Hari minggu yang cerah dan Jaehyun bangun tepat pukul setengah enam pagi, benar-benar keajaiban. Wajahnya cerah berseri, sangat berkebalikan dengan rambutnya yang masih sangat berantakan. Laki-laki bersurai cokelat itu segera meraih ponselnya di atas meja samping tempat tidur, berdeham dulu beberapa kali untuk menjernihkan suara serak bangun tidurnya sebelum menelepon seseorang.
"YUTAAA!!" teriak Jaehyun langsung saat teleponnya diangkat pada deringan ke lima, senyum tak lepas dari wajahnya.
"Hngg?" Gumam Yuta yang sepertinya sangat terganggu dengan telepon Jaehyun, pemuda Jepang itu rupanya masih tidur saat teleponnya berdering tiga jam lebih cepat dari alarm yang dia atur.
"Yuttt temani aku!! Ya?! Ya?!" Pinta Jaehyun penuh semangat.
"Kemana? Aihh Jae kau menganggu tidurku" gerutu Yuta.
Jaehyun tertawa "pokoknya temani aku ya! Temui aku di depan rumahku setengah jam lagi! Ajak Ten juga kalau perlu!" Tanpa menunggu Yuta menjawab Jaehyun menutup panggilannya. Sedangkan Yuta di seberang sudah melontarkan berbagai umpatan untuk Jaehyun.
Jaehyun segera melompat dari tempat tidurnya, sampai membuat kepalanya berputar pening karena tingkahnya yang dengan tiba-tiba langsung bangkit berdiri. Tapi ia mengabaikannya dan memilih mengambil handuknya lalu masuk ke dalam kamar mandi.
.
"Ngg apa yang harus kupakai ya?" Monolog Jaehyun setelah selesai dengan urusan mandinya, ia hanya melilitkan handuk di pingganganya dengan rambut yang masih setengah basah, matanya menatap deretan pakaian Johnny di lemari.
Tingginya dan Johnny itu hampir sama, jadi ukuran bajunya dengan saudaranya itu juga mirip.
Tapi pakaian Johnny itu benar-benar tidak ada yang sesuai dengan style Jaehyun, pakaian saudaranya itu kebanyakan hanya kaos saja, tidak ada kemeja seperti favorit Jaehyun.
Akhirnya pemuda Jung itu memutuskan untuk memakai kaos biru langit Johnny, lalu berjalan ke kopernya sendiri dan memakai kemeja ungu soft miliknya sendiri sebagai luaran, dan mengenakan celan jeans miliknya.
Jaehyun menatap dirinya sendiri di cermin, rambutnya hanya ia sisir sembarangan, yang penting tidak terlalu berantakan sudah cukup untuknya.
"Hah sempurna" ujarnya puas, tapi kemudian dia teringat sesuatu, Jaehyun meraih botol kaca di kopernya dan menyemprotkan parfum kesukaannya ke seluruh bagian bajunya, lalu menghirup aromanya dalam-dalam sambil tersenyum lebar.
Jaehyun segera berlari turun dari kamarnya saat menyadari jika ia sudah menghabiskan waktu sekitar empat puluh lima menit.
Begitu membuka pintu depan, tampak Yuta dan Ten yang berdiri dengan wajah mengantuk, mereka memandang Jaehyun tanpa minat.
"Eeyy kau tidak punya jam atau apa sih? Ini masih jam enam kau tahu!" Gerutu Yuta.
"Hngg benar itu, aku masih mengantuk sekali Jae saat Yuta menjemputku di rumah" Ten menyetujui.
"Hehehe kalian harus membantuku kali ini" Jaehyun tertawa.
"Membantu apa?" Tanya Yuta malas.
"Kau sendiri yang bilang Yut kalau kau akan membantuku dengan Taeyong"
"Jadi..jadi ini masalah Taeyong?" Tanya Yuta sambil menguap. Jaehyun mengangguk semangat.
"Pantas saja kau rapi begitu" celetuk Ten yang membuat Jaehyun tambah melebarkan senyumnya, dimple di kedua pipinya terlihat sangat jelas.
Jaehyun mengajak kedua temannya itu untuk menuju ke mobilnya yang terparkir di garasi. Keduanya langsung menganga lebar saat melihat garasi luas dan penuh mobil milik keluarga Jung.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If... ◽JaeYong
FanfictionBagaiman jika kita hidup hanya menjadi bayang-bayang orang lain? sangatlah tidak mengenakkan. Tapi itulah yang harus dihadapi seorang Jung Jaehyun, menjadi pengganti dari saudara kembarnya sendiri yang sedang terbaring koma di rumah sakit... John...