~
melihat mu dengan berbagai perasaanDua mata yang saling memandang satu sama lain
Sepasang mata yang tersisa,
mata yang telah kehilangan arah
~Tekad Jaehyun sudah bulat, ia ingin meminta maaf pada Taeyong, dan menyembuhkan rasa trauma laki-laki itu pada dirinya. Tak peduli jika ada berbagai halangan, entah itu dari Mingyu dan yang lainnya ataupun ayahnya sendiri, Jaehyun tidak mau tahu, ia akan membuat Taeyong memaafkannya dan nyaman bersamanya.
Jaehyun juga berjanji, saat Johnny sadar nanti, ia akan memberi pelajaran pada laki-laki sialan itu, ia benar-benar tidak bisa melihat laki-laki tidak bersalah seperti Taeyong harus menjadi korban yang hanya untuk kesenangannya.
Saat sibuk memikirkan berbagai pikiran-pikiran itu pintu kamar Jaehyun diketuk.
"Yaa! Sebentar!" Teriak Jaehyun sambil bangkit dari posisi tidurannya, ia merapihkan celana pendek yang ia pakai dan kaosnya sebelum membuka pintu.
"Tuan, ada teman Tuan Muda yang menunggu di bawah" lapor seorang pelayan sambil membungkuk hormat pada Jaehyun.
Siapa? Jaehyun bahkan tidak dapat menebak siapa temannya itu yang mau repot-repot mengunjungi rumahnya. Mingyu dan yang lainnya sangatlah tidak mungkin, kemarin mereka memberitahunya jika mereka akan pergi ke luar kota sehari ini untuk berlibur, Jaehyun diajak tentu saja, tapi ia menolak, dia berpikir bukankah lebih nyaman jika hari liburnya ini ia gunakan bersantai di rumah? Daripada harus bersama dengan keempat teman Johnny itu, jujur Jaehyun kurang cocok dengan mereka.
Akhirnya Jaehyun keluar dari kamarnya dan berjalan cepat ke arah tangga, ia melongok ke bawah.
"Oh! JAEHYUN!"
"Yuta?! Ten?!" Pekik Jaehyun bersemangat saat melihat kedua temannya itu berdiri di ruang tengah rumahnya sambil mendongak ke arah Jaehyun dan tersenyum lebar. Laki-laki bersurai cokelat itu segera berlari menuruni tangga.
"Heyyoo!! Apa kabar bro?!" Sapa Yuta sambil melakukan tos dengan Jaehyun.
"Baik tentu saja!" Balas Jaehyun riang sambil berganti bertosan dengan Ten.
"Bagaimana kalian bisa tahu rumahku?!" Tanyanya bersemangat."Itu mudah buatku" Yuta terkekeh.
Ini sudah satu minggu sejak pertemuan mereka di pesta ulang tahun kekasih Yuta waktu itu. Dan sudah seminggu pula Jaehyun berusaha mendekati Taeyong untuk merubah imagenya di hadapannya.
"Jadi bagaimana perkembanganmu dengan si Taeyong itu?" Tanya Yuta sambil menaik turunkan alisnya menggoda Jaehyun.
Jaehyun membuang napas lelah sambil menggeleng pelan "tidak ada yang berubah, ia masih sama saja, takut denganku" keluh Jaehyun sedih.
"Aku benar-benar tidak suka saat dia memandangku, pasti sinar kecil di matanya langsung meredup. Aku sangat ingin suatu saat nanti jika dia melihatku, maka sinar di matanya akan bersinar terang" Jaehyun memandang kosong sambil berandai-andai."Heyy ada apa dengan mu Jae? Kau terdengar seperti menyukai si Lee itu?" Goda Ten.
Jaehyun sedikit terkejut dengan tuduhan Ten, tapi kemudian ia menggeleng "tidak. Apa yang kau katakan heh? Suka? Haha jangan bodoh. Aku sudah lama tidak memiliki perasaan yang seperti itu lagi, dan suka dengan Taeyong? Tidak mungkin. Aku hanya kasihan padanya, bersimpati padanya Ten, tidak lebih"
"Hmm terserah kaulah, tapi asalkan kau hati-hati saja dengan omonganmu itu, siapa tahu berbalik" Ten menepuk pundak Jaehyun sambil tersenyum miring "mm Jae kau tidak mau membuatkan kami minum atau apa?" tanya Ten.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If... ◽JaeYong
FanfictionBagaiman jika kita hidup hanya menjadi bayang-bayang orang lain? sangatlah tidak mengenakkan. Tapi itulah yang harus dihadapi seorang Jung Jaehyun, menjadi pengganti dari saudara kembarnya sendiri yang sedang terbaring koma di rumah sakit... John...