Hi! Aku balik lagi~~~
Oh ya aku seneng bangetttt soalnya cerita ini udah tembus 1k pembaca dan aku mau ngucapin banyak terimakasih kepada kalian pembaca ff abal ini 😍😘. Okai untuk merayakan 1k pembaca aku mau mempersembahkan cerita ini untuk kalian...
Happy Reading All 😃**
SREK.. SREK.. SREK..
Jaehyun menggoreskan patahan ranting pohon di atas tanah. Tangannya dengan lihai bergerak walaupun sebenarnya gambar yang ia goresan tidak begitu jelas dan terkesan kurang bagus. Tapi harus bagaimana lagi karena dirinya masihlah bocah berusia 5 tahun dan baru seminggu yang lalu masuk sekolah.
Inilah yang memang selalu Jaehyun lakukan selama seminggu belakangan. Menanti kedatangan Siwon yang menjemputnya. Ayahnya itu selalu datang terlambat. Bagaimana lagi kesibukan Siwon yang padat dan terkadang sulit ditinggalkan membuatnya selalu terlambat menjemput putra semata wayangnya itu. Siwon akan datang ketika sekolah Jaehyun benar-benar sudah sepi, dan hanya menyisahkan Jaehyun beserta beberapa guru yang masih sibuk. Sebenarnya bisa saja Yoona yang menjemput putranya itu, tapi sayangnya wanita itu belum bisa mengendarai mobil.
"Choi Jaehyun?" Mendengar sebuah suara memanggil namanya membuat Jaehyun menolehkan kepalanya dan setelahnya ia dapat menemukan seorang wanita yang berdiri di belakangnya.
"Guru Kwon." Senyum lebar mengembang di bibirnya ketika melihat ibu guru yang selama seminggu ini selalu menemani dirinya ketika harus menunggu kedatangan Siwon.
"Jaehyun maafkan ibu guru karena tidak bisa menemanimu seperti kemarin." Ujar Kwon Yuri, nama ibu guru itu.
"Yahh.. kenapa begitu Bu guru? Jaehyun jadi kesepian." Jaehyun tampak kecewa bahkan kini ia tengah mengecrutkan bibirnya.
"Ibu guru ada urusan yang mendadak jadi harus segera meninggalkan sekolah. Emm... Guru Hwang!" Kwon Yuri melambaikan tangannya begitu kedua matanya menangkap Hwang Miyoung yang berjalan ke arahnya.
"Ya ada apa guru Kwon?" Tanya Miyoung yang kini sudah menghentikan langkahnya tepat di depan Yuri.
"Emm.. bisakah kau menemani Choi Jaehyun hingga ayahnya datang? Karena biasanya aku yang menemaninya, tapi hari ini aku memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi, aku minta tolong kepadamu guru Hwang. Aku mohon!"
"Ah tentu saja guru Kwon. Lagipula aku memiliki waktu yang luang." Miyoung tersenyum sambil seraya mengusap rambut Jaehyun yang kini melemparkan senyum kepadanya.
"Baiklah terimakasih guru Hwang. Aku pergi dulu ya. Choi Jaehyun ibu guru pergi dulu ya!" Pamit Yuri seraya melambaikan tangannya dan meninggalkan dua orang berbeda usia itu.
Sepeninggal Yuri, Jaehyun kembali pada kegiatan awal yang ia lakukan tadi yaitu menggambar diatas tanah dengan patahan ranting pohon.
"Apakah setiap hari ayah Jaehyun menjemput Jaehyun terlambat?" Tanya Miyoung yang kini ikut berjongkok sama seperti yang dilakukan oleh Jaehyun.
"Iya. Appa sangat sibuk maka dari itu selalu menjemput Jaehyun terlambat." Jawab Jaehyun yang fokusnya masih pada gambarannya.
"Lalu kenapa bukan eomma Jaehyun yang menjemput?"
"Eomma tidak bisa menyetir mobil. Lagipula eomma juga sibuk. Ya, pada akhirnya appa yang melakukan semuanya. Appa yang setiap hari mengantar dan menjemput Jaehyun. Appa juga yang mengantar dan menjemput eomma bekerja." Jelas Jaehyun yang ditanggapi anggukan dan senyuman Miyoung. Wanita itu merasa jika Jaehyun adalah anak yang menyenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friends [END]
Fiksyen Peminat[Tersedia dalam bentuk PDF] Apapun yang terjadi. Sebesar apapun sesuatu terjadi. Bagaimanapun sesuatu bisa terjadi. Ingat.. Kita hanya TEMAN. Tidak lebih! CHOI SIWON I IM YOONA I JUNG JAEHYUN