat Dazai berdiri disana. (Name) yang awalnya terdiam akhirnya ditepuk punggungnya oleh Fukuzawa. (Name) menoleh ke arah atasannya itu, sebelum akhirnya tersenyum dan berjalan mendekati Dazai yang berdiri di dekat laut.
"Bagaimana? Apakah menyenangkan berkeliling bersama anggota Agensi? Mengingat tempat-tempat yang tentu kau tahu pasti tempat apa itu," ucap Dazai.
(Name) terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dan tersenyum kecil. Dazai membalas senyum (Name), kemudian melepaskan kalungnya—dimana ada cincin pertunangan mereka.
"Bisakah aku meminta milikmu, (Name)?" pinta Dazai.
(Name) hanya berkedip beberapa kali, kemudian melepaskan kalungnya dan memberikannya pada Dazai. Setelah mendapat kedua kalung itu, Dazai memasukkannya ke dalam saku kiri jaketnya, membuat (Name) mengerutkan alisnya dengan heran.
"Sudah hampir lima tahun kita bertunangan, benar?" tanya Dazai.
Iris (Name) melebar saat melihat Dazai berlutut di depannya, dan mengeluarkan sebuah kotak dari saku kanan jaketnya.
"Kau pasti bertanya-tanya kenapa hanya pantai ini tidak memiliki kesan penting bagi kita."
Dazai membuka kotak itu, menampilkan sebuah cincin indah di dalamnya.
"Lebih tepatnya—belum memiliki kesan penting."
Dazai menatap (Name) yang matanya sudah berkaca-kaca, dan Dazai hanya tersenyum.
"Apa kau mau menikahiku, (Name)?"
Tak perlu waktu lama bagi Dazai untuk menunggu jawaban, karena (Name) langsung mengangguk, dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
"Ya, aku mau menikahimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silent Fiancée (Dazai Osamu)
Fanfiction• Dazai × Silent!Reader • Kata-kata bukanlah segalanya, oleh karena itu dia memilih untuk tidak banyak berbicara. Namun, tiap kata yang diucapkannya, akan selalu kuingat dan kujaga seperti harta karunku sendiri. (Dazai Osamu version) (My Silent Fian...