21. Jika tak kau katakan

2.2K 317 52
                                    

Crak!

Pintu utama terdengar dibuka dengan tergesa.

Menarik lengan Jin masuk, Namjoon tak bisa menahan amarahnya lagi.

Mendorong tubuh Jin ke sofa yang ada diruang tamu Namjoon langsung menindih Jin dan menciumi gadis itu. Kasar.

"aakh!" Jin memekik saat lehernya bergesekan dengan kedua sudut gigi Namjoon.

Sudah pasti akan berbekas cetakan gigi dari Namjoon disana.

"Ahjussi apa yang kau lakukan?!"

Heii Jin bersikap seperti anak keci harusnya dia tahu Namjoon sedang menciumya –plak!

Ciuman kasar yang mulanya dileher putih Jin beralih ke bibir merah penuh masih milik orang yang sama.

Tangan Jin sudah berada didada Namjoon ia mencoba menahan namja yang menciumnya dengan bringas ini, namun sia sia. Ciuman kasar penuh nafsu yang menuntut balasan itu masih berlanjut.

Jin takut melihat Namja yang ada di depannya itu.

Menghindar dengan menggerakan kepalanya kekiri kekanan keatas kebawah. G lah.

Merasa ditolak Namjoon mengigit bibir Jin seakan itu adalah makanan.

"AKHH!!"

Sakit, benar saja bibir itu mengeluarkan darah.

Terbuka, kini Namjoon mengobrak abrik isi mulut Jin darah itu terasa asin bercampur dengan saliva di ciuman mereka Namjoon tak peduli ia terus melumat, menyesap, mengigit bibir Jin, lidahnya pun tak tinggal diam, menari di dalam sana.

PLAK!

Entah darimana Jin mendapat kekuatan ia menampar Namjoon membuat namja itu sedikit mundur, saatnya Jin melarikan diri.

Ayolah, Namjoon sengaja melakukanya. Mana mungkin Jin bisa kabur dengan mudah –neru

Jin berlari menuju kamarnya.

Masuk, Jin dengan cepat menutup pitu tapi sayangnya (untungnya :) Namjoon lebih dulu menahan pintu itu dengan tangan kokohnya.

"Ahjussi kau kenapa? Aku takut jika kau seperti ini, aku minta maaf sungguh. Biarkan aku sendiri!!" Jin kalut ia menangis, Namjoon tak pernah sekasar ini padanya ia hanya takut.

Menarik lengan Jin kasar suara pintu tertutup nyaring saat gadis itu didorong kepintu.

Menutup matanya rapat tangan Jin yang berada di genggaman tangan Namjoon gemetar.

"Lihat mataku!" Titah Namjoon menyeramkan.

Tak ingin, Jin takut ia sudah melihat mata itu tadi, Namjoon seperti orang yang berbeda. Kemana perginya tatapan lembut Namjoon yang biasannya.

"Kau tak mendengarnya eoh?! Kubilang lihat aku!!" Suaranya lebih meninggi dari yang pertama genggamannya pun semakin kuat ditangan Jin.

"Nde!" Mata gemetar itu membuka Jin menatap Namjoon gugup tapi bukan gugup saat Jin merasa Namjoon sangat mempesona ia hanya takut pada Namjoon, sekarang.

"Apa kau sudah pu-"

"MIANHAE!!! JINJA MIANHAE!!" Memotong ucapan Namjoon diiringi tangis yang semakin menjadi.

"Mwo? Maaf?" Namjoon kekeh ia tersenyum mengerikan.

"NDE!! MAAF KARENA AKU MENYURUHMU BERKENCAN DENGAN ORANG LAIN, MAAF KARENA MENJADIKANMU SEPERTI BARANG MURAHAN, MAAF KARENA MENYAKITI HATIMU!!" Jin berteriak ia mengatakan apa yang selama ini ditahannya dengan lantang.

Tinggal Berdua (knj+ksj)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang