Epilog: Kun, Femme Fatale (1)

845 70 5
                                    

Warning: YAOI, Messy Writing, OOC, Typo.

.

.

.

Kehidupan bagai aliran sungai, kita takkan bisa melawannya dan cukup ikuti arusnya.

Qian Kun bukankah orang sembarangan bagi sebagian orang. Bagi keluarganya yang mengikuti kultus sesat yang diikuti banyak pejabat tinggi, dirinya adalah dewa. Tapi posisi dewa itu bukan seperti dipuja di sebuah altar atau semacamnya, namun jauh lebih menjijikan lagi.

Mata Kun menyayu, ayahnya masih sibuk menyebarkan pemikirannya yang konyol di khalayak ramai. Ini menyedihkan karena yang akan terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak.

"Di hadapan kita semua, inilah dewa penyelamat! Sentuhlah dan kita akan terbebas dari penderitaan!"

Selalu sama, siapa pun hidup untuk dirinya sendiri. Mengorbankan siapapun termasuk keluarganya, karena sejak awal hubungan darah adalah ikatan menyesakkan yang harus ditanggung seumur hidup.

Yang para pengikut ayahnya lakukan adalah memerkosanya secara bergilir, dengan harapan mendapat kesucian. Semua ini hanya karena tanda lahir berbentuk sayap di pundaknya, konyol.

Dia hanya berbaring tertelungkup, dan selama beberapa menit banyak sekali yang menyerang tubuhnya. Dulu pun dia sering menangis, tapi rasa-rasanya hati Kun telah mati untuk meratapi nasibnya.

Kun selalu menggunakan otaknya, pikirannya selalu berbicara untuk pergi tapi dia malah tetap bertahan. Belum saatnya, pasti jika ada kesempatan. Jika saja...

"Ayah tak pernah melarangku pergi saat dia di rumah kan?" gumam Kun sambil membuka matanya. Kegiatan laknat itu sudah selesai, Kun sudah tahu saat panggung terasa lebih lengang. "Memang harus diberi dorongan sedikit."

Kultus seperti ini, hanya bisa dihancurkan dengan kekuatan besar dari atas. Itu akan lama, dia tidak bisa menunggu selamanya dan hancur tanpa diketahui. Dialah yang harus keluar, sekarang.

.

Ralat jika Kun berpikir bisa menyelesaikan semuanya sendiri, dan dia cukup bodoh untuk mengabaikan tatapan Xi Luhan yang selalu terarah padanya. Tidak heran dia masuk ke kandang singa setelah keluar dari kandang buaya.

"Kau yang bilang ingin keluar."

Senyum cantik Luhan membuat Kun muak. "Dan aku sudah mewanti-wanti, jadi jangan salahkan aku ya.

Mana dia tahu, Xi Luhan memiliki usaha pelelangan manusia.

"Mau bertaruh tidak? Jika kau belum terjual sebelum aku ke Seoul, aku akan mengusahakan hal yang kau inginkan," kata Luhan sambil memajukan tubuhnya. "Siapa ya namanya... Dong Sicheng, anak tiri dari pengusaha besar Wong. Memiliki adik bernama Wong Yukhei, pernah mengikuti kebaktian sekali di kultus ayahmu untuk menambah relasi kan?"

Kun menelan ludah kasar, mengerikan memang jika di hadapanmu adalah pemilik jaringan bawah yang tersohor. Ternyata benar keluarga Xi adalah anggota Triad Clan, dan Kun salah langkah pada langkah pertama.

Luhan memertahankan senyumnya. "Tapi jika kau terjual malam ini, sepertinya aku akan mendapat uang yang lebih banyak dari biasanya," katanya disertai derai tawa yang indah namun membangkitkan emosi.

"Letakkan dia pada urutan ketiga!" teriak Luhan pada staf-nya. "Mark Tuan, hari yang indah, huh?" tanya Luhan pada salah satu pria di sel yang sama dengan Kun. Mark hanya mengedipkan matanya.

Luhan memiringkan kepalanya, kesal karena tidak dijawab. "Terserahlah, aku pergi dulu." Pria itu pun berlalu.

"Qian Kun?"

Kun berjengit saat Mark membuka mulutnya, suaranya cukup berat. "Jika tak mau dibeli, berpura-puralah menjadi lemah. Goda sebanyak mungkin staf dan pikat mereka dengan seks, Luhan hanya ke sini sekali-sekali. Dia takkan menyadarinya." Kun mengangguk paham, dia balik bertanya, "Kau melakukannya juga?"

Mark menggeleng. "Aku di sini bukan untuk dijual," katanya lalu menghela nafas. Kun menatapnya bingung, lantas kenapa dia di sini? Tapi Kun menahan lidahnya, karena Mark pasti takkan mau menjawabnya.

.

.

.

TBC

Fyuh, Panda sebenarnya menahan ff ini karena mau di-edit, tapi yah gak jadi :'

Btw akhirnya mark tuan bisa muncul :' -bukan si singa ya-. Panda mau up besok sih, tapi karena teringat para pembaca yang nunggu... *kalo ada yang nunggu. Enjoy~

Our Kitten, Lily & Sunshine ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang