Jihoon memulai kerjanya kembali.
Hari senin memang cocok diawali dengan bekerja dan dengan mood yang baik.
Yoorim memutuskan kuliah dan saat pulang, dia akan mengunjungi kantor Jihoon untuk pulang bersama.
"Sajang-nim." seorang karyawan memanggilnya.
"Ya?" Jihoon menghentikan aktifitasnya.
"Aku akan memperkenalkanmu karyawan baru kita, Sajang-nim." ujarnya.
Jihoon mengangguk. Karyawan itu menunjukkan Jihoon orang yang dimaksudnya.
"Annyeonghaseyo. Namaku Jung Hyeji, Pak."
"Oh.. Senang bertemu denganmu." Jihoon tersenyum mendengar kata perkenalan Hyeji.
Hyeji ikut tersenyum.
Astaga. Dia tampan. Aku harus memilikinya. Batin Hyeji senang.
"Pak, silahkan antarkan Hyeji berkeliling. Aku mau bertemu seseorang." Jihoon pergi
Karyawan itu mengangguk lalu pergi bersama Hyeji.
Sedangkan Jihoon kembali menatap layar handphonenya, mengecek kabar dari Yoorim.
Waktu makan siang pun tiba.
Yoorim belum memberi kabar. Mungkin kelasnya belum selesai atau dia dijalan.
Istriku♡
Kau makan duluan saja kebawah.
Aku sebentar lagi sampai.Tidak apa-apa jika
aku duluan?Ya. Memangnya mengapa?
Tidak. Baiklah aku duluan.
Cepat. Aku tunggu
read.
Jihoon menaruh handphonenya di kantung jasnya dan pergi kebawah bersama asistennya.
Selesai mengambil makan, Jihoon duduk bersama 2 karyawan laki-laki dan asistennya.
"Pak Jihoon!" panggil seseorang yang suaranya tidak asing baginya.
Jihoon menoleh, "Hyeji?"
Hyeji duduk dihadapannya.
"Pak. Aku duduk disini ya?" tanya Hyeji, menyela karyawan lainnya.
Jihoon mengangguk gugup, takut jika sewaktu-waktu Yoorim melihatnya dan terjadi kesalah pahaman.
Hyeji sengaja mengajak berbincang dengan sangat lama agar Jihoon tetap bersamanya sedangkan yang lain sudah mulai pergi.
Yoorim keluar dari taksi. Sampai disana dia langsung pergi kekantin dan mendapati Hyeji sedang memegang tangan Jihoon.
"Jihoon.. Apa yang kalian lakukan?" tanya Yoorim terkejut mendapati Hyeji memegang tangan Jihoon.
"Sayang?" Jihoon bangkit dan menghampiri Yoorim.
Yoorim mundur terus menerus selagi Jihoon menghampirinya.
Sedangkan Hyeji menatap Yoorim terkejut namun ada tatapan bengis.
"PERGI JIHOON! PERGI!" seru Yoorim. Air mata sudah mengalir dipipinya.
Yoorim pergi keluar kantin dan menaiki taksi yang tadi belum sempat pergi.
"PARK YOORIM!" teriak Jihoon. Jihoon terus mengejar taksi yang ditumpangi Yoorim.
Tapi terlambat. Taksinya sudah melaju, menjauh.
Dalam sendunya, Yoorim pergi kerumah orangtuanya.
Dia menangis kejar. Tak menyangka jika masih saja ada yang ingib mengacaukan rumah tangga mereka yang sudah keduanya bina dengan baik.
Sampai dirumah, Eunwoo kaget melihat adiknya yang menangis itu.
"Yoorim. Kau tak apa?" tanya Eunwoo sambil memeluk adiknya lembut.
"Oppa. Jihoon." Yoorim tersedu-sedu.
"Jihoon? Ada apa dengannya?" Eunwoo mengelus rambut adiknya.
"Jihoon bersama wanita lain tadi."
"Apa?" tanya Eunwoo terkejut.
Yoorim mempererat pelukan kakaknya itu.
Eunwoo mengelus kepala adiknya lembut dan membiarkan adiknya terus menangis.
Sedangkan disana, Hyeji tersenyum puas, tatapannya bengis.
"APA YANG KAU LAKUKAN TADI? KAU MEMBUAT ISTRIKU SALAH PAHAM!!" bentak Jihoon.
Hyeji terkejut karena bentakan Jihoon dan karyawan lain yang masih ada disana menatap jijik Hyeji.
Jihoon langsung berlari pergi keparkiran untuk menyusul Yoorim.
Dia mencari Yoorim dirumah. Namun tak ada.
Salah satu harapannya yaitu Masan dan rumah orang tua Yoorim.
Jihoon benar-benar kalut dan langsung menancap gas pergi kerumah orangtua Yoorim.
"YOORIM-AH!"
married by incident.
