Berjalan mondar-mandir sambil menggigiti ujung jempolnya merupakan kebiasaan semenjak kecil ketika ia merasa gelisah dan tidak tenang terkadang hal itu cukup mengganggu bagi orang yang melihatnya.
Tenten adalah salah satu orang yang merasa cukup terganggu dengan kelakuan itu, dibalik meja belajarnya Tenten berusaha untuk fokus mengerjakan soal-soal namun fokus itu seketika buyar, bagaimana ia bisa fokus jika ada seseorang berjalan mondar-mandir dibelakangnya tak kunjung berhenti.
Tenten mendesah frustasi, ia melihat kearah belakang dimana seorang laki-laki berparas manis berjalan mondar-mandir dengan gelisah sambil bergumam tidak jelas yang disertai dengan umpatan-umpatan.
Sementara itu adiknya Konohamaru berlari riang mengikuti langkah lebar sang laki-laki berambut pirang sambil ber'kya!kya!' dengan gembiranya mungkin adiknya itu mengira laki-laki itu mengajaknya bermain. Tenten tertawa miris ujung bibirnya bahkan berkedut melihat kelakuan keduanya.
"Kak Naru bisakah kau berhenti berjalan mondar-mandir seperti itu? Kepalaku sakit melihat kakak seperti itu terus" ucapan Tenten sepertinya cukup berhasil, terbukti dari Naruto yang berhenti berjalan dan bergumam tapi beberapa detik kemudian ia kembali bergumam dengan tidak jelas sambil mengigiti ujung jempolnya disertai dengan gerakkan kaki melangkah maju berjalan mondar-mandir kembali dengan tidak tenang bahkan ia merasa tak terganggu pada Konohamaru yang sudah bergelantungan di salah satu kakinya layaknya seekor anak monyet.Tenten mendesah kembali. "Sebenarnya apa yang terjadi kak? Jika kakak ada masalah kakak bisa cerita kok... yah kalau tidak keberatan. Ngomong-ngomong sikap kakak jadi aneh begini ketika pulang bersama kak Sasuke tadi, apa kakak bertengkar dengan kak Sasuke?"
"Sasuke?" mendengar kata Sasuke, Naruto refleks melihat kearah Tenten dengan terkejut wajahnya bahkan bersemu merah. "Tidak kok siapa bilang Sasuke menciumku Ha-hahaha tidak mungkinlah" jawab Naruto tidak nyambung dengan glagapan dan tertawa nervous sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya didepan wajahnya.
"Hah?" Tenten jadi bingung sendiri dengan perkataan Naruto, sepertinya Naruto hanya mendengar kata Sasuke dari pertanyaan yang ia layangkan tadi. "Emangnya tadi Tenten bilang kak Sasu cium kak Naru? Haahh~ kakak... tadi Tenten bilang apa kak Naru bertengkar dengan kak Sasu habisnya sikap kak Naru jadi aneh begini, apa ada masalah kak?"
"Eh? Be-begitu ya? Ha-Hahahaha.. berarti aku yang salah dengar" ucap Naruto canggung sambil menggaruk belakang kepalanya. "Kakak sama kak Sasu tidak apa-apa kok, kau tidak perlu khawatir. Sudah dulu ya kakak mau kembali ke kamar. Bye~" ucap Naruto tergesa menuju keluar apartemen takut jika Tenten bertanya macam-macam padanya.
Blam! Naruto menutup pintu apartemen Tenten, didepan pintu itu Naruto mengelus dadanya lega. "Hampir saja..."
Semenjak pulang dari ekhm-ciumanmendadadak-ekhm Sasuke si teme itu memaksanya ikut pulang bersama bahkan si teme itu tak melepaskan genggaman di tangannya ketika ia menyetir mobil dan baru dilepaskan (yang tentu saja dilepaskan secara paksa oleh Naruto) ketika sampai di depan pintu apartemen Tenten sambil berdalih bahwa ia sudah berjanji pada Tenten untuk membantunya belajar jika tidak, mungkin saja Sasuke akan ikut masuk ke apartemennya.
Entah apa yang terjadi pada Sasuke sikapnya jadi semakin aneh bahkan sebelum ciuman itu terjadi Sasuke bertanya apa ia mengingatnya? kenapa ia menanyakan hal yang bahkan ia sendiri tak tahu jawabannya, Aneh bukan?
Naruto berhenti berjalan ketika ia sampai pada apartemen 201 dimana si Uchiha Sasuke tinggal. Semenjak Sasuke ada dihidupnya ia merasa keberadaan pria itu sangat familiar seperti telah mengenal lama tapi ia sama sekali tak mengingatnya dan itu membuatnya kesal setengah mati. Ia bahkan merasa yakin jika ia mengenal Sasuke baru-baru ini.
Naruto mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe Prince (Complete)
RomanceNamikaze Naruto atau Uzumaki Naruto adalah orang kaya kedua setelah Uchiha Corp yang terbilang serba mandiri dan tak ingin dibilang manja tinggal di sebuah apartemen sederhana milik keluarga Akasuna. Tiba-tiba saja kakaknya menyuruhnya untuk rapat d...