Rated atau tidak ya gais? :v
married by incident.
Sudah 6 bulan semenjak insiden Guanlin memberitahukan perasaannya di kampus waktu itu.
Setelah kejadian itu, Jihoon makin overprotective pada istri tercintanya itu.
Ia jadi tidak mengizinkan Yoorim pergi kemana-mana dengan pria saja, minimal ada teman wanitanya.
Karena ia takut jika sewaktu-waktu ada pria lain yang membuat Yoorim berpaling darinya.
Yoorim melepas pelukan Jihoon yang sedang termangu, ia bangkit dari sofa.
"Aku akan pergi ke supermarket dulu, Jihoon-ah. Persediaan makanan kita habis." Yoorim memakai mantelnya
"Hah? Kau bisa menyuruh pembantu, Park Yoorim." Jihoon merengek.
"Tidak. Biarkan mereka istirahat. Ini sudah jam makan siang. Kau harus makan sedangkan bahan makanan habis."
Jihoon akhirnya mengangguk sambil cemberut, padahal ia masih ingin menikmati waktu bersama Yoorim.
"Hati-hati dijalan." ujar Jihoon memanglingkan wajahnya, cemberut.
Yoorim mengangguk sambil terkekeh lalu pergi keluar.
Jihoon merebahkan dirinya disofa. Ia sangat kesal Yoorim pergi.
Tapi akhirnya, ia malah asik menonton film aksi yang cukup membuatnya sedikit lelah karena berdurasi 2 jam.
Zrettt.. Zrettt..
Jihoon menengok.
Handphone Yoorim bergetar. Bagus. Dia lupa membawa handphonenya.
Jihoon mengambil handphone Yoorim dan terkejut dengan teks pengingat itu.
[Minum Pil Pencegah Kehamilan!]
Kesimpulan yang didapatkan Jihoon, Yoorim selalu meminum pil yang membuatnya tak hamil.
Walaupun beribu kalipun mereka sudah berhubungan.
Pantas saja, setiap ditanya kenapa mereka tak berhasil, Yoorim selalu cemas ataupun mengalihkan topik.
Jihoon tahu karena ia takut ketahuan. Dan selama ini, Yoorim mungkin memang belum mau memiliki anak.
"Wah.. Aku harus menyidangnya." Jihoon duduk tegap sambil memainkan handphone Yoorim.
Jihoon menunggu Yoorim sambil menonton filmnya lagi. Ditangannya sudah sigap handphone Yoorim.
Cklek..
"Aku pulang!!" Yoorim dengan cerianya masuk kedalam dan langsung kedapur yang ada disebelah ruang tamu.
"Kau meminum obat pil pencegah kehamilan?" Jihoon menyembunyikan handphone Yoorim dibelakangnya dan berjalan menghampiri Yoorim.
"Maksudmu?" tanya Yoorim, menatap Jihoon cemas.
"Ya.. Kau meminum pil pencegah kehamilan? Kau bahkan memasang alarm pengingat agar rutin meminumnya."
"Jihoon apa yang kau ka-" Kalimat Yoorim terputus setelah Jihoon menunjukkan handphonenya di tangannya.
Yoorim terdiam membatu. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa pada Jihoon.
"Kenapa? Kau tak ingin punya anak denganku? Kau bisa melakukannya dan hidup bahagia dengan Lai Guanlin! Namja dari Taiwan itu." Jihoon menatapnya marah.