"Wow wow Jae, bagaimana caranya kita masuk ke sana?" Tanya Yuta sambil menarik ujung kemeja Jaehyun agar pemuda itu tidak terus melangkah maju ke depan dengan bodohnya.
Saat ini Jaehyun, Yuta dan Ten sedang berdiri di salah satu lorong rumah sakit universitas di Seoul. Jaehyun mengajak kedua temannya itu untuk menemaninya melihat bagaimana kondisi Johnny, ia belum pernah sekalipun datang ke rumah sakit ini, karena ayahnya juga sepertinya tidak akan mengijinkan Jaehyun melihat Johnny.
Yang menjadi halangan mereka saat ini adalah ruang rawat Johnny di ujung lorong sana ternyata dijaga ketat oleh empat orang berbaju serba hitam dan badan kekar, mereka pasti orang suruhan ayahnya.
"Lalu kita harus apa? Pulang ke rumah?" Tanya Jaehyun emosi.
Mereka bertiga sekarang saling berbisik sambil bersembunyi di balik dinding, membuat perawat dan beberapa pengunjung rumah sakit menatap mereka heran.
"Bagaimana kalau kita kesana dan malah dipukuli?" Tanya Ten khawatir.
"Kalian berdua tenanglah, biar aku yang berjalan duluan, kalau hal buruk terjadi kalian lari saja" jelas Jaehyun menenangkan kedua temannya.
"Kau gila? Aku bukan teman yang seperti itu, aku tidak akan meninggalkanmu" bantah Yuta. Jaehyun memutar bola mata malas.
"Yasudah kalau begitu ayo" tanpa berkata apa-apa lagi Jaehyun melangkah dengan pasti ke arah kamar Johnny yang ia ketahui dari daftar pasien di lobby rumah sakit radi. Yuta dan Ten dengan terpaksa mengikutinya dari belakang.
Keempat orang yang berjaga tadi begitu melihat Jaehyun dan temannya segera berdiri merapat dan memandang mereka bertiga tajam "kalian siapa?" Tanya salah satu penjaga itu dengan tegas dan garang. Ten yang ketakutan hanya bisa memegangi ujung kemeja pemuda Jepang yang berada di sampingnya itu.
"Aku keluarganya Johnny, biarkan aku masuk" kata Jaehyun tegas, walau jujur ia juga takut dengan penjaga yang tampak besar-besar ini.
"Tuan Jung melarang kami membiarkan siapapun masuk kecuali dokter dan perawat" balas penjaga itu tegas.
"Tapi aku keluarganya, anak dari Tuan Jung juga, aku saudara kembar Johnny" jelas Jaehyun masih keras kepala.
"Tuan Jung tid--"
"Biarkan dia masuk!" Sebuah suara lantang terdengar dari belakang mereka.
Jaehyun membalikkan badannya, dan menemukan ayahnya yang sedang berjalan mendekat dengan diapit oleh dua bodyguardnya seperti biasa.Yuta dan Ten benar-benar terkejut saat mendapati Tuan Jung yang berdiri di hadapan mereka. Keduanya langsung membungkukkan badan hormat.
"Kau masuklah Jae, tapi sebagai gantinya aku mau bicara dengan kedua temanmu ini" tegas Tuan Jung. Jaehyun langsung teringat kejadian dua hari yang lalu saat ayahnya sendiri itu sangat marah padanya saat tahu Yuta dan Ten mengetahui identitas aslinya hingga Jaehyun ditampar keras.
Jaehyun ragu awalnya, ia takut kedua temannya itu juga ikut jadi korban ayahnya, apa mereka akan dipukuli? Tapi Yuta meyakinkan Jaehyun dengan menganggukkan kepalanya dan membisikkan kalimat jika dia akan baik-baik saja. Ten juga begitu, ia mengusap pelan lengan Jaehyun untuk menenangkannya.
Akhirnya Jaehyun menyetujuinya, ia mengangguk pada ayahnya. Tuan Jung segera memberi kode kepada Yuta dan Ten untuk mengikutinya. Setelah ketiga orang itu berbelok di ujung lorong dan menghilang, Jaehyun kembali menghadap ke pintu ruang rawat Johnny, sekarang keempat penjaga tadi sudah menyingkir ke samping untuk membolehkannya lewat.
Pemuda Jung itu mengambil napas dalam dan membuangnya baru ia mendorong pintu di depannya hingga terbuka. Jaehyun masuk dan menutup pintu di belakangnya. Bau obat-obatan lebih menyengat di dalam kamar itu ketimbang dengan di luar. Suara bip bip teratur terdengar memenuhi ruangan, selain itu, hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If... ◽JaeYong
FanfictionBagaiman jika kita hidup hanya menjadi bayang-bayang orang lain? sangatlah tidak mengenakkan. Tapi itulah yang harus dihadapi seorang Jung Jaehyun, menjadi pengganti dari saudara kembarnya sendiri yang sedang terbaring koma di rumah sakit... John...