07

975 73 3
                                    

Hari ini, Jihoon meminta Yoorim untuk kembali pulang kerumah karena Jihoon ingin menjelaskan kejadian diluar kafe kemarin.

"Jangan katakan hal yang konyol lagi, Jihoon." Yoorim menepis tangan Jihoon, marah.

"Aku tak mengatakan hal konyol. Aku hanya ingin meluruskan kejadian tadi."

"Jadi? Kau adalah anggota geng itu? Atau bisa dikatakan, kau ketuanya? Ayahmu sedang dilanda masalah, Jihoon. Dan kau malah menjadi berandal? Ikut-ikutan gangster?"

Jihoon menunduk. Ia merasa bersalah. Tapi ia tak berani mengatakannya.

'Jungshin bodoh.' umpatnya dalam hati.

"Jangan salahkan anak buahmu karena dia membuka kedokmu. Tapi berkacalah."

Yoorim pergi dari rumah Jihoon menaiki taksi dan kembali kerumah orangtuanya.

"Bagaimana masalahmu dengan Jihoon?" tanya Eunwoo saat Yoorim baru saja masuk kamarnya.

"Aku baik-baik saja, Oppa. Aku besok ingin pergi ke Masan dan menginao disana." ujar Yoorim sambil mengemas bajunya.

"Kenapa ke Masan, Yoorim-ah? Disini juga tidak apa-apa." Eunwoo mencoba menghentikan Yoorim.

Yoorim menggeleng, "Pertama, ayah akan marah padaku. Kedua, Jihoon akan mencariku kesini dan Ketiga, aku tak mau bertemu dua mahluk itu."

Tidak ada yang bisa Eunwoo lakukan selain berharap yang terbaik untuk adiknya.

Besok pagi Yoorim berangkat ke stasiun Yongsan yang dilanjut dengan perjalanan kembali ke Masan.







married by incident.







Pagi-pagi sekali, sekitar jam 7 pagi. Yoorim sudah standby di stasiun karena kereta berangkat jam 8 pagi.

Hari ini, Eunwoo dan ibunya mengantar Yoorim sampai ke stasiun. Sambil menunggu setengah jam, Yoorim membeli camilan untuk dijalan.

Setengah jam berlalu dan pamit lalu mengantri untuk masuk.

Perjalanan ke Masan lumayan singkat, jadi ia hanya tertidur sebentar, dan selebihnya memandangi jalanan.

Sampai di Masan, Saerom sudah menunggunya di Lobby stasiun. Dan setelah bertemu dengan Yoorim, mereka langsung pergi ke apartemen Saerom.

Rencananya Yoorim akan menginap disana sekitar seminggu lebih, untuk sementara waktu ia bisa menikmati waktu sendiri tanpa Jihoon.

Setelah Yoorim selesai membersihkan diri, tidur selama 3 jam dan jalan-jalan sebentar di sore hari, mereka kembali ke apartemen Saerom.

"Kudengar kau menikah dengan Park Jihoon si anak CEO itu?" Saerom duduk dikursi meja makan sambil menatap Yoorim yang sedang memasak.

"Hm.." Yoorim mengangguk tanpa berkutik dari aktifitasnya.

Ia sibuk membuat eggroll untuk makan malam mereka.

"Kau sudah berapa lama pindah ke apartemen ini?" tanya Yoorim.

"Yah.. sekitar 2 minggu. Barang-barangku juga ada yang belum rapi dan aku masih harus membeli barang-barang lain untuk kebutuhan yang lain." Saerom menatap ke kardus-kardus berisi barang-barangnya yang masih tertumpuk disudut ruangan.

Yoorim mengangguk mengerti lalu menaruh eggrollnya di piring dan menaruhnya di meja makan.

Tring..

Ini sudah atau mungkin lebih dari 30 kali suara telfon masuk itu datang dari ponsel Yoorim. Sedangkan Yoorim cuek dan fokus membantu Saerom.

"Telfonmu dari tadi berbunyi dan mengapa kau tak mengangkatnya?" tanya Saerom sambil menunjuk handphone Yoorim bingung

[1] incident ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang