"Jadi dia orang yang akan diintrogasi?" tanya Dazai pada salah satu polisi yang berjaga.
Mereka semua kini menghadap sebuah kaca—dimana dibaliknya telah duduk seorang laki-laki yang menunduk, dengan salah satu polisi yang bertugas mengintrogasinya berada di depannya.
"Y-ya, setelah mengeluarkan pil beracun yang ada di mulutnya, laki-laki itu tidak berbicara satu katapun," jelas polisi tersebut.
'Kalau di Port Mafia—pasti sudah disiksa di basement,' pikir Dazai kemudian melihat (Name) memasuki ruang introgasi.
"Atsushi-kun, Kyouka-chan, lihatlah cara (Name)-chan menggunakan kemampuannya," ucap Dazai tersenyum—dia tak pernah bosan melihat tunangannya itu menggunakan kemampuannya.
(Name) berjalan ke belakang sang pelaku, dan laki-laki itu hanya mendengus kecil.
"Apapun yang kalian lakukan, aku tidak akan mengatakan informasi apapun," ucap laki-laki itu penuh percaya diri.
(Name) hanya menghela napas, lalu memberikan tatapan sinis pada sang pelaku—yang tentu tidak disadari laki-laki itu karena (Name) berada di belakangnya.
Tangan (Name) terangkat, kemudian memegang bahu laki-laki itu.
"Ii nouryouku: omoide."
Muncul lingkaran kemampuan berwarna (f/c) di sekitar mereka berdua, dan beberapa detik kemudian menghilang—(Name) lalu melepaskan pegangannya pada pundak laki-laki itu kemudian berjalan menuju pintu keluar ruang introgasi.
"Eh, (Surname)-san ...?" panggil Atsushi melihat (Name) keluar dari ruangan itu, "bukannya introgasinya belum dimulai?"
"Jadi, apa kau akan mengatakan semuanya?"
"Y-ya, akan kuberitahu semuanya."
Atsushi dan Kyouka berkedip kaget, menoleh ke ruang introgasi dimana laki-laki yang awalnya tampak keras kepala kini sedang panjang lebar memberikan informasi yang diperlukan. Kemudian mereka berdua menoleh ke arah (Name) yang kini sedang berjalan menuju kantor kepala polisi—mungkin melaporkan kasusnya.
"Itulah kemampuan (Name)-chan," ucap Dazai menarik perhatian mereka berdua, "(Name)-chan bisa menciptakan pikiran tertentu, dimana pada kasus ini (Name)-chan membuat pelaku itu berpikiran bahwa dia harus jujur jika ditanya."
"Keren ...," ucap Atsushi berdecak kagum.
"Sebenarnya kemampuan (Name)-chan itu berpengaruh dalam radius yang sangat luas, tapi jika dia ingin berfokus pada satu atau beberapa orang, dia harus memegang mereka," jelas Dazai.
"Itu sebabnya (Surname)-san memegang pundak si pelaku?" tanya Atsushi.
"Itu sebabnya Ranpo-san mengakui kemampuan (Surname)-san ...?" sambung Kyouka.
"Kemampuan yang luar biasa, kan?" sahut Dazai tersenyum kecil, "tapi tentu saja, kemampuan itu juga dapat menjadi ancaman yang berbahaya."
"Eh, apa maksudmu, Dazai-san ...?" tanya Atsushi.
"Saat di Port Mafia, bukan pikiran untuk jujur yang (Name)-chan gunakan untuk tahanan. Melainkan pikiran untuk bunuh diri ataupun dibunuh, dimana mereka akan melakukan apapun untuk segera dibunuh, termasuk membeberkan informasi penting sekalipun."
___
Kini mereka berempat keluar dari kantor polisi, dan (Name) memegang beberapa lembar yang sepertinya adalah lembar laporan kasus hari ini.
"Atsushi-kun," panggil Dazai.
"Ya—" ucapan Atsushi terpotong saat Dazai mengambil lembaran laporan dari (Name) kemudian memberikannya pada Atsushi.
"Tolong berikan ini pada Ranpo-san, dan laporkan apa yang kau lihat hari ini pada Kunikida-kun," pinta Dazai.
(Name) mengerutkan alisnya, dan berusaha mengambil laporannya kembali, sampai Dazai memeluknya dan memuat wajah (Name) menghantam dada bidang Dazai.
"Aku tahu ini adalah tugasmu, tapi kita tidak punya waktu bersama akhir-akhir ini," gumam Dazai mengembungkan kedua pipinya.
"Ah, kalau begitu kami pergi dulu Dazai-san," ucap Atsushi.
Suasana menjadi hening, sampai akhirnya Dazai melonggarkan pelukannya dari (Name)—dimana perempuan itu bisa mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Dazai.
"Kau melupakan sesuatu, (Name)-chan~" ucap Dazai dengan nada bernyanyi.
(Name) hanya menatap heran Dazai.
"Kemarin aku mengerjalan laporanku lho~ bahkan kukerjakan sampai tugasku minggu depan~"
Iris (Name) melebar, dan perempuan itu mengalihkan pandangannya. Sampai akhirnya (Name) memegang kedua pipi Dazai lalu mencium kening Dazai.
"S-sudah kan? P-puas?"
Senyum Dazai melebar, dan dia langsung memegang kedua pipi (Name), mencium bibirnya cukup lama, dan akhirnya melepaskan ciuman mereka untuk memeluk (Name).
"Lebih dari puas~"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silent Fiancée (Dazai Osamu)
Fanfiction• Dazai × Silent!Reader • Kata-kata bukanlah segalanya, oleh karena itu dia memilih untuk tidak banyak berbicara. Namun, tiap kata yang diucapkannya, akan selalu kuingat dan kujaga seperti harta karunku sendiri. (Dazai Osamu version) (My Silent Fian...