3 - Sebuah Tanggung Jawab

2.2K 219 22
                                    

Hi! I'm back...
Sebelumnya aku ngucapin kepada kalian semua yang udah mau mampir dan ngasih vote sama commentnya. Aku persembahkan part ini untuk kalian yang udah setia sama ff gaje ini. Okai happy reading all 😄

**

Siwon benar-benar menepati janjinya kepada Yoona. Ia melakukan semua yang pernah ia katakan kepada wanita itu. Dulu Siwon mengatakan jika dirinya akan bertanggung jawab pada janin yang dikandung oleh Yoona. Benar saja pria Choi itu memang bertanggung jawab. Bahkan kini ia selalu memberi perhatian lebih kepada Yoona yang usia kandungannya telah menginjak bulan kedelapan. Walaupun kini Siwon tengah disibukan bekerja di perusahaan sang ayah, tapi tetap saja ia masih dapat membagi waktunya untuk Yoona dan calon bayi mereka.

"Bukankah kau hari ini ada pekerjaan di luar kota?" Tanya Yoona yang sibuk menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Siwon.

"Ya awalnya memang begitu. Tapi, aku meminta orang lain yang pergi."

"Kenapa begitu?"

Siwon tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu. Semakin hari ia merasa jika Yoona semakin bertambah cerewet. Terbukti dengan pertanyaan yang selalu dilontarkannya. Bahkan terkadang pertanyaan yang tidak begitu penting masih saja ditanyakan oleh Yoona.

Mungkin ini karena bawaan bayi yang dikandung oleh Yoona. Karena selama 7 tahun Siwon mengenal Yoona, wanita itu bukanlah tipe yang suka bicara banyak. Tapi, kebanyakan wanita hamil yang cerewet itu biasanya bayinya adalah perempuan. Namun, anehnya bayi yang dikandung oleh Yoona adalah laki-laki. Hal ini terbukti dari hasil USG menunjukkan jika bayi yang dikandung Yoona adalah laki-laki.

"Karena aku tidak ingin meninggalkan calon bayi kita." Jawab Siwon atas pertanyaan yang dilontarkan Yoona untuknya.

"Ah kau ini terlalu banyak alasan. Katakan saja jika kau memang malas untuk pergi ke luar kota."

"Terserah saja jika kau berpikiran seperti itu. Yang jelas aku tidak berbohong."

"Ya.. ya.. terserah kau saja. Ini cepatlah makan. Aku hanya tidak ingin ayah bayiku mati kelaparan." Yoona menyodorkan mangkuk yang berisi nasi kepada Siwon. Dengan cepatnya Siwon menerima mangkuk itu dan siap untuk makan dengan lahap. Sebenarnya ia merasakan lapar sedari tadi, namun berusaha ditahannya agar malam ini ia bisa makan bersama Yoona. Ya, alasan utamanya adalah untuk menemani wanita itu. Siwon tidak tega jika membiarkan Yoona sendirian. Apalagi kini usia kandungan wanita itu sudah menginjak bulan kedelapan.

Ya, inilah yang memang terjadi. Setiap harinya atau di mulai dari awal kehamilan Yoona, Siwon selalu datang ke apartemen wanita itu entah untuk makan bersama atau hanya melihat kondisinya saja. Ini sebagai bentuk perhatian serta tanggung jawabnya kepada Yoona serta calon bayi mereka. Bahkan tak jarang Siwon menginap di apartemen Yoona yang memiliki dua kamar itu. Mungkin jika orang melihat akan mengira jika mereka adalah sepasang kekasih atau bahkan suami-istri. Tapi, nyatanya mereka hanyalah dua sahabat yang terjebak pada situasi yang tidak terduga.

"Siwon?"

"Hmmm?" Atensi Siwon yang awalnya tertuju pada siaran televisi dihadapannya, kini berpindah pada Yoona yang berbaring dipangkuannya.

"Selama 8 bulan ini kau selalu berada di sampingku. Tanpa sehari pun absen, kecuali ada pekerjaan di luar kota. Lalu selama 8 bulan ini pernahkah kau bertemu dengan wanita? Ah bukan maksudku apakah selama kurun waktu 8 bulan ini kau sudah pernah berkencan dengan seorang wanita?" Pertanyaan Yoona yang terdengar to the point ini seketika membuat Siwon terdiam. Pria itu seperti memikirkan sesuatu. Ya, Siwon merasa bingung kenapa tiba-tiba saja Yoona bertanya hal semacam ini kepadanya.

Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang