Krieet.. kriett..
Ringkikan sepeda tua itu menghiasi jalan yang sepi sore ini. Minggu sore ini, jalanan tampak sepi.
Mungkin karena Masan sekarang 90% penduduknya sedang berlibur keluar kota.
Masan benar-benar sepi seminggu ini. Mungkin karena libur panjang selama sebulan yang mengakibatkan banyak yang pergi keluar kota atau negeri.
Yeoja bersurai hitam itu terus mengkayuh sepeda tuanya, sambil menoleh sesekali. Ia mencari letak tujuannya sambil bersepeda ria.
Sesekali yeoja itu bernyanyi ria dan tersenyum kepada sesepuh kampung yang masih beraktifitas diluar rumah. Mungkin mereka baru saja pulang dari Pasar kota.
"Annyeong Yoorim-ah." sapa seorang nenek-nenek yang dikenal di kampungnya, Kang Miguk.
Yeoja itu menyempatkan diri untuk berhenti dan menghampiri nenek tua yang sedang menyirami tanaman di depan rumahnya itu.
"Annyeong halmeoni, halmeoni sedang apa?"
"Aku sedang menyirami tanaman, Jaehwan malas menyirami tanaman. Jadi aku yang harus keluar dan menyiraminya."
Ya, memang cucu pertamanya, Kim Jaehwan adalah orang yang malas-malasan. Terbukti saat mereka berdua sekelas saat SMA.
Jaehwan adalah anak yang jarang masuk dan nakal. Biasanya ia akan kabur ke Warnet atau sok-sokan sakit.
(dasar peternak lele :v)"Ohya nek, sampaikan salamku untuk dia ya nek. Aku sudah lama tak bertemu dia." kata Yoorim lalu tersenyum. "Iya, hati-hati Yoorim-ah."
"Dah nenek, nenek jjang!" Yoorim mengkayuh sepedanya lagi dan pergi menjauh dari rumah tua dengan kesan elegan itu.
Dan setelah 15 menit, ia sampai di rumah Saerom, temannya yang memesan tteok.
"Annyeong Yoorim-ah." sapa Saerom saat membukakan pagar untuk Yoorim.
"Annyeong, ini tteokpokkimu." Yoorim memberikan plastik berisi tteok yang siap dimasak menjadi tteokpokki itu.
"Lalu, apa yang ingin kau tunjukkan padaku?" tanya Yoorim.
"Ohya, ayo masuk dulu, orangtuaku sedang tak ada dirumah." Gadis berambut pendek itu menarik Yoorim masuk ke teras rumahnya.
Setelah Yoorim memarkirkan sepedanya, ia ikut masuk seperti perintah Saerom.
Saerom menaruh plastik yang berisi tteok tadi di atas meja makan dan mengajak Yoorim kekamarnya yang ada dilantai dua.
Yoorim mengikuti Saerom. Sampai disana, Saerom berjalan ke rak bukunya dan mengambil paperbag.
"Untukmu, permintaan maaf karena tidak bisa datang ke ulang tahunmu."
Yoorim menerimanya dengan wajah yang bingung, bagaimana tidak? Saerom jarang memberikan hadiah.
Biarpun begitu, Saerom adalah orang pertama yang selalu mengucapkan selamat ulang tahun di hari spesial bagi Yoorim itu.
Yoorim membuka paperbag itu dan melihat parfum dan boneka teddy bear.
Boneka itu pernah ditunjuk oleh Yoorim saat kedua gadis itu sedang ke Mall yang ada dikota.
Yoorim tersenyum lalu memeluk Saerom. Saerom membalas pelukannya.
incident.
Hari semakin malam, orangtua Saerom masih diluar kota dan tak pulang malam ini. Sedangkan Yoorim mulai mengantuk.
Harusnya dia menginap disini, tapi orangtuanya pasti tidak memperbolehkan jika dadakan begini. Akhirnya, Yoorim pulang kerumahnya. Saerom hanya mengantar sampai luar gerbang. Tapi pandangannya tak lepas sebelum akhirnya, Yoorim perlahan menghilang.
